"War takjil merupakan fenomena unik ditinjau dari beberapa aspek"(Dr Tjahja Muhandri, dosen IPB University)
Apa itu war takjil? Saya sempat ngakak saat mencoba membuat ilustrasi war takjil dengan meta AI yang keluar gambar para pejuang berseragam tentara yang sedang menikmati jajanan.
War takjil adalah keseruan kaum muslim berburu takjil berbuka di antara aneka takjil yang menggoda. Biasanya, menjelang waktu berbuka, sehabis ashar, bahkan sehabis dhuhur, banyak penjual takjil dadakan yang menggelar lapak.
Disebut "war" karena seolah-olah mereka sedang berebut mendapatkan takjil. Bahkan tidak terbatas kaum muslim, tapi pemeluk agama lainpun tidak ketinggalan ikut berebut makanan kecil yang ditawarkan. Bahkan digambarkan mereka rela memakai sarung dan kopiah agar terlihat seperti seorang muslim. Dan berkerudung untuk yang perempuan.
Ditinjau dari sisi positif war takjil ini mempunyai banyak manfaat yang bisa didapat, antara lain :
1. Memberi hiburan tersendiri bagi masyarakat saat menjelang berbuka puasa di bulan Ramadan.
2. Lebih banyak ragam takjil yang bisa dipilih, sebab biasanya banyak makanan unik dan menarik yang di hari biasa tidak bisa ditemukan, seperti takjil kesukaan saya, yaitu : lopis, klepon, apem,sengkulun, lemper, tiwul urap.
3. Menguntungkan pelaku UMKM karena dagangan nya lebih banyak terjual, sehingga rezeki lancar.
4. Merangsang kreativitas pedagang untuk menciptakan takjil yang unik jenisnya, menarik kemasannya, terjaga kehalalan dan kebersihannya, agar bisa bersaing dengan pedagang lain yang jumlahnya juga semakin banyak dan bermunculan di saat Ramadan tiba.
Apakah war takjil ini mempunyai kekurangan?
Seperti sisi mata uang, war takjil juga mempunyai sisi negatif. Apa itu?
Di saat tren YONO (You only need one) sedang diadopsi para gen Z, adanya war takjil tentunya akan menghilangkan tren YONO. Terkadang saat war takjil, kita jadi lapar mata dan membeli tidak sesuai kebutuhan, tapi berlebihan didorong keinginan mendapatkan yang terbaik dan terbanyak.