Mohon tunggu...
Ivana Agustina
Ivana Agustina Mohon Tunggu... Konsultan - Mahasiswa

human society

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Akhlak Tasawuf dalam Ibadah Puasa (Rahasia Puasa dan Syarat-syarat Batinnya)

28 Januari 2021   21:30 Diperbarui: 28 Januari 2021   21:37 1448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Puasa memiliki tiga tingkatan, yaitu puasa orang awam, orang khusus, dan orang yang paling khusus. Puasa orang awam adalah menahan perut dan kemaluan dari memperturutkan syahwatnya. Puasa orang khusus adalah menahan orang pendengaran, penglihatan, lisan, tangan, kaki, dan seluruh anggota badan dari berbagai dosa. Puasanya orang yang paling khusus adalah puasa hati dari berbagai ambisi yang hina dan pikiran-pikiran duniawi serta menahan hati dari segala sesuatu selain allah secara total. Puasa ini bisa batal karena memikirkan sesuatu selain allah, hari akhir, dan memikirkan dunia, kecuali dunia yang dimaksudkan untuk agama karena hal itu merupakan bekal untuk akhirat dan tidak lagi disebut dunia. Tingkatan ini merupakan tingkatan para nabi, shidikin, dan muqarrabin (orang-orang yang dekat kepada allah) puasa ini adalah menghadap sepenuh tekad kepad allah swt. Dan berpaling dari selainnya, semakna dengan firman allah,

            "katakanlah, allahlah yang menurunkannya), kemudian (sesudah kamu menyampaikan al-quran kepada mereka), biarkanlah mereka bermain-main dalam kesesatannya. "al-anam(6:91)

            Adapun puasa orang khusus, yaitu puasa orang-orang yang salih adalah menahan anggota badan dari berbagai dosa, puasa ini menjadi sempurna dengan enam perkara.

            Pertama, menundukkan pandangan, menahan pandangan kepada setiap hal tercela dan dibenci, juga setiap hal yang menggangu hati serta melalaikan dari mengingat allah. Rasulullah bersabda yang artinya,

            "pandangan adalah anak panah beracun diantara anak panah iblis, semoga allah melaknatnya. Barang siapa meninggalkannya karena takut kepada allah, maka ia telah diberikan oleh allah keimanan yang ia rasakan manisnya di dalam hatinya. "

            Kedua, menjaga lisan untuk tidak membicarakn hal-hal yang tidak karuan, dusta, ghibah, namimah (mengadu domba atau memfitnah), kekejian, perkataan, kasar, pertengkaran dan perdebatan, serta mengharuskan diam kepadanya dan menyibukkannya dengan dzikir kepada allah swt dan membaca al-quran. Inilah puasa lisan. Sufyan berkata, "ghibah merusak puasa."

Diriwayatkan oleh basyar bin al haris dari sufyan. Laits meriwayatkan dari mujahid,

"ada duua hal yang dapat merusak puasa, yaitu ghibah dan dusta."

            Ketiga, menahan pendengaran dari menyimak segala yang dibenci karena segala sesuatu yang haram diucapkan dan disimak. Oleh karena itu, allah tidak membedakan antara orang yang mendengarkan dan memakan barang haram.

"mereka itu adalah orang-orang yang suka mendengarkan berita bohong, banyak memakan yang haram." (al-maidah(5):45)

Jadi, mendiamkan ghibah adalah haram.

            Keempat, menahan anggota tubuh yang lain dari perbuatan doosa. Menahan kaki dan tangan dari berbagai perbuatan yang dibenci dan menahan perut dari memakan barang syubhat pada saat berbuka puasa. Tidak ada artinya berpuasa, yaitu menahan makanan dari  yang halal kemudian berbuka puasa dengan makanan haram. Orang yang berpuasa seperti iini bagaikan orang yang membangun sebuah istana dan menghancurkan satu kota. Makanan yang halal akan berbahaya karena dikonsumsi secara berlebihan, bukan lantaran jenisnya. Tujuan berpuasa adalah untuk menguranginya. Orang yang tidak mau mengonsumsi obat secara berlebihan karena takut bahayanya kemudian ia beralih meminum racun, maka ia adalah orang bodoh. Barang haram merupakan racun penghancur agama, sementara barag halal adalah obat yang bermanfaat jika dikonsumsi sedikit, tapi berbahaya jika terlalu banyak.

            Kelima, tidak memakan makanan yang halal secara berlebihan pada sat berbuka puasa hingga perutnya penuh. Tidak adatempat yang paling dibenci allah selain perut yang penuh dengan makanan halal. Bagaimana puasa itu bisa bermanfaat untuk menundukkan musuh allah dan mengalahkan syahwat apabila orang yang puasa apabila perut didorong sejak pagi hingga menjelang malam hingga syahwatnya bangkit dan keinginan menjadi kuat. Kemudian saat berbuka diberikan maca-macam makanan yang lezat hingga kenyang, maka kekuatannya menjadi berlipat ganda dan berontaklah syahwat yang lain yang semestinya diam dan tenang jika dibiarkan apa adanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun