Mohon tunggu...
Iis Siti Aisyah
Iis Siti Aisyah Mohon Tunggu... Freelancer - Teacher | Reader | Freelance Writer

Penikmat buku dan coklat secara bersamaan. Sini nyoklat di jejaksuaraa.blogspot.com :)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Belajar dari Cerita Kawanan Burung Mako dan Miko

21 April 2019   18:20 Diperbarui: 21 April 2019   18:31 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber gambar: Tempo.co)

Suatu hari, aku curhat permasalahan hidup kepada salah satu temanku. Ternyata, aku ga salah memilih teman dalam hal ini. Karena selain mendengar keluh kesah, dia juga dengan sabar menasehati dan memberikan kisah-kisah menarik.

Entah karena masuk dalam ceritaku atau bagaimana dia benar-benar mengarang cerita ini tanpa baca atau mendengar kisah ini lebih dulu. Bukan seorang penulis pada umumnya, tapi cerita yang dia buat menarik. Akupun teringat dengan satu buku yang pernah kubaca berjudul "Who Moved My Cheese", meskipun jelas beda sekali alur ceritanya.

Kemudian aku meminta izin untuk membagikannya di blog ini, dan diapun membolehkannya. Penasaran? Begini ceritanya:

Di suatu lembah hidup dua ekor burung sebut saja mereka Miko dan Mako. Mereka hidup bersama,sehari-harinya selalu hidup bersama mencari makan dan tidurpun mereka selalu bersama. Hari-haripun berlalu, sampai musim paceklik tiba, lembah tempat mereka tinggal menjadi kering. 

Sumber makanan menjadi sedikit dan semakin lama semakin sulit dicari, paceklik pun mencapai puncaknya sampai lembah menjadi sangat gersang Miko dan Mako kelaparan karena sulitnya mencari makanan, Mako akhirnya kelelahan tidak bisa mencari makanan. Karena iba Miko sekalipun kelelahan, terus mencari makanan dan ketika ada makanan ia bagi dengan Mako. 

Hari demi hari berlalu, sampai Miko yang akhirnya kelelahan. Mako terus terbang mencari makanan. Ketika hari mulai senja, Miko terbangun dari tidurnya, karena Mako tidak kunjung datang Miko akhirnya mencari dan menemukan Mako yang sedang asik makan, kemudian menyapanya. 

Miko: "Wah ada makanan,bagi dong Mako!" Mako: "Iya ini ambilah"

 Mako membagi makanannya sedikit pada Miko padahal dia sudah kekenyangan. Karena kekenyangan Mako tidak bisa terbang dan akhirnya mereka memutuskan untuk tidur di sana, ia tidak pulang ke tempat biasa mereka tidur. Keesokan harinya mereka bangun dan kembali mencari makanan, Mako sangat semangat mencari makanan karena tenaganya normal, Miko yang kekurangan makan sangat lesu dan mulai kurus, ia pun tertinggal dari Mako. 

Sedikit demi sedikit Mako menemukan makanan dan mengumpulkannya sebagian (tanpa sepengetahuan Miko) untuk bejaga-jaga kalau ia kembali lapar, sayangnya Mako tidak peduli sama Miko dia tidak membagi makanan pada Miko karena ia takut kelaparan, Miko yang lesu karena lapar akhirnya terjatuh dan tidak bisa mengejar Mako sampai akhirnya Miko pingsan. 

Hari telah senja dan hampir gelap Miko tertidur karena pingsan di tempat lain Mako menjaga makanannya dan tidak memperdulikan Miko. Keesokan harinya Miko terbangun dari tidurnya dan ingat dengan Mako. Dalam hatinya Miko berkata; "bagaimana keadaan Mako." Miko sangat khawatir dan dengan lesunya dia berjalan karena tidak kuat terbang. 

Di sisi lain Mako kehabisan makanan dan mulai takut kelaparan, dia terbang ke sana ke mari mencari makanan dan tidak menemukan sedikit makananpun sampai akhirnya ia kelelahan dan pingsan. Disisi lainnya Miko yang mulai kehabisan tenaga juga ikut pingsan dan pasrah dengan keadaan. 

Hari berlanjut hingga keesokan harinya mereka terbangun dan hanya bisa membuka mata. Udara yang panas dengan angin yang membawa debu membuat mereka semakin sakit sampai sekarat. Keajaiban datang, ada sekawanan burung yang hendak bermigrasi dan melihat Miko, mereka menghampiri Miko dan menolongnya, setelah sadar Miko ingat dengan Mako dan memberitahukan pada kawanan burung agar mencarinya juga. Dalam perjalanan migrasi akhirnya mereka menemukan Mako yang hampir mati, mereka menolongnya dan mako pun selamat. 

Setelah sehat mereka ikut migrasi, karena Mako jahat, dia selalu mengintai makanan yang di bawa kawanan burung, dan ketika mereka tidur Mako selalu mengambil makanan tanpa sepengatahuan pemimpin burung. 

Kawanan burung akhirnya sadar bahwa ada yang telah mencuri perbekalan mereka sampai akhirnya pada suatu malam mereka mengintai dan mendapati mako sedang memakan persediaan makanan mereka. Mako sempat membantah sampai akhirnya dia mengaku dan di usir dari kawanan, mereka melanjutkan perjalanan dan meninggalkan Mako. 

Hari mulai malam Miko merasa khawatir dengan Mako karena ia tetap menganggap Mako saudara sekalipun Mako sudah melakukan kesalahan. Miko akhirnya memutuskan untuk kembali pada Mako dan meninggalkan kawanan, dengan tergesa-gesa Miko akhirnya melihat Mako yang sedang menangis dan menyapanya. Miko: "Kenapa kau menangis wahai saudaraku.. mendengar itu Mako semakin terharu dan tangisannya semakin tak terbendung, Mako akhirnya mengungkapkan penyesalannya pada Miko dan meminta maaf. Miko pun memaafkan dan akhirnya mereka kembali bersama. 

Miko mengajak Mako untuk mengejar kawanan burung dengan maksud agar Mako mau meminta maaf pada kawanan burung dan ikut migrasi dengan mereka. Keesokan harinya mereka bangun dan langsung mengejar kawanan burung. Mereka mengejar dan terus mengejar, sejauh mata memandang mereka tidak melihat kawanan burung yang dicari. Hari-hari berlalu sampai akhirnya mereka putus asa dan kembali kelaparan. 

Miko sakit dan Mako bingung harus berbuat apa. Mako akhirnya terbang sambil menangis dan akhirnya dia melihat kawanan burung yang sedang mereka cari. Pemimpin kawanan yang bijak bertanya pada Mako, kenapa kau terbang sambil menangis? Aku kelaparan dan Miko sakit, jawab Mako! Para kawanan berbisik seolah mereka tidak percaya pada mako karena sebelumya Mako telah mencuri makanan mereka. 

Mako terus memohon hingga akhirnya pemimpin kawanan yang bijak mengutus beberapa burung untuk melihat dan membuktikan perkataan Mako. Akhirnya mereka sampai pada tempat Miko dan langsung mengobati Miko yang hampir mati. Miko pun di bawa pada pemimpin kawanan dan setelah sembuh Miko menceritakan niat Mako untuk meminta maaf pada kawanan burung hingga akhirnya Mako dimaafkan dan mereka kembali bermigrasi dengan kawanan burung.

 the end

Kisah ini sederhana, tapi akan sangat menarik jika kita belajar dari kawanan burung ini. Namun pada intinya, kesalahan apapun seharusnya bisa diselesaikan dengan bijak dan tidak ada istilah terlambat untuk meminta maaf.

Terima kasih untuk sahabatku yang memberikan cerita ini dengan sepenuh hati. Semoga bermanfaat untuk yang membaca.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun