Mohon tunggu...
Iskandar Zulkarnain
Iskandar Zulkarnain Mohon Tunggu... Administrasi - Laki-laki, ayah seorang anak, S1 Tekhnik Sipil.

Penulis Buku ‘Jabal Rahmah Rendesvous Cinta nan Abadi’, 'Catatan kecil PNPM-MPd', 'Menapak Tilas Jejak Langkah Bung Karno di Ende', 'Sekedar Pengingat', 'Mandeh Aku Pulang' (Kumpulan Cerpen) dan 'Balada Cinta di Selat Adonara' (Kumpulan Cerpen). Ayah. Suami. Petualang. Coba berbagi pada sesama, pemilik blog http://www.iskandarzulkarnain.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kitalah Pencipta Kejelekan Itu

26 Juni 2020   07:09 Diperbarui: 26 Juni 2020   07:33 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada pendapat umum yang berlaku. Orang jelek, akan berperilaku jelek. Lihat perampok itu? Bromocorah, Preman, dsbnya. Wajah mereka tidak bersahabat. Perilaku mereka, juga tidak bersahabat. 

Benarkah, mereka yang tercipta dengan wajah tidak bersahabat, memiliki sifat, juga tidak bersahabat?

Atau sebaliknya, justru streotype yang kita lekatkan pada mereka, yang membuat mereka tidak bersahabat.

Logika sederhananya begini.

Ketika seorang anak berwajah ganteng atau cantik. Maka, kita akan memperlakukan mereka dengan penuh kasih, lembut dan banyak permakluman akan sifatnya yang kurang baik. 

Akibatnya, reaksi pada sang anak, akan baik dan lembut, sebagai mana halnya  mereka juga diperlakukan. Mereka diperlakukan baik. Maka, mereka juga berprilaku baik. AKSI = REAKSI.

Hal sebaliknya, terjadi pada anak-anak dengan wajah tidak bersahabat. Kita memperlakukan mereka dengan tidak bersahabat, banyak mencela, tidak ramah, selalu menilai jelek apa yang mereka lakukan. Sama dengan analogi di atas, mereka yang diperlakukan tidak baik, akan bereaksi tidak baik pula. AKSI = REAKSI.

Analogi lain, saya ingat ketika SLTA dulu, ketika itu, saya membaca sebuah novel dengan judul FRANKEINSTEIN. Buku yang pertama kali terbit pada tahun 1818 ini, termasuk 1001 Books You Must Read Before You Die.

Diceritakan, bagaimana sang jenius Frankeinstein mampu menciptakan makhluk dengan kondisi kejiwaan yang sangat baik. Namun, memiliki tubuh besar dan wajah sungguh jelek dan menakutkan. Demikian jeleknya makhluk ciptaan Frankenstein ini. Bahkan, Frankenstein sendiri sebagai sang pencpta, takut melihatnya. Lalu, makhluk yang dianggap monster itu, ditolak disana-sini. Di mana-mana.

Seluruh upaya kebaikan yang dilakukan oleh sang makhluk ciptaan Frankeinstein, tertolak, hanya dikarenakan bentuknya yang menyerupai monster.

Lalu apa yang terjadi pada makhluk ciptaan Frankenstein ini selanjutnya? Makhluk ini tersingkir dari pergaulan sosial manusia, pribadinya mulai berubah, dia mulai menyerang manusia, berprilaku sebagaimana dia diperlakukan oleh manusia sekelilingnya.

Kemudian, sang makhluk, menemui Frankenstein agar diciptakan pasangan bagi dirinya, untuk menghilangkan sepi, dan berjanji akan pergi jauh ketempat yang tiada manusia.

Lihat, begitu dahsyat akibatnya. Ketika, kita menjudge manusia lain, hanya dengan berdasarkan pada penampilan fisik semata.

Bisa jadi, mereka yang kita sebut sebagai preman, perampok, penipu, pemerkosa dan lain-lain profesi jelek itu, hanya sebagai profesi "akibat".

Karena sesungguhnya, prilaku kita yang tidak bijaksanalah, sebagai sebab dari yang mereka lakukan.


Wallahu A'laam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun