Seperti kata pepatah, buah yang busuk akan jatuh sendiri dari pohonnya. Begitu pun dengan orang yang berperilaku buruk terhadap kita, mencaci, menghina, memfitnah, nyinyir, julid, dan hipokrit. Biarkan saja, justru kita harus kasihan kepada mereka. Karena mereka itu sedang sakit, jiwanya dipenuhi amarah, rasa benci, dan destruktif.
Tanpa sadar apa yang sedang mereka lakukan adalah dalam tahap menghancurkan diri dan jiwa mereka sendiri. Tanpa kita harus membalasnya. Maka, ibarat buah yang busuk mereka akan jatuh dengan sendirinya.
Itulah, mengapa orang dengan keindahan jiwa akan tetap bersikap tenang, damai, dan penuh kesejukan.
Memaafkan dan berbuat baik kepada orang yang telah jahat kepada kita itu sungguh sangat sulit. Oleh karena itu, hanya orang yang memiliki beautiful soul saja yang bisa melakukannya.
Karena, saat kita memaafkan kesalahan orang lain. Maka, dalam ingatan kita akan tergambar dengan jelas, perbuatan buruk apa saja yang telah dilakukan mereka kepada kita. Sehingga, dengan ingatan tersebut kita akan merasa kesal dan jengkel. Akhirnya, bukan ingin memaafkan, tapi malah ingin membalasnya dengan hal serupa.
Apalagi, bila kita harus berbuat baik kepada orang yang pernah sangat jahat kepada kita. Jangankan untuk berbuat baik, bertemu di perempatan jalan pun rasanya kita enggan untuk melihat wajahnya.
Meski, sangat berat hal tersebut harus coba kita lakukan. Dengan tujuan agar kita menjadi manusia yang berakhlak baik Dimata Allah SWT., Selain itu, dengan menekan ego kita dalam-dalam untuk memaafkan dan berbuat baik kepada orang yang telah jahat kepada kita. Maka, perasaan tenang, damai, dan keindahan jiwa akan memancar dari diri kita.
Cara memaksimalkan beautiful soul dalam diri kita.
1. Tidak menunjukkan rasa tidak suka secara terang-terangan.
Orang dengan beautiful soul, masih manusia seperti kita. Secara alami mereka juga memiliki rasa benci, marah, iri, dendam, dan lain-lain. Tapi, mereka berusaha untuk menahan dan memfilter semua hal buruk tersebut, agar tidak tampak secara mencolok ke permukaan.
Hal itu, mereka lakukan karena orang dengan jiwa yang indah sadar betul bahwa rasa benci, iri, tidak suka, dan dendam hanyalah persoalan sudut pandang saja.