Mohon tunggu...
Isur Suryati
Isur Suryati Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah mental healing terbaik

Mengajar di SMPN 1 Sumedang, tertarik dengan dunia kepenulisan. Ibu dari tiga anak. Menerbitkan kumpulan cerita pendek berbahasa Sunda berjudul 'Mushap Beureum Ati' (Mushap Merah Hati) pada tahun 2021. Selalu bahagia, bugar dan berkelimpahan rejeki. Itulah motto rasa syukur saya setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Eksplorasi Konsep Modul 3.3 Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pada Murid

28 Februari 2024   16:15 Diperbarui: 28 Februari 2024   16:19 32029
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kutipan Hari Ini

Maksud pengajaran dan pendidikan yang berguna untuk perikehidupan bersama adalah memerdekakan manusia sebagai anggota persatuan (rakyat).

Ki Hadjar Dewantara

Tujuan Pembelajaran Khusus 

1. Mengonstruksi pemahaman CGP tentang kepemimpinan murid dan hubungannya dengan Profil Pelajar Pancasila melalui kegiatan membaca, diskusi, dan refleksi. 


2. CGP harus Fokus pada suara, pilihan, dan kepemilikan murid dalam konsep kepemimpinan.

3. Menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan kepemimpinan mereka. 

3. Pentingnya melibatkan komunitas untuk mendukung tumbuhnya kepemimpinan murid juga menjadi aspek utama yang dipelajari.

Pertanyaan Pemantik

1. Menurut Ibu/Bapak, siapakah seharusnya yang mengendalikan proses pembelajaran murid?

Jawaban

Menurut Saya, murid seharusnya mengendalikan proses pembelajaran untuk mewujudkan interaksi yang lebih aktif. Dalam kelas, seringkali siswa hanya mendengarkan guru, sehingga siswa perlu terlibat lebih aktif baik dengan guru maupun sesama siswa. 

Guru memiliki peran kunci sebagai informator, motivator, dan evaluator. Dalam pembelajaran berdiferensiasi, guru perlu menyesuaikan metode untuk memenuhi kebutuhan individual murid. 

Pendekatan berpusat pada murid memungkinkan pengembangan potensi sesuai kebutuhan, kemampuan, dan minat. Melibatkan murid dalam kegiatan sekolah dapat menciptakan budaya positif dan mendukung kepemimpinan murid serta kontribusi positif bagi masyarakat.

2. Menurut Ibu/Bapak, dalam hal apa dan sebagai apa murid dapat mengambil kendali dalam program/kegiatan pembelajaran sekolah?

Jawaban

Menurut saya sebagai guru, dalam berbagai program/kegiatan pembelajaran, murid dapat mengambil kendali dengan tanggung jawab pada diri sendiri dan mengikuti minat mereka dengan bimbingan guru. 

Ini melibatkan interaksi sosial yang positif dan bijaksana, baik di dalam maupun di luar sekolah, seperti kerja bakti, bakti sosial, dan kegiatan komunitas. 

Murid juga bisa mengelola program yang positif, seperti memahami konsep kepemimpinan murid, suara, pilihan, kepemilikan, dan menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan kepemimpinan. 

Melibatkan komunitas untuk mendukung tumbuhnya kepemimpinan murid juga menjadi fokus utama.

3. Bagaimana peran dan keterlibatan murid dalam program/kegiatan pembelajaran sekolah dapat memberikan kontribusi positif bagi lingkungan dan masyarakat?

Jawaban

Peran dan keterlibatan murid dalam program/kegiatan pembelajaran sekolah dapat memberikan dampak positif pada lingkungan dan masyarakat. 

Ini melibatkan pemahaman tentang kepemimpinan murid, Profil Pelajar Pancasila, suara, pilihan, dan kepemilikan dalam konsep kepemimpinan. 

Dukungan terhadap lingkungan yang mendukung tumbuhkembangnya kepemimpinan murid juga penting. Melibatkan komunitas menjadi kunci untuk mendukung tumbuhnya kepemimpinan murid. 

Terlibat dalam berbagai program seperti kerja bakti, bakti sosial, dan perkumpulan muda mudi, membentuk keterampilan sosial positif dan meningkatkan partisipasi dalam kegiatan komunitas.

4. Bagaimana kita dapat melibatkan komunitas dalam mendukung perkembangan kepemimpinan murid?

Jawaban

Untuk melibatkan komunitas dalam mendukung perkembangan kepemimpinan murid, dapat diambil beberapa langkah efektif. Pertama, melibatkan lintas komunitas seperti keluarga, masyarakat, dan lingkungan sekitar dalam proses pembelajaran murid, mendorong aspek suara, pilihan, dan kepemilikan.

Kedua, memanfaatkan konten, produk, dan informasi terkini dari komunitas untuk inkuiri murid, membutuhkan komunikasi efektif. Ketiga, mengidentifikasi komunitas pendukung kepemimpinan murid, seperti media massa, pemerintah, dan dunia usaha. Keempat, membangun suasana yang menghargai murid dan mendengarkan suara mereka saat berinteraksi dengan komunitas, menciptakan lingkungan belajar inklusif dan memberdayakan siswa untuk mengembangkan potensi kepemimpinan mereka.

1. Kepemimpinan Murid

Pentingnya Kepemimpinan Murid ditonjolkan dalam modul 1 dan 2, menekankan bahwa murid harus menjadi fokus utama dalam pengambilan keputusan di sekolah. 

Ki Hajar Dewantara mengajarkan konsep "menumbuhkan padi", mengingatkan pada perlunya membangun ekosistem yang mendukung pembelajaran murid agar sesuai dengan kodratnya. 

Dalam merancang program/kegiatan pembelajaran, perlu dipertimbangkan sejauh mana murid dapat terlibat dalam pengambilan keputusan. 

Modul menyoroti bahwa murid memiliki kemampuan untuk menjadi pengamat, penjelajah, dan penanya, yang dapat membangun pemahaman mereka sendiri melalui rasa ingin tahu, interaksi, dan pengalaman. Pentingnya refleksi terhadap perlakuan guru yang kadang membuat murid menjadi tidak berdaya juga disoroti.

Kepemimpinan Murid (Student Agency)

Dalam pengembangan Kepemimpinan Murid (Student Agency), kita perlu memberikan kesempatan bagi murid untuk mengelola pembelajaran mereka sendiri. 

Peran kita adalah mendampingi mereka sesuai dengan kodrat, mengurangi kontrol, dan memberi ruang agar mereka memiliki "agency" atau kapasitas untuk mempengaruhi jalannya peristiwa. 

Albert Bandura menyoroti empat sifat inti human agency: 

1. Intensi (Kesengajaan)

Intensi (Kesengajaan) dalam "agency" bukan hanya niat, tetapi juga mencakup rencana dan strategi untuk mewujudkannya. Orang yang memiliki agency mempertimbangkan keinginan pihak lain, mencari niatan bersama, dan mengelola kesaling-tergantungan rencana.

2. Visi (Pemikiran ke depan)

Pemikiran ke depan (forethought) bukan hanya rencana masa depan, melainkan juga menjadikan visi sebagai pemandu dan motivasi untuk tindakan saat ini. Ini menciptakan individu yang bersemangat dan bertujuan.

3. Aksi (Kereaktifan-diri)

Kereaktifan-diri (self-reactiveness) dalam "agency" bukan hanya perencana, melainkan juga pengendali diri. Setelah memiliki niat dan rencana, individu ini aktif mengkonstruksi tindakan, memotivasi, dan mengatur eksekusi tanpa menunggu.

4. Refleksi (Kereflektifan-diri). 

Kereflektifan-diri (self-reflectiveness) dalam "agency" menandakan kesadaran yang baik terhadap fungsi diri. Ini melibatkan refleksi terhadap efikasi, kecemerlangan, kebermaknaan upaya dalam mencapai tujuan, serta kemampuan metakognitif untuk memperbaiki diri jika diperlukan.

