Mohon tunggu...
ivan ferdizar
ivan ferdizar Mohon Tunggu... mahasiswa

content writer

Selanjutnya

Tutup

Nature

Perspektif Sosial Dalam Perubahan Iklim: Tantangan dan Peluang Untuk Transisi Energi

15 Oktober 2025   10:55 Diperbarui: 15 Oktober 2025   09:54 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perubahan iklim adalah salah satu tantangan terbesar yang dihadapi umat manusia pada abad ini. Ketika kita membicarakan perubahan iklim, seringkali kita berbicara tentang data dan angka kenaikan suhu global, peningkatan konsentrasi gas rumah kaca, dan dampak lingkungan lainnya. Namun, ada dimensi penting yang sering terlewatkan: dampak sosial dan ekonomi yang dirasakan oleh individu dan komunitas, yang mungkin tidak tercermin langsung dalam angka-angka tersebut. Artikel ini akan membahas perspektif sosial dalam perubahan iklim, serta pentingnya mendengarkan suara masyarakat dalam merancang transisi energi yang adil.

Angka Memberi Satu Cerita, Pengalaman Memberi Cerita Lain

Data dan angka memberikan gambaran yang jelas tentang bagaimana perubahan iklim mengancam planet ini. Suhu global yang semakin meningkat, es yang mencair di kutub, dan perubahan pola cuaca yang ekstrem menjadi bukti nyata dari krisis ini. Namun, seperti yang diungkapkan oleh Dustin Tingley dari Harvard Kennedy School, data kuantitatif ini hanya memberi sebagian dari cerita besar. Tingley menyoroti pentingnya mendengarkan perspektif manusia dalam memahami dampak perubahan iklim.

Sebagai contoh, meskipun kita mendengar banyak tentang transisi ke energi terbarukan dan dampaknya terhadap industri bahan bakar fosil, jarang kita mendengar tentang bagaimana transisi ini memengaruhi individu yang bekerja di industri tersebut, atau bagaimana komunitas lokal beradaptasi dengan perubahan tersebut. Tingley dan rekan-rekannya dalam bukunya Uncertain Futures: How to Unlock the Climate Impasse menyarankan agar kebijakan perubahan iklim tidak hanya berdasarkan angka-angka, tetapi juga mempertimbangkan cerita manusia di baliknya.

Dampak Sosial dan Ekonomi yang Terabaikan

Di banyak negara, terutama yang bergantung pada industri bahan bakar fosil, dampak sosial dan ekonomi dari transisi energi seringkali tidak dipertimbangkan secara penuh. Di Indonesia, misalnya, daerah yang bergantung pada tambang batu bara dan minyak bumi mungkin akan menghadapi tantangan besar dalam mempertahankan pekerjaan dan mendanai layanan publik lokal seperti pendidikan dan kesehatan. Komunitas-komunitas ini sering kali merasakan dampak langsung dari keputusan tingkat tinggi yang dibuat tanpa memperhitungkan kondisi mereka.

Tingley menyebutkan bahwa dalam banyak kasus, diskusi tentang transisi energi cenderung terfokus pada sektor ekonomi makro dan kebijakan nasional, tanpa melihat bagaimana keputusan-keputusan tersebut memengaruhi kehidupan sehari-hari masyarakat. Dampak ekonomi lokal yang terjadi—seperti kehilangan pekerjaan di sektor industri atau penurunan pendapatan daerah—sering kali terlewatkan, meskipun dampaknya bisa sangat besar.

Pentingnya Transisi Energi yang Inklusif

Transisi ke energi terbarukan memang penting untuk mengurangi emisi karbon dan memitigasi dampak perubahan iklim. Namun, untuk memastikan bahwa transisi ini berjalan dengan adil dan tidak menambah ketimpangan sosial, kita perlu merancang kebijakan yang tidak hanya fokus pada teknologi dan angka, tetapi juga pada kebutuhan masyarakat yang terdampak.

Salah satu langkah yang bisa diambil adalah memastikan bahwa pekerja dari sektor bahan bakar fosil memiliki akses ke pelatihan ulang dan kesempatan pekerjaan di sektor energi terbarukan. Program-program ini perlu dirancang dengan memperhatikan dampak sosial yang lebih luas, seperti peran komunitas lokal dalam merencanakan dan mengimplementasikan kebijakan perubahan iklim.

Selain itu, penting untuk melibatkan masyarakat dalam perencanaan kebijakan perubahan iklim. Pendekatan yang berbasis pada partisipasi ini akan membantu menciptakan kebijakan yang lebih responsif terhadap kebutuhan masyarakat lokal, serta memberikan rasa memiliki dan tanggung jawab bersama dalam menghadapi perubahan iklim.

Langkah-Langkah yang Dapat Diambil

  1. Edukasi dan Pelatihan Ulang untuk Pekerja
    Transisi energi membutuhkan perubahan besar dalam cara kita memproduksi dan mengonsumsi energi. Oleh karena itu, pekerja yang terlibat dalam industri bahan bakar fosil perlu diberikan pelatihan ulang agar mereka dapat beralih ke pekerjaan baru di sektor energi terbarukan. Hal ini tidak hanya mengurangi dampak ekonomi, tetapi juga menciptakan peluang ekonomi baru di sektor yang lebih berkelanjutan.

  2. Mendengarkan Suara Komunitas
    Kebijakan perubahan iklim harus memperhitungkan suara mereka yang paling terpengaruh, komunitas yang bergantung pada industri berbasis fosil. Dengan mendengarkan pengalaman mereka, kita bisa merancang kebijakan yang lebih inklusif dan adil.

  3. Mengintegrasikan Faktor Sosial dalam Kebijakan
    Perubahan iklim tidak hanya masalah lingkungan, tetapi juga masalah sosial. Kebijakan yang dirancang untuk mengatasi perubahan iklim perlu mempertimbangkan dampaknya terhadap masyarakat yang paling rentan, termasuk mereka yang bekerja di sektor-sektor yang akan terpengaruh oleh transisi energi dilansir dari OLE777

  4. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Nature Selengkapnya
    Lihat Nature Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun