Mohon tunggu...
Isti Yogiswandani
Isti Yogiswandani Mohon Tunggu... Ibu rumah tangga - Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Peringkat 3 dari 4.718.154 kompasianer, tahun 2023. Suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Sering Cuci Tangan Bisa Jadi Gejala Gangguan Mental OCD?

12 April 2020   11:50 Diperbarui: 13 April 2020   07:59 863
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Gerakan cuci tangan dengan sabun sebenarnya sudah dicanangkan jauh sebelum adanya wabah covid-19. Cuci tangan pakai sabun merupakan salah satu Gerakan Hidup Sehat. Tapi menjadi viral dan nyaris dilakukan semua orang sejak wabah covid-19 menyebar ke seluruh dunia. 

Hampir di setiap halaman daring maupun dalam bentuk edaran, semua hal tentang covid-19 bisa diakses. Semua orang yang melahap berita tentang wabah ini nyaris lebih ahli daripada para ahli itu sendiri, sebab virus ini merupakan virus jenis baru yang telah termutasi. Otomatis yang setia meng "update" bisa jadi mempunyai pengetahuan "lebih", termasuk " hoax" yang banyak beredar.

Kalau para ahli mungkin sudah paham, seberapa intens seluk beluk virus ini diperlakukan, ibarat koki paham seberapa porsinya untuk mendapatkan takaran yang pas. 

Ibarat ahli listrik, paham mana yang mengandung arus dan berbahaya kalau disentuh, dan mana yang aman karena terlindung oleh penyekat atau isolator. 

Tapi tentu tidak begitu halnya dengan orang awam. Bisa jadi banyaknya informasi yang diserap justru bisa menimbulkan kekhawatiran berlebih atau paranoid dan mengarah pada gejala OCD.

Gangguan obsesif komplusif atau biasa dikenal dengan istilah OCD (Obsessive Complusive Disorder) merupakan kelainan psikologis yang dialami sehingga memiliki pemikiran yang berlebihan (Nakita.id).

Salah satu gejala OCD yang wajib diwaspadai adalah merasa kotor dan penuh kuman sehingga ingin selalu cuci tangan. Keinginan cuci tangan berkali-kali dan dalam waktu lama, bahkan sampai tangan lecet dan berdarah bisa jadi merupakan gejala OCD. 

Karena itu diperlukan edukasi yang tepat agar wabah ini tidak saja menimbulkan infeksi virus berbahaya, tapi berpotensi menebar kelainan psikologi yang merupakan gejala OCD.

Selain cuci tangan berlebihan yang bisa mengarah pada gejala OCD, sosialisasi yang tidak tepat juga bisa menimbulkan kecemasan berlebihan pada masyarakat, bahkan kemungkinan adanya penolakan-penolakan pemakaman pada para korban covid-19 juga merupakan kelainan psikologi yang mengarah pada gejala OCD. 

Fenomena ini harus ditangani secara bijak oleh para ahli kesehatan, agar tidak menimbulkan gejolak dan respon yang salah, sehingga justru memperburuk keadaan.

Mungkin tetap tinggal di rumah memang solusi yang tepat, karena tidak perlu menjalankan protokol yang bisa menginisiasi gangguan mental. Menjemur uang, menyemprot disinfektan, harus memakai masker yang harus disteril,dll dengan protokol yang ribet bukan perkara mudah bagi orang awam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun