Pertama saya belajar meditasi dasar dari teman saya sepuluh tahun lalu.Â
Saya belajar meditasi makan, meditasi jalan, meditasi duduk, meditasi mandi, dan lainnya. Lamanya 10 menit. Saya mempraktikkan meditasi secara rutin sampai satu kali saya sadar penyakit lupa jarak pendek saya berkurang.
Meditasi dapat dipraktikkan oleh siapa pun dari kalangan agama apa pun. Artinya ketika seorang bermeditasi tidak mengindikasikan agama tertentu.
Ribuan tahun orang telah memanfaatkan beragam teknik meditasi untuk melampaui gelombang konstan dari pikiran, emosi, kecemasan, memori, menuju kesadaran diri yang murni.Â
Saat keadaan sadar di dalam diri meluas, di sanalah tempat lahirnya atau munculnya inspirasi, pencerahan, kreativitas. Itu adalah suatu kondisi perasaan diri yang penuh.
Rutin bermeditasi akan membuat tubuh relaks, tidak tergantung pada keinginan menggebu untuk mencapai satu kekuatan diri.
Ada meditasi sederhana yang menjadi favorit saya belakangan. Meditasi ini menggunakan teknik bernapas dan mengulang-ulang mantra kuna so hum.Â
So hum (dibaca so ham), dari bahasa Sanskrit berarti I am He/She. Filosofisnya, mengidentifikasi diri dengan keberadaan semesta.
So hum diucapkan saat menarik dan mengeluarkan napas. Itu menolong kita berfokus pada pernapasan. Kita bisa mengganti ucapan so hum dengan ucapan lain. Tidak masalah.
Ada empat pertanyaan untuk ditanyakan kepada diri saat meditasi.
Pertanyaan pertama, siapa saya/aku. Saya adalah kata biasa dan sering kita ucapkan. Misalnya, saya merasa lapar. Saya cinta kamu. Saya ingin berhasil. Saya ingin bahagia.Â