Mohon tunggu...
Muhammad Iswan
Muhammad Iswan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Islam Indonesia

apa yang kau lakukan sekarang adalah masa depanmu di masa lalu, dan apa yang kau lakukan di masa sekarang adalah pengantar menuju masa yang kelak kau sebut 'hari ini'.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Cara Didik Anak ala Orang Tua Cerdas

26 Februari 2024   03:53 Diperbarui: 26 Februari 2024   05:42 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Anak cerdas adalah impian setiap pasangan suami-istri. Anak yang cerdas dapat memberi kesejukan tersendiri bagi kedua orang tua. Tumbuh kembang anak akan terlihat seiring waktu dalam didikan kedua orang tua. Apabila orang tua menginginkan anak yang cerdas, tentunya orang tua juga harus memiliki kecerdasan dalam mendidik anak-anaknya. Bahkan , terdapat satu frasa filosofis untuk menggambarkan mengenai daya dukung orang tua cerdas dalam melahirkan anak-anak yang cerdas. 

"Didiklah anakmu sebelum lahir ke dunia". Frasa tersebut menghendaki bagi seseorang untuk mendidik anaknya sebelum lahir ke dunia. Mungkin diantara kalian (Pembaca) ada yang heran dan bertanya, bagaimana cara mendidik anak sebelum lahir? secara sederhana, frasa itu dapat dimaknai sebagai upaya untuk memilih pasangan yang akan menjadi partner dalam mendidik anak-anakmu kelak. Pilihlah pasangan yang bisa diandalkan sebagai partner dalam mendidik anak sebagaimana yang diidamkan. 

Jika mengidamkan anak yang cerdas, maka pilihlah pasangan yang juga memiliki kecerdasan. Kecerdasan yang ada pada pasangan akan menular ke anak apabila si anak, dalam hidupnya, selalu dipertontonkan dengan aktivitas yang dilakukan oleh orang tuanya yang cerdas. Sebab, setiap orang cerdas selalu memiliki kebiasaan yang ia lakukan dalam menjalani hari-harinya. Begitu juga dengan pasangan hidup yang kau pilih sebagai suami/istri.

Anak yang cerdas akan lahir dari keluarga yang meningkatkan hubungan harmonis dan berpendidikan dalam keluarga. Kecerdasan seorang anak di bidang ilmu pengetahuan tidak bisa diharapkan secara penuh pada institusi pendidikan formal. Peran orang tua sangat penting untuk menciptakan kebiasaan baik bagi seorang anak agar tumbuh menjadi anak yang cinta pada ilmu pengetahuan. 

"Madrasatul Ula" bagi seorang anak adalah rumah. Istilah ini menggambarkan mengenai kehadiran seorang individu baru ke dunia yang dididik oleh orang tua dalam sebuah keluarga. Oleh karena itu, sudah sepatutnya, kebiasaan baik ditanamkan kepada anak sejak usia dini. Jangan menunda menanamkan kebiasaan baik pada memori anak hingga ia cukup remaja dan dapat berpikir secara mandiri. Tanamkan kebiasaan itu sejak matanya mampu melihat berbagai fenomena yang ada dalam rumah tangga.

Orang tua cerdas memiliki cara tersendiri dalam mendidik anaknya. Orang tua cerdas pasti memahami orientasi yang dikehendaki bagi si anak, sehingga dengan pemahaman itu, ia tahu anaknya akan ia dididik seperti apa. Jika orang tua menginginkan anaknya tumbuh menjadi anak yang cinta pada ilmu pengetahuan dan menginginkan anaknya menjadi seorang yang memiliki pandangan yang luas, maka menanamkan kebiasaan membaca adalah langkah utama yang akan dilakukan.

Perbedaan orang tua cerdas dengan orang tua biasa yang memiliki keinginan yang sama, melahirkan anak yang suka membaca dan memiliki pandangan atau cara berpikir yang luas, dapat dilihat dari cara yang digunakan dalam mendidik sang anak. Sebagai contoh; Orang tua A mengharapkan anak yang dilahirkan dapat menjadi anak yang cerdas dan cinta pada ilmu pengetahuan. Orang tua B juga memiliki harapan yang sama dengan orang tua A. 

Jika orang tua A adalah orang tua yang cerdas, maka ia tidak akan menyuruh anaknya untuk membaca dan mencintai ilmu pengetahuan. Sedangkan bagi orang tua B sebagai orang tua yang biasa-biasa saja, justru akan menyuruh anaknya untuk terus membaca dan menyukai ilmu pengetahuan.

Terlihat bahwa tujuan kedua jenis orang tua tersebut, sama-sama menghendaki anak yang suka membaca dan mencintai ilmu pengetahuan. Namun, keduanya berbeda dalam metode. Orang tua cerdas tidak akan menyuruh anaknya, tapi mempertontonkan kebiasaan membaca dan cinta ilmu pengetahuan yang menjadi tontonan sang anak di rumah. Berbeda dengan orang tua jenis kedua, yang justru lebih menekankan kepada anak, tapi jarang memberi contoh. Orang tua jenis kedua (B) ini lebih terkesan memerintah. Padahal, tumbuh kembang anak menjadi orang yang suka membaca adalah hasil dari penanaman kebiasaan membaca yang tertanam di memori ingatannya ketika dalam kesehariannya ia melihat orang-orang di rumahnya membaca.

Setiap orang tua pasti memiliki keinginan dan harapan kepada anak-anaknya. Namun, harapan tersebut juga perlu direkayasa dalam metode atau cara yang digunakan pada saat mendidik sang anak. Biarkan anak itu tumbuh dan berkembang berdasarkan minat bakatnya serta berikan impuls atau sedikit rekayasa untuk menunjang tumbuh kembangnya. 

Orang tua yang baik akan menjadi fasilitator bagi tumbuh kembang anaknya. Sedangkan orang tua yang buruk akan memberikan perintah dan terus menuntut anaknya berdasarkan keinginannya kepada sang anak. Hal penting yang harus dipahami untuk dapat menjadi orang tua yang baik adalah kemampuan untuk memahami minat dan bakat yang dimiliki oleh anak. Ia juga tidak akan mudah membandingkan keberhasilan anak orang lain dengan anaknya sendiri, sebab ia tahu bahwa anak orang lain tersebut berprestasi pada bidang yang ia tekuni. Sedangkan anak dari orang tua cerdas tersebut masih dalam proses pengembangan diri dan kemampuan. Jika belum maksimal, orang tua cerdas akan merenung. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun