Mohon tunggu...
Isur Suryati
Isur Suryati Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah mental healing terbaik

Mengajar di SMPN 1 Sumedang, tertarik dengan dunia kepenulisan. Ibu dari tiga anak. Menerbitkan kumpulan cerita pendek berbahasa Sunda berjudul 'Mushap Beureum Ati' (Mushap Merah Hati) pada tahun 2021. Selalu bahagia, bugar dan berkelimpahan rejeki. Itulah motto rasa syukur saya setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Saya Selalu Sedia Minyak Ini di Rumah! Agar Tidak Dikit-Dikit Minum Obat

24 Mei 2022   09:25 Diperbarui: 24 Mei 2022   09:38 2584
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi tanaman obat | berandadesa.com

Dari sejak kecil dahulu, saya tidak suka minum obat. Bahkan, saking tidak suka dan tidak mau. Saat sakit dan mengharuskan minum obat. Ibu akan menjejalkan obat itu dengan paksa.

Lalu, saya pun meronta dan menangis kejer. Hanya satu obat yang bisa saya tolerir untuk masuk ke perut. Obat tersebut pavorit dan andalan saya untuk melawan penyakit kala itu. Nama obatnya adalah Bodrexin tablet.

Alhamdulillah, dengan ijin Allah SWT. dari mulai sakit gigi, panas demam, masuk angin, bahkan biduran dan gatal-gatal yang sebenarnya bukan indikasi dari obat tersebut. Saya selalu minta pada ibu, "Bodrexin saja!" Kebiasaan masa kecil tersebut terbawa hingga saya berusia remaja. Saat SMU saya sering mengalami anemia, mungkin karena sudah mulai mendapatkan menstruasi. Jadi, persediaan darah di tubuh saya drop.

Ketika anemia itu datang, biasanya memang bersamaan dengan tibanya datang bulan. Anemia saya lumayan parah. Karena, badan terasa lemas sekali, tidak ada tenaga, wajah pucat. Bahkan, saking lemahnya untuk mengangkat tangan saja, saya tidak mampu. Oleh karena itu, untuk mengurangi efek datang bulan tersebut.

Ibu biasanya akan membelikan sangobion, atau apalah obat yang berfungsi untuk menambah darah. Rasanya yang langu dan bau darah, tidak saya sukai. Membuat saya trauma akan obat itu.

Saya pun berkata pada ibu, "Bodrexin saja, Bu! pasti sembuh kok." Bila saya minta obat tersebut, ibu tidak akan menjawab. Beliau hanya geleng-geleng kepala dan suara 'ckckck' keluar dari mulutnya, lalu matanya yang bulat melotot tajam ke arah mata saya.

Makanan sebagai obat

Karena, saya susah minum obat. Akhirnya, ibu mencari alternatif lain untuk mengobati anemia saya. Ya, bagaimana pun dia sangat sayang pada anaknya. Apalagi, saya anak perempuan semata wayang. Beliau pun googling kepada tetangga, maklum saat itu Mbah Google belum tiba di daerah kami. Karena, listrik saja baru masuk pada tahun 1997. Apalagi Mbah Google hehe.

Akhirnya, didapatlah jurus jitu. Setiap makan, saya dianjurkan untuk makan daun singkong rebus dengan sambal terasi dan ikan asin. Alhamdulillah, enak sekali. Walau, ya bosan juga kalau setiap hari harus makan daun singkong. "Harusnya selain daun singkong, kamu juga harus sering makan sate. Tapi, berhubung Ibu tidak punya uang untuk membelinya, nanti kita buat satai siput atau keong saja untuk menaikkan darah kamu." Jelas ibu. "Iya, Bu! aku juga enek, makan daun singkong terus." Keluh saya.

Dilansir dari Tribunnews.com, apa-apa yang ibu saya lakukan itu, ternyata sudah sejalan dengan sebuah penelitian yang menunjukkan fakta bahwa mengkonsumsi makanan nabati berupa sayuran dan buah-buahan serta produk olahan rendah kalori akan meningkatkan kesehatan tubuh kita secara signifikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun