Mohon tunggu...
Isti Yogiswandani
Isti Yogiswandani Mohon Tunggu... Ibu rumah tangga - Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Peringkat 3 dari 4.718.154 kompasianer, tahun 2023. Suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Yuk Intip Wisata Sawah Klasik yang Antik dan Vintage

10 Februari 2024   09:33 Diperbarui: 10 Februari 2024   09:35 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu ruang Musium sawah Klasik, di desa Kepet, dagangan Madiun (dokpri)

Mesinjahit kuno yang digerakkan dengan tangan atau dionthel (dokpri)
Mesinjahit kuno yang digerakkan dengan tangan atau dionthel (dokpri)

Itu rumah blink blink dan 3 dimensi, Bu. Mbak Indah menjelaskan padaku. Masuk ke dalam ruangan yang heboh penuh cahaya gemerlap.

"Ini lorong, Mbak?" Tanyaku sambil masuk menyeruduk. 'Eh...itu kaca Bu!"
"Duarrr....! Enggak lah! Kamu pasti berharap begitu, kan? Aku nabrak kaca saat menyeruduk masuk.
Sama sekali tidak. Aku sudah berpengalaman dan waspada. Seperti mewaspadai dirimu yang mengkhianatiku. Eh...
Sudah berpengalaman, pernah keluar dari rumah hantu dan nabrak-nabrak kaca waktu di Jatim park. Hahaha..

Di ruang tiga dimensi yang dikelilingi kaca. Awas nabrak ya, hehehe (dokpri)
Di ruang tiga dimensi yang dikelilingi kaca. Awas nabrak ya, hehehe (dokpri)
Terakhir, Mbak Indah membawa saya ke ruangan yang didesain seperti dapur rumah tempo Doeloe.

Nah, kali ini berhubungan dengan namanya. Sawah Klasik.

 Di ruangan ini didesain seperti dapur tempo  Doeloe. Di pojok ada sepeda kumbang, alu, lesung,  padi dan jagung yang digantung.

Ini Bu, baju luriknya. Mbak Indah menawari kostum tradisional biar matching sama suasananya.

"Walah, apa cukup Mbak. Kalau kebaya biasanya singset dan span!"
"Ada yang XL kok,Bu!"
"Ya sudah, saya pakai saja, tidak perlu dikancingkan.
Sebentar ya, Mbak. Saya action dulu. Mau nutu.
'Tahu nutu nggak?" 

Nutu, atau menumbuk padi (dokpri)
Nutu, atau menumbuk padi (dokpri)

 Nutu itu menumbuk padi. Pura-pura saja sih, sesuatu yang sebenarnya tidak kusukai. Pencitraan. Itu sesuatu yang menjajah bagiku. Tidak seperti kamu yang pandai berpura-pura dan bersandiwara. Eaaa...Eh!

Selesai mengunjungi setiap ruang, saya dan Mbak Indah kembali turun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun