Mohon tunggu...
Isrofajariya Hafizha
Isrofajariya Hafizha Mohon Tunggu... Psikolog - Mahasiswi- Universitas Muhammadiyah Surakarta

Menulis adalah menuangkan tulisan berdasarkan kegelisahan dan keinginan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Generasi Stroberi: Esensi Generasi Z Mengambil Peran Peradaban

11 Februari 2023   14:20 Diperbarui: 11 Februari 2023   14:23 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Adanya pengelompokkan generasi di cetus oleh Karl Mannheim seorang sosiolog yang tujuannya untuk membaca fenomena manusia dari tahun ke tahun dengan teori the problems of generations tahun 1923 yaitu generasi adalah kelompok terdiri atas individu yang memiliki kesamaan dalam rentang usia, dan mengalami peristiwa sejarah penting dalam suatu periode tertentu. Misalnya Baby Boomers (1946-1964) yaitu angka kelahiran bayi yang tinggi setelah perang dunia 2, Generasi X (1965-1980) yaitu penurunan angka kelahiran bayi yang signifikan, Millennials (1981-1997) yaitu transisi analog ke digital dan Generasi Z (1997-2012) yaitu sejak bayi sudah mengenal teknologi.

Istilah strawberry generations mulanya dari negara Taiwan, istilah ini ditujukan untuk generasi baru yang lunak seperti buah stroberi karena tampak indah dan eksotis tetapi ketika dipijat atau ditekan akan mudah hancur. Menurut Rhenald Kasali, generasi ini penuh dengan gagasan kreatif tetapi mudah menyerah dan gampang sakit hati atau generasi yang menginginkan perubahan besar tetapi menuntut jalan pintas dan berbagai kemudahan.

Generasi stroberi juga dikenal sebagai generasi visual yang erat sekali dengan internet dengan memiliki kenikmatan sendiri dalam proses mencari sesuatu melalui platform online, hal yang dicari dan ditonton bukan hal yang current tetapi yang viral. Meskipun demikian, generasi millennials dan generasi Z saat ini dalam fase usia produktif. Menurut Rhenal Kasali disebut generasi stroberi karena indah secara fisik tetapi mentalnya lemah, mudah sakit hati dan kecewa, bukan tipe pejuang, dan kurang cerdas dalam mengambil keputusan yang disebabkan karena orang tuanya kelas menengah yang menganggap anak adalah objeknya karena dia mempunyai uang untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan anak. Segala hal yang menyangkut keperluan anak, orang tua yang memiliki peran besar dalam menentukan sehingga, self-driving mentality anak kurang kuat.

Adapun peranan orang tua terhadap anak yaitu dengan menerapkan pola asuh misalnya mempersiapkan mental anak lebih baik, membebaskan anak mempunyai kualitas menjelajahi dunia untuk mencari ilmu pengetahuan, menjadi lebih entrepreneurial dapat mengambil peluang dalam mengembangkan kreativitas. Dalam Al-Qur'an surah Al-Furqon ayat 74 yang memiliki arti: "Dan orang-orang yang berkata, 'Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.'" Maknanya adalah bahwasanya keluarga yang andil dalam menyiapkan penerus yang akan mengambil alih peran peradaban dengan cara menerapkan pola asuh yang baik dan tepat.

Menurut Ustad Benri Jaisyurrhaman manusia mencapai tahap tangguh jika terpenuhi 3 unsur yaitu akal (mind), jasad (body), dan ruh (soul) dan ketiga unsur ini adalah kewajiban orang tua dalam membimbingnya. Seorang ayah memiliki peran sebagai pelatih otak untuk anaknya yang mana akal untuk berpikir logis sehingga perlu adanya diskusi dan dialog orang tua dan anak untuk menumbuhkan critical thinking dalam diri anak. Anak secara jasad tanggung jawab kedua orang tua dalam memenuhi kebutuhan fisik dan mental agar seimbang sehingga manajemen tubuh anak optimal. Sedangkan secara spiritual, orang tua sejak dini sudah mengenalkan dan memberikan pemahaman terkait nilai-nilai keagamaan kepada anak agar dia dapat menemukan tempat mengadu secara batin dan menjadikan pendekatan diri kepada Allah adalah untuk mendapatkan ketenangan jiwa.

Lalu bagaimana cara generasi Z mengambil peran peradaban? Pemuda adalah founding fathers negeri yang diharapkan dapat membawa perubahan dengan predikat melekat pemuda yaitu sebagai agent of change dan social control. Pada kenyataannya memang benar dalam jiwa pemuda tedapat potensi besar dengan pemikiran yang matang dan tertanam kepekaan terhadap lingkungan dengan semangat dan keberanian besar membela kebenaran. Menjadi generasi di era digital memang menjadi dilema tersendiri dalam mengambil sikap namun dengan kreativitas yang dimiliki dapat menjadi jawaban untuk tetap berkontribusi mengambil peran peradaban. Adapun peran peradaban yang dapat dilakukan saat ini adalah:

1. Dalam ranah pendidikan memaksimalkan kemudahan yang ada

Teknologi semakin berkembang, ilmu pengetahuan semakin mudah didapatkan tugas pemuda adalah membaca (iqra) dan menuliskan (kalam) dan menciptakan sebuah perubahan dengan karya.

2. Dalam ranah sosial mengoptimalkan platform media

Mengajak melakukan hal-hal baik memang keharusan setiap individu, mengoptimalkan media secara luas dan bermanfaat salah satu cara yang dapat menggerakkan orang lain dalam berbuat kebaikan, atau memberikan nasihat melalui platform media online.

3. Dalam ranah budaya melestarikan kekayaan dari keberagaman.

Walaupun budaya dan agama sering bertolak belakang namun agama dan budaya juga saling berkaitan, selagi hal-hal yang menyangkut budaya tidak melanggar syariat maka perlu sebagai generasi masa kini melestarikannya untuk menjadi kekhas-an dan meningkatkan rasa toleransi.

4. Dalam ranah ekonomi memajukan kesejahteraan umat

Generasi stroberi yang dikenal sebagai suka berpindah-pindah tempat karena merasa kurang cocok dengan pekerjaannya dengan alasan pendapatan maupun banyaknya pekerjaan, memang menjadi tantangan tersendiri dalam menciptakan kemajuan ekonomi maka dari itu sesuai dengan rekomendasi oleh Prof Rhenald Kasali terkait generasi ini harus memiliki entrepreneurial yang kuat agar dapat mengambil peluang dalam mengembangkan kreativitas.

5. Dalam ranah politik menanamkan nilai-nilai integritas

Politik memang pada definisinya adalah kepentingan atau terciptanya tujuan. Dewasa ini, politik memang seringkali menjadi konotasi negative, namun pada dasarnya menurut Teori Klasik Aristoteles adalah adanya politik demi mewujudkan kebaikan bersama. Peran pemuda yang membersihkan bagaimana sistem politik praktis menjadi politik murni dengan menggabungkan segala unsur nilai-nilai kehidupan.


Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun