Mohon tunggu...
Isti Yogiswandani
Isti Yogiswandani Mohon Tunggu... Ibu rumah tangga - Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Peringkat 3 dari 4.718.154 kompasianer, tahun 2023. Suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Tips Belanja di Bulan Ramadan, Agar Tidak Antre dan Berdesakan di Kasir

17 Maret 2024   09:51 Diperbarui: 17 Maret 2024   09:56 1887
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Belanja Bulan Ramadan, Antri dan Berdesakan di Kasir(dokpri)

Hari ini saya memutuskan belanja, karena stok persediaan bahan makanan sejak persiapan puasa mulai menipis.

Di pasar tradisional, pembeli biasa-biasa saja, tapi banyak lapak tutup. Sejak persiapan puasa, pasar ramai. Tapi ramadan hari pertama, pasar sepi karena tradisi megengan, di mana semua aktivitas berjualan berhenti.

Kini memasuki ramadan beberapa hari, pasar kembali ramai, apalagi di hari libur. Tapi ada juga lapak yang tetap tutup. Bahkan sejak persiapan puasa.

Setelah tanya sana sini, ternyata ada beberapa  lapak tutup karena penjualnya mudik sejak awal persiapan puasa. Biasanya mereka  adalah pedagang yang berasal dari luar kota, bahkan luar pulau. 

Tapi ada juga yang sepagi ini dagangannya sudah ludes, habis terjual. Ini karena pergeseran waktu belanja yang maju dari biasanya sebelum  persiapan puasa. Baik penjual yang sudah standby, maupun penjual yang sudah buka lapak sejak waktu sahur tiba.

Usai belanja di pasar tradisional, saya mampir ke toko grosir sembako. Ada beberapa barang yang harus saya beli. Tidak banyak, tapi cukup vital. Jadi harus tersedia.

Selesai belanja, saya menuju ke Kasir yang ternyata sudah penuh antrean dan berdesakan.

Tapi saya pilih Kasir yang agak sepi, hanya ada satu atau 2 orang. Kasir lain antrean sudah mengular sampai ke lorong tempat rak-rak belanja tersusun.

Satu orang belanjaan nya banyak banget(dokpri)
Satu orang belanjaan nya banyak banget(dokpri)

Hups!.. 

Saya taruh keranjang belanjaan. Ternyata saya salah pilih. Antrean sepi orang, tapi ternyata belanjaannya seabreg. Satu orang belanja banyak banget. 

Banyak keranjang belanjaan berjajar yang semua penuh barang diantrekan. Saya lupa, ini adalah tempat grosir, jadi sudah biasa kalau orang belanja kulakan di sini. Bisa semobil penuh. Eh...

Belanjaan saya relatif sedikit, tapi harus antre cukup lama, sementara di rumah banyak yang harus dikerjakan.

Apakah belanjaan saya kembalikan saja?

Seperti nya itu bukan pilihan bijak. Jadi saya tunggu saja.

Ahay....! Saya punya ide!

 Beruntung di era serba digital seperti ini. Antrepun bisa disiasati. Kuambil gawai, dan mulai memotret momen menarik dalam antrean.

Yuhuu...bisa membuat draft tulisan juga nih. Tentunya antrean menjadi menarik dan tidak membosankan. Bahkan waktu jadi berlalu begitu cepat, sementara di gawai tersimpan draft artikel.

Hohoho...nikmat mana lagi yang Kaudustakan?

Antrean di kasir sebelah sudah mengular(dokpri)
Antrean di kasir sebelah sudah mengular(dokpri)

Iseng saya mulai memotret antrean di Kasir sebelah. Terus sebelahnya lagi. Lagi dan lagi...lagi...lagi! Eh...

Asyik jeprat jepret. Apa klik sana sini? 

Beberapa foto sudah tersimpan di gawai. Tapi antrean masih belum selesai.

Oke, edit foto dulu biar pas untuk ilustrasi.

Antrean di kasir sebelah, mengular sampai ke lorong rak belanjaan (dokpri)
Antrean di kasir sebelah, mengular sampai ke lorong rak belanjaan (dokpri)

Foto-foto sudah mengalami pengeditan. Saatnya mengolah draft. Cieee....sok prosedural banget. Padahal juga cuma liputan receh kondisi sekitar penulis.

Yah, sesekali sok-sok an. Padahal aslinya semau gue. Males banget nulis yang formal. Mengekang jiwa jurnalisme warga yang bebas merdeka.

Artikel baru selesai separuh, giliran sudah tiba. Ya...ya..ya! Nggak kerasa kan kalau antre disambi menulis. Hihihi ..

Lanjutin nanti di rumah, tak masalah.

Para Kasir yang suntuk dan sibuk(dokpri)
Para Kasir yang suntuk dan sibuk(dokpri)

Tuh kan, belanjaan saya hanya butuh proses beberapa menit. Selesai bayar siap langsung pulang. Sepertinya belanjaan sudah lengkap.

 Saatnya kembali berkutat dengan pekerjaan ala emak-emak. Sementara sudah separuh artikel tersimpan di gawai untuk mengisi artikel ramadan sehari-hari di Kompasiana.

Selamat menikmati tulisan antrean ya. Hihihi ..

Siapa bilang belanja hanya menghabiskan waktu?

Eh, iya. Sampai lupa mau berbagi tips belanja di bulan ramadan biar cepat, lancar, bermanfaat.

Silakan disimak tipsnya 

1. Jika antrean panjang, ambil keranjang dan ambil belanja sedikit, taruh keranjang di antrean, lanjut belanja. 

Biarkan keranjang yang antre, kita lanjutin belanja. Hihihi ..

2. Belanja lah di waktu sepi pembeli, seperti waktu habis dhuhur saat orang masih asyik tidur siang. Biasanya agak sepi, atau malah sepi banget, jadi proses belanja lancar, dan tidak ada drama antre di kasir.

3. Jika terpaksa antre, manfaatkan antre di kasir seperti saya dengan mencari bahan konten, membuat artikel, atau jika tidak merasa terganggu bisa buka Al-Qur'an melalui gawai untuk disimak.

Sementara itu dulu tips berbelanja dari saya.

Semoga bermanfaat.

Salam...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun