Malam itu, 24 Juni 2016, Setelah selesai taraweh dan makan malam, teman saya, Bang  Isson Khaerul berpesan, kalau besok pagi, tolong diantarkan ke Stasiun Cilegon. Beliau ingin pulang ke Jakarta setelah kunjungannya, selama dua hari di Cilegon. Spontan saya bertanya, mengapa tidak dengan Bus saja. Setiap saat Bus jurusan Merak – Jakarta yang melewati Cilegon tersedia. Prosesnya, tentu lebih sederhana.
Sahabat saya menjawab, ada nuansa Kereta Api yang tidak dijumpai pada Bus Antar Kota. Sebagai penggemar Kereta Api, saya sependapat dengan sahabat saya itu, meski saya tidak bertanya, apa persisnya nuansa yang berbeda itu. Tentunya, untuk setiap orang, nuansa yang dimaksudkan akan berbeda.
Bagi saya, nuansa berbeda dalam berKereta Api antara lain, lokasi stasiun selalu dalam kota, view dalam perjalanan eksotis untuk dilihat, seperti sesaat setelah menikung tajam, lalu Kereta Api memasuki jembatan, sebagian rangkaian gerbong sudah berada diatas jembatan sementara sebagian lain belum masuk. Jika dilihat dari gerbong tiga atau dua gerbong terakhir, perpaduan gerbong Kereta Api yang menikung, Jembatan besi pada rangkaian Kereta Api dan beda elevasi antara rel Kereta Api dan sungai, menghasilkan kombinasi sebuah view yang sungguh eksotis. View lain ketika melewati areal persawahan yang hijau, sementara dilatar belakang ada pegunungan hijau yang menjaganya.

Kembali ke Stasiun Cilegon. Pagi itu, jam 6 pagi saya sudah ,meluncur pada titik yang telah kita sepakati bersama, Stasiun Cilegon.
Letak Stasiun Cilegon, berada di belakang Mesjid Agung Cilegon, sangat dekat, kurang lebih hanya sekitar 150 meter. Tepatnya di jalan Stasiun. Pada posisi +14 m dpl  –dari permukaan laut-, masuk dalam kelurahan Jombang Wetan, Kecamatan Jombang. Kota Cilegon. Stasiun yang telah berumur 130 tahun ini (mulai beroperasi pada 13 Maret 1887), tak banyak mengalami perubahan, paling tidak sejak tahun delapan puluhan lalu. Mengingat usia stasiun yang sudah tua dan bentuknya yang masih sama seperti ketika dibangun, maka stasiun termasuk dalam bangunan cagar budaya yang dilindungi oleh Undang-undang kepurbakalaan.

Stasiun Cilegon terdiri dari dua pembagian ruangan, ruangan pertama berupa ruang control perjalanan KA dan ruang Kepala Stasiun. Ruang kedua terdiri dari ruang loket penjualan tiket KA dan ruang Administrasi serta ruang tunggu penumpang.
Sementara disisi luar pada emplasment KA ada berjejer kursi sebagai ruang tambahan bagi calon penumpang yang menunggu KA.
Untuk penumpang KA Krakatau Express dapat naik dan turun di Stasiun Cilegon.
