Mohon tunggu...
Iswanto Junior
Iswanto Junior Mohon Tunggu... profesional -

penikmat kuliner, politik, budaya & misi kemanusiaan @iswanto_1980

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Apresiasi Pidato Terakhir SBY ...

15 Agustus 2014   21:32 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:27 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14080878541487039791

Dok Pribadi. (ketika bersama Presiden SBY tahun 2009)

Menyimak pidato Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) pagi tadi di gedung DPR mungkin sama dengan menyimak pidato beliau di forum-forum yang lain atau di konferensi pers yang sering dilakukan. Namun tadi pagi ada yang sedikit beda, disaat beliau akan mengakhiri pidatonya yang berisi pesan dan refleksi pribadi, ada jeda beberapa detik untuk beliau untuk menarik nafas dan dengan suara agak berat beliau melanjutkan. Tampak kesedihan mendalam dihati beliau, jelas sekali beliau menahan emosi dan perasaan yang tak bisa diungkapkan. Inilah pidato terakhir Presiden SBY di depan seluruh anggota DPR, DPD dan rakyat Indonesia dalam kapasitas beliau sebagai Presiden Republik Indonesia (RI). Ucapan terima kasih disampaikan oleh beberapa pemilik akun tokoh politik dan selebriti di media sosial sampai menjadi  trending di twitter dengan #Pak SBY.

Presiden SBY pun tak lupa menghaturkan rasa terima kasih yang mendalam kepada seluruh rakyat Indonesia serta permohonan maaf selama memimpin bangsa ini. Saya belum pernah melihat SBY seemosional ini menyampaikan pidatonya, diluar kunjungan beliau di daerah daerah kunjungan musibah bencana alam. Ada dua pesan pribadi beliau yang saya sempat menjadi catatan saya, yakni agar kita tetap menjaga semangat Pancasila dan kebhinekaan serta menjaga dan membuat sistem yang baik disemua lini. Pesan yang mendalam dari seorang pemimpin yang betul-betul merasakan suka dukanya memimpin Indonesia yang sangat plural.

Saya jadi teringat Buku beliau "Selalu Ada Pilihan" pada Bab II, pada salah satu sub judulnya di hal 137 "Musuh" menjadi sangat Banyak, disitu beliau menceritakan betapa beratnya menjalankan amanah dan harus tegas terhadap sahabat sahabatnya yang banyak mendekat demi kepentingan dan kemudahan proyek. Bahkan SBY dinilai terlalu strick dalam artian terlalu kaku, tidak fleksibel dalam kompromi urusan bisnis. Tentu saja hal ini diketahui oleh SBY sebagai bagian dari resiko menjadi seorang Presiden yang tentu saja akan mendapatkan banyak "musuh" yang tak terlihat.

Diakhir pidatonya, ada kalimat yang sangat menyentuh dan bisa menjadi suggesti buat Presiden yang akan datang, SBY mengatakan : " Tidak Semenitpun Saya Tergoda Langgar Sumpah Jabatan". Ditengah banyak kritikan dari lawan-lawan politik yang tidak menyuka gaya kepemimpinan SBY, setidaknya tak ada salahnya mengucapkan terima kasih atas capaian-capaian bangsa ini yang telah diraih di era kepemimpinan SBY. Program-program pro rakyat dibidang pendidikan, kesehatan dan sosial semoga bisa dilanjutkan oleh Presiden terpilih.

Saya dan teman teman pasti punya mimpi yang sama dengan SBY yakni memimpikan terbangunnya budaya politik yang luhur, dimana pemimpin Indonesia ke depan saling bahu membahu, bantu membantu dan saling mengingatkan demi masa depan Indonesia. Tugas SBY tidak berakhir sampai disini saja, beliau sudah bersedia meluangkan waktu dan pikirannya jika diminta oleh Presiden terpilih. Sekali lagi terima kasih buat Presiden SBY ... thanks for last ten years ..  (@iswanto_1980)

Djakarta, 15 Agustus 2014

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun