Mohon tunggu...
Isti Yogiswandani
Isti Yogiswandani Mohon Tunggu... Ibu rumah tangga - Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Peringkat 3 dari 4.718.154 kompasianer, tahun 2023. Suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Mengenal Kereta Cepat Shinkansen di PSC Kota Madiun

13 Maret 2023   13:27 Diperbarui: 13 Maret 2023   13:34 3213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kereta cepat Shinkansen di PSC (dokpri) 

Kereta Cepat Shinkansen?

 Bukankah itu adanya di Jepang

Kenapa bisa sampai di Pahlawan Street Center (PSC)Kota Madiun

Coba dilihat foto ilustrasinya. Betul ada kan? 

Ya, betul. Kereta api cepat dengan kecepatan awalnya 210 km/jam itu sudah ada di Taman Wisata PSC. 

Shinkansen adalah kereta cepat yang beroperasi terutama di Jepang, dan pertama dikenal pada tahun 1963.

Kereta api cepat Shinkansen di Pahlawan Street Centre (dokpri) 
Kereta api cepat Shinkansen di Pahlawan Street Centre (dokpri) 

 Di awalnya, Shinkansen berkecepatan kecepatan 210 km/jam dengan komponen kendali traksi pengubah sadap yang dibantu dengan transformator, diode dan motor arus searah  (Wikipedia). 

Shinkansen melaju dengan sistem sinyal yang disebut “ATC”, sistem Kontrol Kereta Otomatis.

Keramaian pengunjung di PSC. Dari kejauhan terlihat kereta Shinkansen (dokpri) 
Keramaian pengunjung di PSC. Dari kejauhan terlihat kereta Shinkansen (dokpri) 

 Kecepatan yang diizinkan langsung ditampilkan di monitor di depan pengemudi, dengan angka hijau dalam lingkaran. 

Bodi kereta itu diletakkan di dekat area patung singa yang sudah lebih dulu dibangun dan viral. 

Meski tidak dioperasikan selayaknya kereta, tapi keberadaan kereta Shinkansen ini juga menyedot perhatian sebagian besar pengunjung. 

Kereta cepat Shinkansen (dokpri) 
Kereta cepat Shinkansen (dokpri) 

Keberadaan Shinkansen ini untuk melengkapi beberapa ikon negara yang dibangun miniaturnya di PSC. 

Pembangunan ikon negara lain ini ditujukan untuk tujuan edukasi dan wisata. 

Sebelumnya, telah ada patung merlion yang merupakan ikon negara Singapura, kabah (Arab), Miniatur menara Eiffel (Perancis) dan rumah Eropa. 

Sedang tak jauh dari Shinkansen, ada grup musik kolintang dan seorang biduan yang asyik menghibur pengunjung. Ini tentu saja budaya negeri kita sendiri yang harus dilestarikan. 

Di depannya diletakkan toples bening untuk memberi wadah bagi pengunjung yang ingin nyawer. 

Pak walikota memberi ruang pada grup musik dan penyanyinya untuk mendapatkan penghasilan tambahan. 

Saat itu, minggu sore menjelang malam, pengunjung PSC cukup sesak. Harus saling bergantian jika ingin berpose di sekitar patung singa yang saat itu deras memuntahkan air. 

Cahaya lampu yang berpendar dan keramaian pengunjung memberikan sentuhan estetis tersendiri. 

Awalnya, ruang publik terbuka sekaligus tempat wisata gratis ini sempat disebut sumber wangi, atau sumber umis. 

Tapi kini, prasasti resmi yang menunjukkan nama Pahlawan Street Centre sudah diresmikan dan ditanda tangani walikota Maidi, yaitu Pahlawan Street Center(PSC) 

Prasasti PSC di jalan Pahlawan Kota Madiun (dokpri) 
Prasasti PSC di jalan Pahlawan Kota Madiun (dokpri) 

Kawasan ruang publik dan tempat wisata ini memang berlokasi di jalan Pahlawan kota Madiun

Di jalan Pahlawan ini juga berlokasi kantor walikota, pusat perbelanjaan, dan gedung penting lainnya. 

Di kawasan ini juga disediakan zebra cross sehingga pengunjung bisa menyeberang ke sisi barat, tempat miniatur kabah dan menara Eiffel berada. Juga rumah eropa. 

Zebta cross di PSC kota Madiun (dokpri) 
Zebta cross di PSC kota Madiun (dokpri) 
Kloneng... Kloneng.. Kloneng.. Saat lampu menyala merah, pengunjung bebas menyeberang ke miniatur kabah dan menara Eiffel. 

Lampu merah ini diikuti bunyi alarm mirip saat kereta mau lewat, sehingga bisa didengar oleh orang yang tidak bisa melihat. 

Senja yang semakin remang mengantarkan hari ke peraduan malam. 

Suara adzan maghrib membuat sebagian besar pengunjung bergegas menuju masjid yang tak jauh dari lokasi. 

Sekitar 100 meter, ada masjid kominfo yang bisa diakses gratis kamar mandi dan toiletnya. 

Tersedia juga mukena, tempat wudhu dan sholat yang terpisah antara laki-laki dan wanita. 

Selesai shalat maghrib, Jalan-jalan dan mengeksplor kawasan PSC bisa berlanjut. 

Gazebo, bangku-bangku taman dan tempat duduk yang disediakan di tepi jalan begitu melimpah. 

Hal ini membuat semua pengunjung bisa bebas dan nyaman memilih tempat duduk saat capek berkeliling. 

Tempat duduk yang disediakan sangat banyak, jadi tidak khawatir tidak kebagian meski pengunjung melimpah (dokpri) 
Tempat duduk yang disediakan sangat banyak, jadi tidak khawatir tidak kebagian meski pengunjung melimpah (dokpri) 

Pada saat malam minggu sampai hari minggu, jalan Pahlawan bisa macet karena banyaknya pengunjung dan mobil dari luar kota yang masuk. 

Itu saya tahu karena pernah lewat saat malam minggu. 

Plat-plat mobil luar kota memenuhi tempat parkir yang disediakan. 

Di pojok jalan juga dibangun pos polisi wisata dengan bangunan yang unik. 

Pos polisi wisata dengan bentuk yang unik (dokpri) 
Pos polisi wisata dengan bentuk yang unik (dokpri) 

Kalau ada yang ingin ditanyakan bisa masuk ke situ. 

Ada juga foto-foto Madiun tempo doeloe yang disusun dan ditempel dengan penataan menarik di dinding dekat tempat duduk. Lain kali saya ulas secara khusus. 

Foto jadul, Madiun tempo doeloe yang dipasang di dinding, dekat tempat duduk (dokpri) 
Foto jadul, Madiun tempo doeloe yang dipasang di dinding, dekat tempat duduk (dokpri) 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun