Mohon tunggu...
Muhammad Iswan
Muhammad Iswan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Islam Indonesia

apa yang kau lakukan sekarang adalah masa depanmu di masa lalu, dan apa yang kau lakukan di masa sekarang adalah pengantar menuju masa yang kelak kau sebut 'hari ini'.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Implementasi Islam Universal di Indonesia

28 Mei 2022   07:33 Diperbarui: 28 Mei 2022   07:40 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dewasa ini seringkali kita menyaksikan di televisi dan juga media-media yang lain terkait beragam kekerasan yang dinisbatkan kepada kelompok-kelompok Islam. gerakan kembali kepada kemurnian Islam akhirnya menjadi pilihan laris di kalangan umat muslim dunia, termasuk di Indonesia. Dalil yang mereka gaungkan adalah pemurnian ajaran Islam atau masuk ke dala Islam secara kaffah melalui tafsiran ayat surah Al-Baqarah ayat 208, yang berbunyi;

Artinya:

"Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu turuti langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh nyata bagimu."

            Indonesia sebagai sebuah negara yang kaya akan budaya serta suku yang tumbuh dalam masyarakatnya, merupakan sebuah ancaman besar bagi kelangsungan monopolitik yang hendak didirikan oleh kelompok ekstrimis Islam, begitu pun sebaliknya. 

Jadi, monopolitik yang dicanangkan dalam pergaulan politik umat muslim pada akhrinya akan merembet sampai kepada monokulturalisme sebagai efek jangka panjangnya. Tentu saja ini akan selalu bertentangan dengan multikulturalisme yang ada di tengah-tengah bangsa Indonesia.

            gerakan pemurnian ajaran Islam dapat ditemui pada beberapa organisasi Islam transnasional, seperti; Ikhwanul Muslimin, Hizbut Tahrir dan juga Wahabi. Ketiganya merupakan gerakan transnasional yang sudah cukup lama eksis di dunia Islam dan juga masyarakat dunia. Meskipun gerakan yang dibangun memiliki corak gerakan yang berbeda-beda, namun tujuan mereka satu, 

yaitu untuk memurnikan ajaran Islam serta menolak segala sesuatu yang berasal dari Barat. Hal ini juga sebagai bentuk penolakan terhadap kemampanan peradaban modern[1]. Termasuk modernisme yang didalamnya mengandung pluralisme yang dapat mengancam keragaman budaya dan tradisi di dunia, termasuk Indonesia.

 Pemahaman terkait Islam yang dibangun dan dipaksakan untuk didakwahkan kepada umat muslim yang lain merupakan suatu bentuk tindakan yang juga pada dasarnya melenceng dari ajaran Islam. sekalipun surah Al-Baqarah ayat 208 di atas ditafsirkan bahwa umat Muslim diperintahkan untuk masuk ke dalam Islam secara kaffah atau menyeluruh. Tapi dengan cara pemakasaan, bisa dipastikan bahwa metode yang digunakan pun tidaklah Islami. Akhrinya logika kita menangkap bahwa para pendakwah ini mengajak kita masuk ke dalam Islam secara menyeluruh padahal ia sendiri keluar dari koridor ke-Islaman.

 Islam adalah agama kedamaian, namun akan berubah pemaknaannya apabila orang-orang di dalamnya yang mengaku paling ber-Islam, justru mengambil langkah-langkah kekerasan untuk menyampaikan atau merealisasikan kehendaknya. Pada dasarnya, pemaksaan dalam Islam itu dilarang, apalagi untuk memaksakan suatu kehendak kepada pihak lain. 

Hal ini tampak dari sebuah ayat Al-Quran yang disampaikan kepada Nabi Muhammad saw. sebagai sebuah teguran bahwa beliau diutus untuk menyampaikan ajaran Islam dan tidak untuk memaksa orang lain mengikutinya. Lalu dari mana para agen garis keras ini memperoleh dalih untuk memberikan legitimasi terhadap apa yang mereka lakukan dengan menyalahkan bahkan mengkafirkan orang lain yang menolak atau tidak sejalan dengan pemahaman mereka.

 Tiga gerakan yang tersebut di atas (Hizbut Tahrir, Wahabi dan Ikhwanul Muslimin) merupakan gerakan yang cukup untuk mewakili gerakan garis keras Islam sebagai gerakan Islam transnasional yang besar dan tersebar secara luas. Ketiganya masuk ke Indonesia dengan sembunyi-sembunyi dan juga secara terang-terangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun