Mohon tunggu...
Isti  Yogiswandani
Isti Yogiswandani Mohon Tunggu... Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Freelancer, suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Sate Kambing Pak Pur: Mengapa Sangat Laris dan Mengidola?

25 September 2025   11:44 Diperbarui: 25 September 2025   20:47 904
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tongseng kambing Pak Pur(Dokumentasi pribadi: Isti Yogiswandani)

Sambil menunggu pesanan diantar, Aku mengamati sate yang sedang dibakar. Aromanya sungguh menggoda.

Setiap tusuk sate pasti ada 1 atau 2 potong gajih atau lemaknya. Ini rahasia kelezatan sate yang jarang orang tahu. Gajih atau lemak inilah yang membuat sate empuk, mois dan jusi. Di samping lemak yang meleleh bercampur kecap atau air gula yang dibakar akan menguarkan aroma khas sate dan karamel yang menggoda.

Pernah ada seorang teman yang komplain, meminta gajihnya diganti daging semua, tapi ditolak oleh penjual nya dengan alasan tusukan satenya sudah disetting begitu, tidak bisa diubah, membuat teman saya jengkel, karena sedang diet.

Mungkin penjual nya khawatir, daging yang dibakar jadi keras dan mengering jika tanpa lemak. Butuh menanggapi hal -hal seperti ini dengan bijak, agar sama-sama nyaman dan puas.

Tongseng kambing Pak Pur(Dokumentasi pribadi: Isti Yogiswandani)
Tongseng kambing Pak Pur(Dokumentasi pribadi: Isti Yogiswandani)

Tak lama pesanan tongseng, nasi dan minuman sudah disediakan di meja kami. Hemmm....tak sabar untuk mencicipi.

Tongseng ini mirip gule, tapi ada tambahan irisan kol atau kubis, kecap, tomat dan irisan cabe rawit. Cabe rawit nya dipisah sebagai pengganti sambal.

Kucicipi kuahnya. Rasanya gurih, enak, tapi agak flat meski ada sedikit tendangan lada. Aroma rempahnya tipis saja, tidak setebal gule atau kari yang dominan rempah.

Pada suapan daging yang pertama, kebetulan pas dapat potongan daging yang alot. Lama dikunyah masih tetap membal, akhirnya kutelan. Tapi entah karena potongan nya terlalu besar atau dagingnya yang masih alot, malah nyangkut di tenggorokan. Mataku sampai berakhir dan nafasku tersumbat. Beruntung aku terbatuk dan dagingnya terlempar, cepat-cepat kuambil dan kubungkus tisu untuk dibuang.

Tapi pada suapan selanjutnya, dagingnya relatif empuk meski masih ada sedikit perlawanan. Bahkan sampai suapan terakhir aman dan lezat. Alhamdulillah...

Saat membayar, untuk 2 porsi tongseng, 2 piring nasi putih, 1 gelas es jeruk dan 1 gelas teh hangat ternyata hanya habis 50 ribu. Murah, pikirku.

Kemungkinan sate kambing Pak Pur ini begitu laris dan banyak diidolakan para penggemar sate, karena:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun