Mohon tunggu...
Istanti Surviani
Istanti Surviani Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu rumah tangguh yang suka menulis

Purna bakti guru SD, traveler, pejuang kanker

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Berkah Digitalisasi Bagi Srikandi-Srikandi UMKM di Sekitar Saya

21 Desember 2022   23:54 Diperbarui: 22 Desember 2022   00:18 643
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berkah digitalisasi bagi UMKM. Ilustrasi: cloudcomputing.id

Bu Nur bisa bertahan sejauh ini karena dia memiliki bisnis lain yang bersifat harian, pekanan, bulanan, bahkan tahunan. Contohnya, jualan sembako untuk keperluan sehari-hari, jualan jambu kristal dua kali sepekan, uang sewa kontrakan yang diterima tiap bulan, serta produk kesehatan jangka panjang. "Biar aman harus punya lebih dari satu bisnis," ujar wanita 51 tahun sekaligus guru TPA ini. Saya beli jambu kristal dari Bu Nur lebih dari 15 kg. Mayan, kan!

Jiwa bisnis Bu Nur sudah tumbuh sejak kecil saat tinggal bersama neneknya. Neneknya berjualan tempe di pasar. Pemandangan ini melekat dalam benaknya. Sehingga, Bu Nur kecil juga ikut berjualan makanan ringan di sekolahnya. Koq ya laris manis tanjung kimpul, gitu. Jadi, Bu Nur terbiasa pegang uang sendiri dari muda dan jeli melihat peluang usaha.    

2. Umay Kusmini

Bu Umay adalah tetangga saya pemilik toko "Zulfa Collection". Zulfa diambil dari nama salah satu putrinya. Aneka produk kebutuhan masyarakat menghiasi toko di rumahnya. Ada busana, kurma/oleh-oleh haji, herbal, beras merah/hitam, baju, perhiasan, snack, madu, dll. Namun, branding-nya Bu Umay adalah kurma. Selama pandemi  permintaan kurma dan herbal  meningkat. Banyak yang mengonsumsi madu dan herbal agar sehat dan terhindar dari covid-19.

Foto: Dokpri Umay Kusmini
Foto: Dokpri Umay Kusmini

Modal awal bisninya adalah 500 ribu. Sekarang omzet per bulan mencapai 10 juta.  Orderan paling banyak terjadi di awal bulan. Ibu-ibu usia di atas 35 tahun adalah pelanggan utamanya. "Motivasi awal saya berbisnis karena saya senang silaturahim. Kalau sekarang berbisnis jadi kebutuhan hidup karena kondisi menuntut demikian. Mulailah dengan senang hati dalam berbisnis," ujarnya.

Produk-produk Zulfa Collection sudah menjangkau luar wilayah Bandung Barat. Sebelum pandemi ada dua pekerja. Sekarang tidak ada. Bu Umay dibantu oleh anak-anaknya mengemas dan mengantar barang ke rumah pelanggan. Mitra usahanya adalah UMKM penyedia produk. Menurut Bu Umay, asyiknya berbisnis adalah menambah pengalaman dan persaudaraan. 

Produk andalan kurma. Foto: Dokpri Umay Kusmini
Produk andalan kurma. Foto: Dokpri Umay Kusmini

Relasi bisnis Bu Umay cukup banyak. Dia berharap dukungan pemerintah atau swasta dalam hal permodalan dan pembinaan bisnis secara intensif. Sehingga, dia bisa mewujudkan cita-citanya untuk membuka cabang di luar kota. Dalam berbisnis, Bu Umay menerapkan prinsip serius, santai, dan sukses.  

Bu Umay sebagai nasabah BRI mengaku di era digital peran medsos sangat mendukung bisnis online dan offline-nya. Iklan berupa gambar atau video karya putrinya  bertengger di status WA dan FB. Sebagai pelanggan kurma, herbal, dan beras hitam, saya sering ngepoin status-statusnya. Saya pesan barang via WA dan bayarnya via transfer antar bank. Beres.

3. Endang Widoretno

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun