Mohon tunggu...
Sisilia Ita
Sisilia Ita Mohon Tunggu... -

Cerita lengkap di www.sisilia-ita.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Menilik Belanda dalam Dua Hari

25 Mei 2014   14:12 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:08 672
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Belanda, walaupun saat ini saya berdomisili di negara Belgia sayangnya saya baru mengunjungi satu kota di Belanda yaitu Maastricht. Kadang memang karena alasan lokasinya yang dekat, membuat saya menunda-nunda mengunjungi Amsterdam dan kota-kota lain di Belanda. Akhirnya, setelah hampir tuntas masa studi saya di Belgia maka berangkatlah saya ke Belanda atas ajakan teman. Voila, ternyata saya sungguh menyesal tidak mengunjungi negara ini dari dulu. Alasannya hanya satu, negara ini cantik sekali!! Bagaimana cantiknya? Berikut ceritanya. Kota pertama yang saya kunjungi adalah Amsterdam, walaupun saya banyak dengar cerita "aneh-aneh" tentang kota ini tapi pada akhirnya pesona kanal, bangunan tua, dan ambiencenya membuat saya jatuh cinta. Begitu menjejakkan kaki di luar stasiun Amsterdam Center, suasana yang hidup langsung menyeruak dan mata langsung memandang kanal yang luas, bangunan yang indah, dan jejeran sepeda yang diparkir dengan rapi. Tidak ingin berlama-lama terbius suasana, kami langsung mendatangi tourist and information centre yang letaknya hanya berseberangan dengan stasiun. Dengan tiket terusan 1 hari seharga 13.5 euro, berangkatlah kami menuju dua tempat yang menjadi agenda wisata hari ini.

Amsterdam Central Station Zaanse Schan, tempat ini wajib dan wajib dan wajib dikunjungi karena tempat ini adalah desa miniatur (istilah saya) Belanda. Disini kami bisa melihat kincir angin, rumah-rumah tradisional Belanda yang disulap menjadi museum atau toko souvenir, dan tentu saja kanal. Walaupun perjalanan menuju tempat ini agak jauh, 30 menit dengan bus tapi pemandangan selama perjalanan tidak membuat kami bosan. Dari perjalanan ini saya bisa menyimpulkan, orang Belanda suka menghias rumah dan berkebun. Yap, karena rumah sekecil apapun pasti kami bisa melihat dekorasi atau bunga yang cantik menjadi penghiasnya. Itu kenapa negara ini punya taman tercantik di dunia, Keukenhof. Zaanse Schan Kincir Angin di Zaanse Schan Oke, kembali ke Zaanse Schan. Disini kami selain mengambil gambar (paling utama) tapi kami juga masuk ke beberapa toko souvenir, museum bakery, dan juga tempat pembuatan sepatu khas Belanda. Waktu itu, tempat ini ramai sekali karena banyak turis yang datang. Dan dikarenakan waktu yang singkat kami langsung berangkat menuju tempat kedua yaitu Volendam. Volendam, rasanya tempat ini sudah familiar di telinga turis yang akan datang ke Belanda. Benar saja, ketika sampai di lokasi suasananya padat merayap. Volendam adalah pelabuhan yang berdekatan dengan Edam, jadi tempat ini langsung berhadapan dengan laut!! Oke, agenda wajib ketika sampai disini katanya adalah makan ikan Herring. Makanan ini mudah sekali ditemui di sepanjang jalan, dengan harga beragam dari 2-3.5 euro per ekor kami bisa menikmati ikan Herring mentah khas Belanda. Hal lain yang harus dilakukan adalah foto studio dengan pakaian khas Belanda, tapi lebih baik dilakukan dengan grup karena kalau sendiri harganya mahal. Untuk pemburu oleh-oleh, Volendam adalah pusat souvenir yang murah. Saya sendiri menyesal sudah membeli oleh-oleh terlebih dahulu di Zaanse Schan, karena ternyata harga oleh-oleh di Volendam lebih murah. Kelar berjalan-jalan di Volendam yang cantik kami kembali ke Amsterdam untuk keliling kota. Volendam The Famous One, Herring Fish Volendam

Amsterdam, rasanya saya lupa menyebutkan bahwa di kota atau negara ini Marijuana dilegalkan, jadi ketika keliling kota bau 'ganja' bisa dirasakan dimana-mana. Dari sekian banyak yang saya sukai, hal ini yang membuat perjalanan wisata jadi tercemar, bau ganja itu tidak enak!! Tujuan pertama adalah Albert Cuypmarkt, ini adalah pasar yang terkenal di Amsterdam, banyak sekali yang dijual di tempat ini. Dan saya kesini karena ingin membeli..koper!! Memang aneh jauh-jauh ke Amsterdam untuk membeli koper, tapi memang karena Google memberi informasi kalau pasar ini menyediakan berbagai macam pilihan koper atau barang lainnya. Tujuan selanjutnya adalah Anne Frank House, dan kami hanya ingin mengambil gambar di depan museum tersebut. Tapi sayangnya apa yang dilihat tidak seperti yang dibayangkan. Bayangan kami rumah Anne Frank adalah rumah tua tipikal rumah jaman dulu, tapi ternyata rumah tersebut sudah disulap sehingga jadi bangunan modern. Saya sendiri membatalkan niat untuk mengambil gambar di depannya. Akhirnya, berfoto di depan kanal yang jadi pelipur lara. Oh iya, kanal-kanal di daerah sekitar Anne Frank House sangat cantik. Tidak rugi untuk mengambil gambar di daerah ini. Dan setelah Anne Frank House, kami melangkahkan kaki menuju Red Light District yang menjadi tujuan wisata juga di kota ini, aneh pun. Dengan rasa penasaran sekaligus was-was kami berjalan menuju kesana, dan ternyata etalase banyak yang belum dibuka!! Mungkin karena matahari masih bersinar (padahal saat itu jam 8 malam) jadi daerah ini belum 'ramai' dengan pertunjukan khasnya. Dan seperti itulah perjalanan hari pertama selesai. Landmark di depan Rijkmuseum Kanal di Depan Anne Frank House Madam Tussaud Museum

Hari kedua, Rotterdam dan Den Haag. Pagi hari dihabiskan untuk sebentar mengelilingi kota Rotterdam. Satu kata untuk kota ini, modern. Dari yang saya dengar, kota ini dulu dihancurkan total dan kemudian dibangun kembali dengan konsep yang baru. Makanya jarang sekali saya lihat tipikal bangunan Dutch jaman dulu, dari stasiun hingga kawasan pemukiman sangat sangat modern. Tapi, dengan mengunjungi kota ini tentu memberikan rasa baru dan perjalanan jadi tidak bosan. Sayangnya, kami tidak menghabiskan banyak waktu di Rotterdam karena kami ingin mengunjungi Den Haag. Rotterdam Central Station Pemandangan di Depan Rotterdam Station

Rotterdam Centrum Den Haag, tujuan pertama dan utama di kota ini adalah pantai. Yes, karena Den Haag letaknya di pinggir laut menghadap samudra Atlantik, maka kota ini punya pantai yang terkenal bernama Scheveningen. Memang terkenal karena selama perjalanan, tram yang kami tumpangi penuh sesak dengan pelancong yang sudah siap dengan perlengkapan berjemur. Dan benar, semua penumpang turun persis di halte yang berada tidak jauh dari pantai. Voila, begitu tiba hamparan pasir putih langsung menyapa walaupun saya ragu pantai pasir putihnya buatan atau tidak. Garis pantainya sendiri cukup panjang dan luas, sehingga siapapun bisa leluasa untuk bermain, berjemur, atau melakukan apa saja di pantai. Di sepanjang pantai juga banyak sekali restoran yang langsung mengingatkan saya akan Jimbaran. Walaupun cuaca panas dan terik, saya enggan bermain air, dan benar saja ternyata air lautnya super dingin. Saya sendiri baru dua kali melihat pantai di Eropa ini, satu di Barcelona dan di Scheveningen ini. Boleh dibilang Scheveningen memang lebih pas disebut pantai karena ada pasir putihnya, sedangkan Barcelona nampaknya lebih pas disebut pelabuhan. Namun begitu, tidak ada yang mengalahkan pantai di Indonesia, sebagus-bagusnya pantai Scheveningen ini jauh lebih indah pantai di Indonesia. Scheveningen

Yah begitulah cerita mengunjungi Belanda dalam 2 hari ini yang ditutup dengan leyeh-leyeh di pantai, dalam 2 hari 3 kota yang bisa dikunjungi. Negara yang besar, kota-kota yang cantik, membuat saya ingin kembali. Semoga ada kesempatan lain untuk menghabiskan waktu lebih lama di Belanda.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun