Mohon tunggu...
Isson Khairul
Isson Khairul Mohon Tunggu... Jurnalis - Journalist | Video Journalist | Content Creator | Content Research | Corporate Communication | Media Monitoring

Kanal #Reportase #Feature #Opini saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul dan https://www.kompasiana.com/issonkhairul4358 Kanal #Fiksi #Puisi #Cerpen saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul-fiction Profil Profesional saya: https://id.linkedin.com/pub/isson-khairul/6b/288/3b1 Social Media saya: https://www.facebook.com/issonkhairul, https://twitter.com/issonisson, Instagram isson_khairul Silakan kontak saya di: dailyquest.data@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Orangutan Mengabdi untuk Manusia tapi Habitatnya Dihabisi

26 Juni 2016   01:47 Diperbarui: 26 Juni 2016   03:17 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah seorang anggota Borneo Orangutan Survival (BOS) Foundation tengah memberi susu anak orangutan. Ini bagian dari upaya pelestarian satwa dan lingkungan hidup secara berkelanjutan. Sejak tahun 2012, Bank Central Asia secara teratur memberikan dukungan dana bagi aktivitas pelestarian orangutan yang dilakukan BOS Foundation di Hutan Kehje Sewen, Kalimantan Timur. Foto: isson khairul

Penduduk membunuh orangutan untuk mendapatkan kulitnya, kemudian dijual. Penduduk juga menangkap orangutan yang masih kecil, kemudian memperdagangkannya. Ini menjadi salah satu faktor yang menggerus fungsi hutan. Karena itulah, sejak tahun 1991, BOS Foundation concern merawat orangutan yang masih kecil hingga menjadi besar, kemudian melepasliarkannya di hutan. Sebagian penduduk, menyerahkan orangutan yang masih kecil, yang pernah mereka tangkap. Selanjutnya, dirawat oleh tim BOS Foundation. Setelah besar, dilepasliarkan di hutan.

Saat ini, ada 400 orang pecinta satwa yang bekerja di BOS Foundation. Mereka dengan sepenuh hati merawat anak-anak orangutan dengan penuh kasih sayang. Upaya mereka ini patut kita apresiasi, sebagai bagian dari gerakan menyelamatkan hutan, yang dari tahun ke tahun luasnya dan kualitasnya terus tergerus. Foto: isson khairul
Saat ini, ada 400 orang pecinta satwa yang bekerja di BOS Foundation. Mereka dengan sepenuh hati merawat anak-anak orangutan dengan penuh kasih sayang. Upaya mereka ini patut kita apresiasi, sebagai bagian dari gerakan menyelamatkan hutan, yang dari tahun ke tahun luasnya dan kualitasnya terus tergerus. Foto: isson khairul
Salah satu area kerja BOS Foundation adalah Hutan Kehje Sewen, Kalimantan Timur. Saat ini, ada 400 orang pecinta satwa yang bekerja di BOS Foundation. Ini tentulah membutuhkan dana yang tidak sedikit. 

Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur Bank Central Asia (BCA), menyadari hal tersebut. Ia menyadari sepenuhnya fungsi hutan bagi keberlanjutan kehidupan manusia. Karena itulah, sejak tahun 2012, Bank Central Asia secara teratur memberikan dukungan dana bagi aktivitas pelestarian orangutan yang dilakukan BOS Foundation.

Pada Jumat (24/6/2016) lalu, Jahja Setiaatmadja menyerahkan donasi kepada  BOS Foundation senilai Rp 200 juta. Donasi itu diberikan di Menara BCA, Jl. MH. Thamrin No. 1, Jakarta Pusat. 

”Kami berterima kasih kepada BOS Foundation, yang sejak tahun 1991, telah berupaya keras melestarikan habitat dan populasi orangutan di Kalimantan,” ujar Jahja Setiaatmadja, yang sore itu didampingi oleh Inge Setiawati, Corporate Secretary BCA. Pada kesempatan itu, Jahja Setiaatmadja menegaskan, Bank Central Asia sebagai institusi perbankan, mendukung penuh upaya pelestarian satwa dan alam tersebut.

Menurut Jahja Setiaatmadja, jika orangutan bisa diselamatkan, maka secara alamiah, beragam spesies yang ada di alam pun dapat diselamatkan. Dengan demikian, penyelamatan orangutan, secara tidak langsung, akan menjaga kekayaan ekosistem hutan serta keberlangsungan hidup anak cucu kita di masa depan. Efek berganda dari penyelamatan orangutan inilah sesungguhnya yang menjadi hakekat dari perjuangan BOS Foundation. Hingga, secara keseluruhan dan secara jangka panjang, fungsi hutan akan menjadi maksimal. Bencana alam pun bisa diminimalkan, dicegah sejak dini.

Isson Khairul (kiri) dan Bungaran Saragih (kanan) berdiskusi tentang populasi orangutan di Hutan Kehje Sewen, Kalimantan Timur. Orangutan adalah spesies kera besar satu-satunya di Asia. Dan, 90 persen populasi orangutan, hidup di Indonesia. Iya, hidup di Indonesia. Menyelamatkan orangutan, secara tidak langsung, akan menjaga kekayaan ekosistem hutan serta keberlangsungan hidup di masa depan. Foto: koleksi isson khairul
Isson Khairul (kiri) dan Bungaran Saragih (kanan) berdiskusi tentang populasi orangutan di Hutan Kehje Sewen, Kalimantan Timur. Orangutan adalah spesies kera besar satu-satunya di Asia. Dan, 90 persen populasi orangutan, hidup di Indonesia. Iya, hidup di Indonesia. Menyelamatkan orangutan, secara tidak langsung, akan menjaga kekayaan ekosistem hutan serta keberlangsungan hidup di masa depan. Foto: koleksi isson khairul
90 Persen Orangutan di Indonesia

Ada fakta yang selama ini mungkin belum diketahui orang banyak. Orangutan adalah spesies kera besar satu-satunya di Asia. Dan, 90 persen populasi orangutan, hidup di Indonesia. Iya, hidup di Indonesia. Karena itulah kawasan hutan di negeri ini, yang dihuni orangutan, menjadi tumpuan hidup kera besar tersebut. Dengan kata lain, Indonesia menjadi salah satu wilayah yang penting untuk pelestarian orangutan di Asia. Alangkah menyedihkan, jika kekayaan alam itu punah karena sebagian dari kita memburu serta membunuh orangutan.

Upaya BOS Foundation sudah sepatutnya kita apresiasi, sebagai bagian dari gerakan menyelamatkan kekayaan alam negeri ini. Demikian pula halnya dengan kepedulian Bank Central Asia, yang secara teratur menyerahkan donasi untuk penyelamatan orangutan. Bungaran Saragih, mantan Menteri Pertanian era Presiden Megawati Sukarnoputri, yang menjadi pendiri BOS Foundation, mengapresiasi kepedulian Bank Central Asia tersebut. 

“Kepedulian Jahja Setiaatmadja, sangat patut kita apresiasi. Bukan hanya pada donasinya. Tapi, karena Pak Jahja dengan BCA telah menjadi pionir bagi kepedulian perusahaan nasional terhadap penyelamatan kekayaan alam,” ujar Bungaran Saragih pada Jumat (24/6/2016) tersebut.

Bungaran Saragih hadir di Menara BCA, Jl. MH. Thamrin No. 1, Jakarta Pusat, untuk memberikan apresiasi kepada kepedulian Jahja Setiaatmadja terhadap pelestarian lingkungan hidup. “Kepedulian BCA ini, merupakan contoh aksi nyata sektor swasta nasional, dalam konteks pembangunan yang berkelanjutan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun