Mohon tunggu...
Isti Yogiswandani
Isti Yogiswandani Mohon Tunggu... Ibu rumah tangga - Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Peringkat 3 dari 4.718.154 kompasianer, tahun 2023. Suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Sederhana Saat Berbuka? Nggak Masalah!

23 Maret 2024   23:33 Diperbarui: 24 Maret 2024   04:27 1593
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hidup sederhana terencana, berbuka dengan nasi pecel (dokpri)

Puasa ramadan telah memasuki hari ke berapa? Apakah selama ini pembaca dan kompasianer telah merencanakan untuk berbuka dengan berwisata kuliner ke tempat-tempat yang diidam-idamkan? 

Atau sebaliknya malah menerapkan berbuka dengan hidup sederhana terencana?

Saya baru saja membaca status salah satu teman di Facebook yang berbuka dengan makanan enak di restoran -restoran yang cukup mewah. Tapi dilanjutkan dengan, kalau sahur tetap seadanya.

Sebenarnya, berbuka sesuai keinginan dengan berwisata kuliner sah-sah saja. Meski sebenarnya arti dari puasa itu sendiri artinya menahan.

Menahan dari hal yang sia-sia dan dilarang agama. Tapi menuruti keinginan saat berbuka, kembali mengerem saat sahur, mungkin suatu cara untuk menciptakan keseimbangan.

Bahkan mungkin cara ini merupakan implementasi dari hidup sederhana terencana. Tentunya jika apa yang kita lakukan itu diimbangi kesadaran dan kemampuan, sehingga tidak menggangu kesehatan finansial kita saat Ramadan.

Sayapun mungkin sebenarnya juga begitu. Merencanakan makanan berbuka sesuai keinginan, tapi tidak berlebihan dan tidak mengganggu stabilitas finansial.

Makanan sederhana yang saya sukai, biasanya merupakan makanan tradisional seperti :

1. Nasi Pecel

Entah kenapa, saat menikmati nasi pecel, meski lauknya cuma tempe, atau bahkan cuma rempeyek atau kerupuk puli, selalu terasa lezat. Mungkin karena sudah diniatkan untuk berbuka dengan hidup sederhana terencana, nasi pecel pun terasa nikmat.

Atau dasarnya memang saya suka, jadi lauk apa saja, tetap enak? Hehehe...

2. Rujak Petis

Berbuka dengan rujak petis. Implementasi hidup sederhana terencana, tapi tetap terasa nikmat (Dokumentasi Pribadi)
Berbuka dengan rujak petis. Implementasi hidup sederhana terencana, tapi tetap terasa nikmat (Dokumentasi Pribadi)

Rujak petis juga merupakan makanan kesukaan saya. Meski sederhana, kuliner ini terdiri dari bahan-bahan yang cukup lengkap kandungan gizinya.

Ada lontong sebagai sumber karbohidrat, tahu dan tempe sumber protein nabati, ditambah kikil protein hewani, sayuran yang kaya serat, ditambah kerupuk jadi terasa lebih nikmat.

Berbuka dengan rujak petis juga menarik meski kuliner ini sangat sederhana dan murah, sebab biasanya di desa kuliner ini hanya dibandrol 5-8 ribu rupiah.

Hidup sederhana terencana dapat dilakukan dengan tetap bisa menikmati makanan kesukaan yang lezat.

3. Gado-gado

Berbuka dengan Gado-gado. Implementasi hidup sederhana terencana, tapi tetap terasa nikmat. (Dokumentasi Pribadi)
Berbuka dengan Gado-gado. Implementasi hidup sederhana terencana, tapi tetap terasa nikmat. (Dokumentasi Pribadi)

Gado-gado merupakan makanan kesukaan saya juga. Kuliner ini masih bersaudara dengan pecel dan rujak petis. Berisi sayuran, tahu, tempe, telur rebus dengan bumbu kacang.

Makanan ini juga cukup lezat meski bahan-bahan nya sederhana. 

Berbuka dengan menu sederhana sebenarnya tak masalah asal tercukupi nilai gizinya.

Jika disyukuri semua terasa lezat dan nikmat. Jadi, bagaimana kalau harus menikmati menu sederhana saat berbuka?

Nggak masalah! Itu jawab saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun