Aku Memilih Ilmu Komunikasi Karena Itu Keinginanku

Namaku Nur Afif Anggraini, biasa dipanggil Afif, aku anak perempuan pertama dari dua bersaudara. Saat ini umurku 22 tahun. Kata teman-temanku nama Afif adalah sebutan nama laki-laki dan semua orang baru yang mengetahui namaku berpikir sama, jadi aku rasa aku harus menggabung sedikit nama dari nama akhirku yaitu Anggraini (Afifa), agar semua mengira aku perempuan. Sampai sekarang jika aku berkenalan dengan orang baru, aku selalu menyebut namaku Afifa.

Aku lulus Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) tahun 2018, saat ini aku sedang menempuh pendidikan Strata Satu (S1) di salah satu universitas swasta di Jawa Timur yang bernama Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), aku mengambil program studi (prodi) S1 Ilmu Komunikasi dan sekarang baru menginjak semester empat.  

Aku sempat berhenti sejenak atau biasa disebut Gap Year selama satu tahun, disamping saat itu ekonomiku yang kurang untuk mendaftar di kampusku saat ini, aku juga bingung prodi apa yang harus aku pilih nantinya. Jadi aku putuskan untuk mencari pekerjaan guna menambah biaya pendaftaran perkuliahanku dan juga memikirkan prodi apa yang akan aku ambil.

Selama satu tahun itu aku diterima bekerja di sebuah instansi kesehatan milik pemerintah dengan posisi sebagai Staff Front Office. Selama bekerja aku memiliki teman yang umurnya dua tahun diatasku dan juga tengah menempuh pendidikan di Umsida semester enam prodi Ilmu Komunikasi. 

Dari situ aku bertanya-tanya mengenai Ilmu Komunikasi seperti apa, awalnya aku berpikir jurusan itu hanyalah pelajaran bassic saja yang isinya hanya dipenuhi orang yang pintar bicara, banyak bicara dan pasti itu itu saja tentunya dengan peluang kerja tidak sebanyak lulusan pengadministrasian seperti Akuntansi, Administrasi Publik, Manajemen, dll. Namun ternyata, apa yang dikata temanku dengan pemikiranku sama sekali tidak tepat.

 "Ohya, aku mengambil kelas malam karena itu kelas karyawan yang artinya kalian bisa kuliah sambil bekerja."

Setelah aku mulai tertarik dan mencari tahu lebih dalam lagi di google,  aku pikir sepertinya aku mantap dengan prodi ini, dan memilih pilihanku karena aku berharap aku dapat meng-upgrade diri dan melihat ini juga sesuai dengan apa yang selama ini aku inginkan. 

Tentu saja, temanku juga merekomendasikan kampus swasta yang salah satunya memiliki prodi terbaik yaitu Ilmu Komunikasi, prodi yang sudah terakreditasi A adalah di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. Kampus yang hampir memiliki fasilitas penuh untuk prodi ini, dengan dosen-dosen yang keren, serta mahasiswa-mahasiswanya yang super asyik dan Ikom Mbois, Losdol Ga Rewel (tagline Prodi kami) menjadi sesuatu yang unik untuk penyemangat mahasiswa Ikom.

Memilih prodi Ikom (Ilmu Komunikasi) itu seru banget, asyik dan sedikit santai pun Ilmu Komunikasi tidak hanya memberikan metode belajar yang itu-itu saja, materi mencakup hampir semua aspek-aspek penting yang dapat kita terapkan pada kehidupan sehari-hari seperti bagaimana cara kita berinteraksi dengan seseorang, self-talk (berkomunikasi dengan diri sendiri), mengetahui personalitas seseorang, mengajarkan kita open minded, bisa menulis dengan benar, berkomunikasi dengan baik, dll.

Saat ini aku bangga dengan diriku yang mampu melewati semuanya, kuliah sambil kerja, mampu membiayai perkuliahanku sendiri, dan tentunya bersyukur kepada Allah SWT. Sedih, bahagia, senang, menangis akan aku lalui dengan tabah, gigih, doa penuh harap untuk mendapat gelar Sarjana Ilmu Komunikasi dan mengejar impianku serta membahagiakan kedua orang tuaku.

Semua jurusan pada bangku perkuliahan adalah yang terbaik, jika itu pilihan dan keinginan kalian sendiri.

Inilah ceritaku, thank you for your attention. See you! ^_^