Mohon tunggu...
Isur Suryati
Isur Suryati Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah mental healing terbaik

Mengajar di SMPN 1 Sumedang, tertarik dengan dunia kepenulisan. Ibu dari tiga anak. Menerbitkan kumpulan cerita pendek berbahasa Sunda berjudul 'Mushap Beureum Ati' (Mushap Merah Hati) pada tahun 2021. Selalu bahagia, bugar dan berkelimpahan rejeki. Itulah motto rasa syukur saya setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Saya Selalu Sedia Minyak Ini di Rumah! Agar Tidak Dikit-Dikit Minum Obat

24 Mei 2022   09:25 Diperbarui: 24 Mei 2022   09:38 2584
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi tanaman obat | berandadesa.com

Bisa mengurangi risiko penyakit jantung, diabetes, sejenis kanker tertentu, obesitas, melancarkan pencernaan, dan lain-lain. Termasuk ke dalam pola makan nabati dalam hal ini adalah, kita memakan makanan secara utuh tanpa proses terlebih dahulu umpama dalam mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran yang dapat dilalap.

ilustrasi makanan sebagai obat | wowkeren.com
ilustrasi makanan sebagai obat | wowkeren.com

Penelitian lain membuktikan jika pola makan yang buruk menjadi sumber pengundang penyakit. Sebut saja makanan cepat saji, minuman manis, dan makanan dari biji-bijian olahan. Ketiga makanan ini diyakini sebagai pemicu utama penyakit jantung, diabetes, dan obesitas.

Sebuah studi DALY pada tahun 2017 tentang kematian dan penyakit di seluruh dunia menunjukkan bahwa dari 255 juta jiwa penduduk, 11 juta kematian diakibatkan oleh pola makan yang buruk, nah lho.

Setelah berumahtangga kebiasaan tidak suka minum obat tersebut ternyata menular kepada ketiga anak saya. Dari mulai sulung, tengah, hingga bungsu. Qodarullah, mereka tidak suka minum obat. Dan ternyata, sangat mengesalkan sekali, ya memiliki anak susah minum obat itu.

Kini, barulah saya tahu rasanya. Begitu mungkin perasaan ibu saya dulu. Tapi, hebatnya ibu dulu tidak pernah marah. Beliau selalu sabar, ikhtiar dengan segala cara mencari alternatif. Berbeda dengan saya, bawaannya emosi saja. Apalagi, anak-anak dalam usia 1-5 tahun sering sakit kan? saya sering stress menghadapinya.

Sudah ke dokter, bayar dan beli obat mahal-mahal. Eh, mubadzir, obatnya tidak ada yang diminum. Lalu, omelan pun meluncur dari mulut saya, "Kamu, kalau tidak mau minum obat! Mbok ya jangan sakit." Kalimat yang sebenarnya tidak pantas keluar dari mulut seorang ibu. Karena, siapa sih di dunia ini yang bercita-cita ingin sakit. Dengan berkata seperti itu, sama saja saya telah menyalahkan takdir. Naudzubillahi min dzalik.

Tanaman sebagai obat

Lalu, terinspirasi dari apa yang ibu lakukan saat saya kecil. Yaitu mencari alternatif obat dari bahan-bahan alami. Sedikit demi sedikit saya mulai belajar menanam Tanaman Obat Keluarga (TOGA) di dalam pot saja.

 Meskipun, hasilnya tidak terlalu bagus, tanamannya tumbuh biasa saja, bahkan cenderung tidak terawat. Tapi, lumayan lah saat anak sakit panas, perut kembung, dan pilek. Bawang merah, daun cocor bebek, daun sembung, dan daun jarak yang saya tanam ada gunanya juga. Memang, hasilnya tidak instant, ya. Tidak seperti obat kimia, sekali diminum akan ada efek yang terasa secara langsung, umpama demam akan turun dan sebagainya.

Tanaman obat atau medicinal plants menurut World Health Organization (WHO) didefinisikan sebagai tanaman yang dapat digunakan dengan tujuan untuk pengobatan dan sebagai bahan asli dalam pembuatan obat herbal.

ilustrasi tanaman obat | berandadesa.com
ilustrasi tanaman obat | berandadesa.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun