Dalam perjalanan rumah tangga, keputusan mengenai kontrasepsi seringkali menjadi topik penting yang didiskusikan bersama. Selama ini, berbagai metode kontrasepsi lebih banyak ditawarkan dan digunakan oleh pihak perempuan.Padahal  pria juga memiliki pilihan kontrasepsi yang efektif dan permanen, yaitu vasektomi.Â
Vasektomi
Dikutip dari halodoc.com, Vasektomi adalah prosedur bedah kecil yang dilakukan untuk mencegah sperma bercampur dengan air mani. Proses ini melibatkan pemotongan dan pengikatan saluran vas deferens, yaitu saluran yang membawa sperma dari testis ke uretra
Prosedur ini umumnya aman, cepat, dan dapat dilakukan di klinik dokter dengan anestesi lokal. Pemulihan pasca-vasektomi pun relatif singkat, memungkinkan pria untuk kembali beraktivitas normal dalam beberapa hari.
Vasektomi masih jarang diminati sebagai pilihan kontrasepsi karena adanya dominasi lelaki terhadap istri sekaligus aroma patriarki yang masih kental mewarnai kehidupan suami istri di Indonesia, padahal ada banyak keuntungan jika vasektomi menjadi pilihan kontrasepsi.
Dikutip dari Alodokter.com, dari penelitian diketahui bahwa pria yang menjalani prosedur vasektomi tidak mempunyai perbedaan dalam kepuasan seksual dibandingkan dengan pria yang tidak menjalani vasektomi, bahkan dapat meningkatkan hasrat seksual, frekuensi hubungan seksual,sehingga keluarga lebih harmonis.
Dikutip dari kompas.com, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) RI Hasto Wardoyo menyatakan: Hari ini peran pria  (dalam KB) baru 3 persen, kita mau target 5 persen saja  masih tertatih-tatih.
Ada beberapa hal yang melatar belakangi vasektomi masih sepi peminat, yaitu :
1. Stigma dan Mitos yang Keliru:
-Ketakutan akan Impotensi dan Penurunan Libido
Banyak pria khawatir vasektomi akan menyebabkan disfungsi ereksi atau mengurangi gairah seksual.Â
Padahal, secara medis, vasektomi hanya memutus saluran sperma dan tidak memengaruhi produksi hormon testosteron atau kemampuan ereksi.Â
-Anggapan seperti dikebiri