"Kepemimpinan murid" terwujud saat mereka mengarahkan pembelajaran, membuat pilihan, berpartisipasi, dan mengkomunikasikan pemahaman, mencerminkan kesadaran dan keterlibatan penuh dalam proses belajar mereka.

Kepemimpinan murid, menurut OECD (2019), berkaitan dengan pengembangan identitas dan rasa memiliki. Murid yang memiliki agency mengandalkan motivasi, harapan, efikasi diri, dan growth mindset untuk mencapai kesejahteraan lahir batin. 

Ini memungkinkan mereka bertindak dengan tujuan, berkembang di masyarakat, dan positif mempengaruhi kehidupan. Kepemimpinan murid berakar pada keyakinan bahwa mereka memiliki kemampuan untuk mempengaruhi diri dan dunia sekitar. Ketika murid bertindak aktif, membuat keputusan, dan bertanggung jawab terhadap pembelajaran, hubungan guru-murid menjadi kemitraan. 

Murid menunjukkan motivasi dan kemampuan menetapkan tujuan belajar sendiri, memperoleh keterampilan belajar sepanjang hidup. Kepemimpinan murid menciptakan hubungan dinamis, memungkinkan keterlibatan, tanggung jawab, rasa ingin tahu, inisiatif, dan kolaborasi.

2. Menumbuhkembangkan Kepemimpinan Murid

Mengembangkan kepemimpinan murid melibatkan memberikan mereka suara, pilihan, dan kepemilikan dalam pembelajaran mereka. Suara memberi mereka kesempatan untuk berbicara dan berkontribusi, pilihan memberi kebebasan untuk memilih jalur pembelajaran, dan kepemilikan memberi tanggung jawab atas proses belajar mereka sendiri. Ini memungkinkan mereka menjadi pemilik pembelajaran mereka.

1. Suara murid bukan sekadar ekspresi, tetapi juga pandangan dan gagasan yang membentuk keputusan kolektif. Memperhitungkan suara murid berarti memberdayakan mereka untuk memengaruhi perubahan, melalui partisipasi aktif dalam pembelajaran dan pengambilan keputusan. Guru dapat mempromosikan suara murid melalui mendengarkan, memberi kesempatan untuk memberikan umpan balik, dan melibatkan mereka dalam proses pembelajaran dan pengambilan keputusan di sekolah.

2. Pilihan adalah kebebasan bagi murid untuk memilih dalam ranah sosial, lingkungan, dan pembelajaran. Memberi pilihan mendukung keterlibatan, minat, dan otonomi murid. Guru dapat memberikan pilihan dengan membuka opsi, memperbolehkan mereka memilih peran, kelompok, tugas, serta cara mendemonstrasikan pemahaman mereka dalam pembelajaran.

3. Kepemilikan dalam pembelajaran mendorong tanggung jawab dan keterlibatan aktif murid. Guru menciptakan kondisi untuk mengembangkan rasa kepemilikan dengan memberi pilihan, menerima umpan balik, dan melibatkan mereka dalam proses pembelajaran serta penilaian diri. Ini menciptakan keterhubungan emosional dan investasi pribadi dalam belajar.

3. Kepemimpinan Murid dan Profil Pelajar Pancasila


a. Beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia

Kepemimpinan murid mendorong praktik nilai agama, beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia. Murid yang memimpin menunjukkan akhlak yang baik terhadap diri sendiri, sesama, negara, dan alam. Mereka menjadi independen dan mampu memimpin hidup dengan kebajikan universal seperti cinta kasih dan kejujuran.

b. Berkebhinekaan global

Membangun kepemimpinan pada murid melatih pandangan terbuka dan inklusif. Mereka memahami perbedaan, menghargai beragam perspektif, dan mampu beradaptasi di masyarakat multikultural. Keterampilan ini memungkinkan mereka menjadi pemecah masalah yang percaya diri dalam berbagai situasi global.

c. Gotong royong

Menggalakkan kepemimpinan murid melibatkan mereka dalam kerjasama dan interaksi sosial. Ini membentuk sikap gotong royong, di mana mereka berkontribusi dalam masyarakat dan siap membantu yang membutuhkan, kolaboratif untuk kesejahteraan bersama.

d. Mandiri

Mengembangkan kepemimpinan pada murid melatih kemandirian mereka dalam pembelajaran. Mereka mengatur diri sendiri, menetapkan tujuan, dan menunjukkan ketahanan serta adaptasi dalam situasi. Ini membentuk keyakinan diri untuk mengatasi tantangan.

e. Bernalar kritis

Membangun kepemimpinan pada murid memperkuat kemampuan berpikir kritis. Mereka membuat keputusan bertanggung jawab, merenungkan pembelajaran, dan belajar dari interaksi dengan komunitas. Hal ini membentuk keterampilan refleksi yang penting.

f. Kreatif

Mengembangkan kepemimpinan pada murid menghadirkan pengalaman belajar otentik yang memicu kreativitas. Mereka ditantang untuk mencari solusi inovatif dalam menyelesaikan masalah. Dorongan untuk bersuara membuka peluang bagi ide-ide kreatif tanpa takut akan risiko.

Contoh Program atau Kegiatan Sekolah

1. Setiap tahun, SMP Matahari mengadakan program "study wisata" untuk murid Kelas IX. Namun, kegiatan ini mulai terasa monoton. Pak Atap, guru Kelas IX, merasa perlu meningkatkan nilai pembelajaran. Bersama kepala sekolah, mereka membentuk Komite Studi Wisata Kelas 9 dengan perwakilan guru dan murid. Melalui diskusi dan riset, mereka memilih destinasi yang mendukung pembelajaran. Setelah persetujuan dari orang tua, komite mempersiapkan kegiatan dengan kolaborasi antara murid dan guru. Setelah pelaksanaan, komite melakukan refleksi untuk meningkatkan program di masa mendatang.

2. Dalam masa pandemi, Kepala Sekolah SMA, Pak Bahri, merasa prihatin karena kegiatan ekstrakurikuler harus dihentikan. Dia berinisiatif mengadakan pertemuan daring dengan anggota OSIS untuk mencari solusi. Dari diskusi tersebut, murid-murid memberikan gagasan untuk melanjutkan kegiatan ekstrakurikuler secara daring, dengan murid yang memiliki keahlian mengajar beberapa kegiatan. Setelah disepakati bersama, kegiatan ini dipromosikan dan mendapat respons positif dari murid-murid. Pak Bahri merasa bangga dengan kolaborasi yang tercipta.

Refleksi

1. Apakah jenis kegiatan atau program yang dideskripsikan tersebut (Apakah intrakurikuler, ko-kurikuler, atau ekstrakurikuler)?
2. Bagaimana guru mempertimbangkan 'suara', 'pilihan', dan 'kepemilikan' murid dalam setiap situasi untuk mendorong pertumbuhan kepemimpinan murid? Jelaskan.
3. Dalam setiap situasi yang digambarkan di atas, dimensi Profil Pelajar Pancasila apa yang dikembangkan? Tolong jelaskan.

Jawaban:

1. Program ekstrakurikuler jurnalistik dan aksara sunda dipilih untuk menumbuhkan kepemimpinan murid. 

2. Saya memperhitungkan "suara" murid dengan mendengarkan ide mereka, memberi "pilihan" melalui partisipasi dalam kegiatan, dan mendorong "kepemilikan" dengan melibatkan mereka dalam perencanaan dan pelaksanaan. 

3. Ini mengembangkan dimensi Kemandirian dan bernalar kritis serta kreatif dalam Profil Pelajar Pancasila, menekankan keterlibatan aktif, pengambilan keputusan, dan tanggung jawab dalam kegiatan ekstrakurikuler.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun