Manfaat apa yang pembaca dan kompasianer rasakan dengan berpuasa sampai pada hari ke-13 ini?
Badan terasa lebih sehat?
Emosi semakin terkontrol? Lebih sabar? Lebih bijak menyikapi hidup?
Lebih hemat karena mengadopsi tren YONO?
Bisa mengadakan efisiensi anggaran rumah tangga? Eh...
Membaca berita di regional kompas.com saya terhenyak. Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) nonaktif Ngada, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Fajar Widyadharma Lukman, terlibat dugaan pencabulan tiga anak di bawah umur di Kota Kupang. Rekaman video pencabulan dijual ke situs porno di Australia.
Astaghfirullah. Berita apa pula ini. Sungguh sang terduga perlu diperiksa kesehatan mental nya.
Kesehatan mental adalah bagian dari kesehatan yang sangat penting diperhatikan. Kenapa di saat bulan ramadan sedang berlangsung, justru ada berita yang sungguh memprihatinkan dan membuat kita istighfar.
Momentum ramadan seharusnya menjadi refleksi, memperbaiki diri dan meningkatkan kesehatan mental.
Bersyukur sekali kita semua yang bisa mengambil manfaat dari momentum puasa ramadan.
Bulan Ramadan hanya datang sekali dalam setahun. Sudah selayaknya kita menyambut dan mengisinya dengan hal-hal bermanfaat yang mengarah pada self Growth, termasuk meng up grade kesehatan mental.
Bulan Ramadan bukan hanya tentang menahan lapar dan haus, tetapi juga tentang menahan diri dari segala bentuk keburukan dan hal-hal yang membatalkan puasa.
Momen ini menjadi kesempatan emas untuk merefleksikan diri, memperbaiki hubungan dengan sesama, dan meningkatkan kualitas kesehatan mental.
 Secara ilmiah, puasa terbukti memiliki dampak positif pada kesehatan mental. Saat berpuasa, tubuh mengalami proses detoksifikasi yang tidak hanya membersihkan racun fisik, tetapi juga racun mental.Â