Mohon tunggu...
Dhila Fadilah
Dhila Fadilah Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tingkat Kejenuhan Teori vs Praktek

29 Mei 2017   20:06 Diperbarui: 29 Mei 2017   21:09 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Peserta didik merupakan sasaran utama pembelajaran. Pembelajaran disini berupa akademik maupun non akademik. Pembelajaran akademik lebih banyak paparan teori dari pada praktek, berbeda dengan non akademik. Teori dalam pembelajaran itu penting menurut bebrapa pendapat, akan tetapi ada beberapa pendapat bahwa terlalu banyak teori tanpa praktek sama saja dengan tidak dapat menggunakan teori itu dengan semaksimal mungkin.
Kejenuhan akan terjadi ketika siswa mendapatkan suasana yang tertekan dan mengharuskan ia selalu belajar, seperti saat akan menghadapi ujian atau ulangan yang mengharuskan ia mendapatkan nilai yang bagus, sehingga timbullah kecemasan. Kecemasan in terjadi karena siswa di tuntut untuk memnuhi standar atau patokan keberhasilan pada bidang studi tertentu yang dianggap terlalu tinggi serta siswa berapa ditengah” situasi kompetensi yang ketat dan menuntut kerja intelektual yang berat sehingga siswa mengalami kejenuhan belajar dan siswa kurang mengetahui hal apa yang harus di rubah dan di perbuat untuk menghilangkan kejenuhan tersebut.
Jika pembelajaran akademik dalam suatu lembaga maka ada kaitannya dengan kurikulum yang di gunakan. Munculnya kurikulum baru sebagai bentuk inovasi dari kurikulum sebelumnya membantu peserta didik dalam mengimbangkan teori dengan praktik pada suatu pembelajaran/materi tertentu.
Jika pembelajaran non akademik bagaimana peserta didik dapat memunculkan pada diri peserta didik atau mengembangkan dalam diri peserta didik tersebut. Di dalam instansi suatu lembaga pendidikan pasti adanya program yang mengembangkan dan menumbuhkan potensi non akademik siswa. Struktur sekolah biasanya membentuk program ini kepala sekolah bekerja sama dengan guru bk, wakil kepala kurikulum,wakil kepala kesiswaan bahkan dengan bebrapa instansi diluar lembaga itu. Banyaknya lembaga-lembaga di luar sekolah yang mana menumbuhkan dan mengembangkan potensi siwa dari segi non akademik. Dan pembelajaran non akademik ini di bilang seimbang antara teori dengan praktik,
Harapannya dengan adanya kurikulum yang berinovasi dapat mengispirasi dengan memberikan siswa dalam teori dan praktek. Sehingga harapan Bangsa untuk generasi muda lebih terwujudkan. Lebih membantu dalam mengembangkan dan menumbuhkan potensi siswa. Pada dasarya otak manusia itu tidak semua yang dapat menerima teori terlalu banyak. Lalu solusi yang di gunakan biasanya mengimbangi dengan praktek. Dengan praktek sangat membantu siswa dalam mengingat teori yang di sampaikan. Ingatan itu seperti yang telah saya paparkan di artikel sebelumnya.
Terima kasih, semoga bermanfaat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun