Mohon tunggu...
Isti  Yogiswandani
Isti Yogiswandani Mohon Tunggu... Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Freelancer, suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengenal Motif Batik dari Sepasma 2025: Batik Tulis Candi yang Mriyayeni

5 Juli 2025   23:09 Diperbarui: 10 Juli 2025   17:44 1882
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Stand Batik Candi, Ekonomi kreatif dari desa Candi Mulyo, Dolopo, Madiun(Dokumentasi pribadi: Isti Yogiswandani)

Sampai sekarang Batik masih banyak diminati. Bahkan menurut penuturan Bu Lurah Ellya, setiap hari ada saja konsumen yang berminat membeli batiknya. Bahkan sudah ada yang memesan banyak untuk di gunakan sebagai seragam. Alhamdulillah. Berkah yang luar biasa. Desa Candi Mulyo bisa jadi rekomendasi Desa Wisata dengan kerajinan batik tulisnya sekaligus melestarikan warisan budaya nenek moyang. 

Batik juga merupakan warisan budaya Indonesia yang perlu dilestarikan, khususnya batik tulis. Untuk batik tulis ini, sudah semakin langka karena semakin jarang generasi muda yang bersedia menekuni kerajinan batik, khususnya batik tulis. Itulah sebabnya sangat sulit mencari orang yang bersedia menjadi perajin batik tulis.

Batik klasik (dokumentasi pribadi; Isti Yogiswandani)
Batik klasik (dokumentasi pribadi; Isti Yogiswandani)

Batik, lebih dari sekadar selembar kain bermotif, adalah mahakarya seni dan warisan budaya Indonesia yang telah diakui dunia. 

Batik pertama kali diperkenalkan kepada dunia internasional oleh Presiden Soeharto saat menghadiri konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa. Batik kemudian mendapat pengakuan dari UNESCO sebagai warisan budaya tak benda setelah melalui proses pengajuan yang dimulai pada tahun 2008(mijen.semarangkota.go.id)

Pada tanggal 2 Oktober 2009, UNESCO secara resmi menetapkan batik sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity), sebuah pengakuan yang menegaskan kedudukan batik sebagai identitas bangsa yang tak ternilai.

Indonesia mempunyai beberapa motif yang terkait dengan budaya setempat. Beberapa faktor yang mempengaruhi lahirnya motif-motif batik antara lain adalah letak geografis(bbkb.kemenperin.go.id)

Sejarah dan Filosofi di Balik Setiap Corak
Sejarah batik di Indonesia terentang panjang, diperkirakan telah ada sejak zaman Majapahit. Dari masa ke masa, teknik dan motif batik terus berkembang, menunjukkan kekayaan kreativitas nenek moyang kita. 

Batik bukan hanya tentang keindahan visual; setiap motif, garis, dan titik pada batik memiliki filosofi mendalam dan makna simbolis yang merefleksikan nilai-nilai kehidupan, harapan, atau bahkan peristiwa bersejarah.
Misalnya, motif Parang Rusak yang melambangkan ombak laut, mengandung makna tidak pernah menyerah. Motif Kawung yang menyerupai buah kolang-kaling, sering diartikan sebagai lambang kesucian dan keadilan(www.medcom.id)

Dilansir dari lib.ub.ac.id Keberagaman motif batik juga mencerminkan kekayaan budaya dari berbagai daerah di Indonesia.

Setiap daerah memiliki ciri khas batiknya sendiri, contohnya:

1. Batik Solo dan Yogyakarta

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun