Mohon tunggu...
Isur Suryati
Isur Suryati Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah mental healing terbaik

Mengajar di SMPN 1 Sumedang, tertarik dengan dunia kepenulisan. Ibu dari tiga anak. Menerbitkan kumpulan cerita pendek berbahasa Sunda berjudul 'Mushap Beureum Ati' (Mushap Merah Hati) pada tahun 2021. Selalu bahagia, bugar dan berkelimpahan rejeki. Itulah motto rasa syukur saya setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Tradisi Pilihan

Tradisi Unik Masyarakat Sunda Menjelang Puasa, Masihkah Dilakukan?

31 Maret 2022   21:23 Diperbarui: 31 Maret 2022   21:27 1322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sudah saya sebutkan bahwa, saat mendengar beduk ditabuh dengan irama khas, menandai awal puasa. Maka, masyarakat akan berbondong-bondong menuju sungai dan pancuran untuk melakukan tradisi mandi dan keramas, atau mencuci rambut. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya menyucikan diri, dalam menyambut hari yang suci, yakni bulan Ramadhan.

pexels-rodnae-productions-7755663-2-6245b79995105151f7018f82.jpg
pexels-rodnae-productions-7755663-2-6245b79995105151f7018f82.jpg

ilustrasi mencuci rambut |Pexels.com/Rodnae Production

Keramasan dalam bahasa Sunda kuramasan artinya mencuci rambut, melambangkan sebagai pertaubatan, pembersihan diri dari segala dosa-dosa dan kekhilafan. Simbol menyucikan dan membersihkan diri, secara lahir dan bathin. 

Setelah itu, akan ada acara saling meminta maaf antara keluarga, tetangga, saudara, dan rekan-rekan. Agar sebelum puasa, kita telah berada dalam keadaan suci, hati dan pikiran bersih tanpa unek-unek dan rasa kesal dalam hati.

Itulah, beberapa tradisi unik menyambut puasa dalam masyarakat Sunda. Tentu saja, di daerah lain juga memiliki banyak tradisi unik ya, berkaitan dengan cara memulyakan datangnya bulan yang suci ini. Akhirnya, saya hanya bisa berdo'a, "Ya Alloh berkahilah kami di bulan Rojab dan syaban, dan sampaikanlah kami pada bulan Ramadhan." Semoga. (*)


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun