Mohon tunggu...
Iskandar Zulkarnain
Iskandar Zulkarnain Mohon Tunggu... Administrasi - Laki-laki, ayah seorang anak, S1 Tekhnik Sipil.

Penulis Buku ‘Jabal Rahmah Rendesvous Cinta nan Abadi’, 'Catatan kecil PNPM-MPd', 'Menapak Tilas Jejak Langkah Bung Karno di Ende', 'Sekedar Pengingat', 'Mandeh Aku Pulang' (Kumpulan Cerpen) dan 'Balada Cinta di Selat Adonara' (Kumpulan Cerpen). Ayah. Suami. Petualang. Coba berbagi pada sesama, pemilik blog http://www.iskandarzulkarnain.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Benteng Malborough, Satu Lagi Ikon Bengkulu

4 Desember 2011   15:00 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:50 590
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Normal 0 false false false MicrosoftInternetExplorer4 < ![endif]-->

Oleh-oleh lain setelah mengunjungi Bengkulu, selain rumah Soekarno dan Masjid jamik, adalah Benteng Malborough.

[caption id="attachment_153654" align="alignnone" width="476" caption="Papan nama Benteng Malborough di sisi depan Benteng"][/caption]

Jika kita menyusuri sisi pantai Panjang, pada ujung pantai, yang konon merupakan obyek pesiar pantai terpanjang di dunia, maka kita akan sampai pada lokasi benteng di pusat kota, yakni Jln Jendral Ahmad Yani, berbatasan dengan Perkampungan China, Banteng Marlborough (Inggris:Fort Marlborough) adalah benteng peninggalan Inggris di kota Bengkulu. Benteng ini didirikan oleh East India Company (EIC) tahun 1713-1719 di bawah pimpinan gubernur Joseph Callet sebagai benteng pertahanan Inggris. benteng yang konon merupakan benteng terkuat Inggris di wilayah Timur setelah benteng St. George di Madras, India. ini didirikan di atas bukit buatan, menghadap ke arah kota Bengkulu dan membelakangi samudera Hindia.

[caption id="attachment_153655" align="alignnone" width="476" caption="pintu utama menuju halaman dalam Benteng Malborough"][/caption]

Benteng Marlborough merupakan salah satu warisan sejarah panjang penjajahan Inggris di Bumi Andalas ini, lebih kurang 140 tahun (1685-1825) kolonialis Inggris berada di Bengkulu. Asal kata nama benteng Malborough ini menggunakan nama seorang bangsawan dan pahlawan Inggris, yaitu John Churchil, Duke of Marlborough. Benteng ini tergolong terbesar di kawasan Asia. Peninggalan sejarah ini memiliki daya tarik yang besar karena kelangkaannya.

[caption id="attachment_153656" align="alignnone" width="476" caption="Ramp menuju dinding sisi atas Benteng"][/caption]

Konstruksi bangunan benteng Marlborough ini memang sangat kental dengan corak arsitektur Inggris Abad ke-20 yang megah dan mapan. Bentuk keseluruhan komplek bangunan benteng yang menyerupai penampang tubuh ‘kura-kura’ sangat mengesankan kekuatan dan kemegahan. Detail-detail bangunan yang European Taste menanamkan kesan keberadaan bangsa yang besar dan berjaya pada masa itu.Desain tata ruang Benteng Marlborough mencerminkan keragaman aktivitas masyarakat. Kompleks bangunan ini 44.100,5 meter persegi, tetapi total bangunan dalam benteng hanya sekitar 20 persen. Bagian benteng selebihnya berfungsi sebagai ruang terbuka. Bangunan fisik Benteng Marlborough sangat kokoh, antara lain terbukti ketika gempa bumi berkekuatan 7,3 skala Richter meluluhlantakkan ribuan bangunan gedung dan permukiman Bengkulu tahun 2000 maupun gempa bumi dengan 7,9 skala Richter, benteng ini tak mengalami kerusakan berarti. Padahal, konstruksi benteng ini tidak menggunakan beton bertulang.

[caption id="attachment_153657" align="alignnone" width="476" caption="Meriam sisi belakang mengarah samudra Hindia"][/caption]

Pada tahun 1824 Inggris pun melepaskan wilayah Bengkulu ke tangan Belanda. Bengkulu ditukar dengan Singapura melalui Traktat London. Meskipun pada era tersebut Singapura masih berupa rawa-rawa, Raffles berhasil mengubahnya menjadi pelabuhan yang ramai.

[caption id="attachment_153658" align="alignnone" width="476" caption="Barak militer di sisi dalam Benteng"][/caption]

benteng Marlborough masih berfungsi sebagai benteng pertahanan hingga masa Hindia-Belanda tahun 1825-1942, masa Jepang tahun 1942-1945, dan pada perang kemerdekaan Indonesia. Sejak Jepang kalah hingga tahun 1948, benteng itu manjadi markas Polri. Namun, pada tahun 1949-1950, benteng Marlborough diduduki kembali oleh Belanda. Setelah Belanda pergi tahun 1950, benteng Marlborough menjadi markas TNI-AD. Hingga tahun 1977, benteng ini diserahkan kepada Depdikbud untuk dipugar dan dijadikan bangunan cagar budaya.

[caption id="attachment_153659" align="alignnone" width="476" caption="sisi belakang Benteng menghadap samudra Hindia"][/caption] [caption id="attachment_153662" align="alignnone" width="476" caption="Meriam yang menakutkan itu, kini hanya menjadi pajangan di halaman tengah Benteng Malborough"][/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun