Mohon tunggu...
Isur Suryati
Isur Suryati Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah mental healing terbaik

Mengajar di SMPN 1 Sumedang, tertarik dengan dunia kepenulisan. Ibu dari tiga anak. Menerbitkan kumpulan cerita pendek berbahasa Sunda berjudul 'Mushap Beureum Ati' (Mushap Merah Hati) pada tahun 2021. Selalu bahagia, bugar dan berkelimpahan rejeki. Itulah motto rasa syukur saya setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Istimewanya Mi Instan Zaman Dulu, Satu Bungkus Disantap Sekeluarga

11 Agustus 2022   10:31 Diperbarui: 12 Agustus 2022   21:20 548
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi memasak mie |Dream.co.id

Sehingga terkadang ada rasa rindu, ingin mengulang kembali masa-masa indah itu. Masih terbayang, bagaimana Ibu menuangkan mi ke dalam piring yang terbuat dari seng. Saat itu, mangkuk plastik belum banyak dijual. Pertama, dituangkannya mi untuk Bapak, untuk dirinya sendiri, lalu berurutan, kakak, saya, dan terakhir si bungsu.

"Biar kenyang, tambahkan nasi, ya." Kata Ibu sambil menyenduk nasi dalam jumlah cukup banyak, dan menuangkannya ke dalam piring kami. 

Sensasi makan mi instant saat itu, tidak pernah saya rasakan lagi. Bahkan, dengan produk yang sama sekali pun. Saya berharap rasa mi instant akan kembali seperti senikmat dulu. Mungkin, salahsatunya dengan cara mengurangi konsumsinya, dan menjadikan ia sebagai makanan yang istimewa. (*)

#Mi Instan Naik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun