Mohon tunggu...
Risa Amrikasari
Risa Amrikasari Mohon Tunggu... -

I speak, only if I care.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Wall Street - Money Never Sleeps, a Movie Review

14 Oktober 2010   07:47 Diperbarui: 4 April 2017   17:58 1792
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

"The mother of all evil is speculation." – Gordon Gekko

Apa yang diucapkan oleh Gordon Gekko di atas tersebut memang sangat kental melekat secara keseluruhan pada film ini. Di awal film, dikisahkan bahwa Gordon Gekko baru saja selesai menjalani masa tahanannya selama 8 tahun akibat bertindak sebagai 'Insider Trading' pada transaksi saham yang dilakukannya. Jika anda telah menonton film Wall Street yang pernah diputar pada tahun 1987 yang menceritakan mengenai sepak terjang seorang 'stockbroker' yang berambisi untuk mencapai puncak hingga melakukan hal-hal yang ilegal dalam bertransaksi, tentu anda sudah tak asing dengan karakter Gordon Gekko.

Dalam film 'Wall Street – Money Never Sleeps' kali ini, Gekko yang baru saja keluar dari penjara, merilis sebuah buku yang berjudul 'Is Greed Good?' di mana di dalamnya secara lugas ia menulis mengenai perekonomian di Amerika Serikat dalam kaitannya dengan kapitalisme dan spekulasi, krisis ekonomi, dan bagaimana menjadi seorang investor yang sukses.

Gordon Gekko: "Someone reminded me I once said, 'Greed is good' Now it seems that it's legal because everyone is drinking the same Kool-Aid."

Bagi para penonton yang tidak memiliki pemahaman mengenai dunia pasar modal, mungkin film ini akan terasa berat. Saya sendiri bahkan merasa film ini sedikit berat saat konsentrasi saya belum benar-benar masuk mengikuti alur cerita. Suasana di stock market, gambar-gambar angka digital, dan istilah-istilah dalam stock market, makin membuat film ini melelahkan. Tetapi jika anda senang mengikuti berita-berita mengenai keuangan dan investasi, film ini mungkin akan terasa mengasyikkan. Saya rasa di bioskop tempat saya menonton pun ada orang yang bukan termasuk penggemar dunia keuangan dan investasi. Ia mungkin hanya tertarik oleh judul film dan pemainnya yang memang sangat terkenal. Di pertengahan film, terdengar suara dengkuran yang begitu nyaring. Rupanya kegaduhan di area stock market telah membuatnya sangat mengantuk dan tertidur. Untung saja ia tidak berkelanjutan tidur hingga film usai! Haha!

Tapi seperti biasa, saya tak akan membahas hal-hal yang saya tidak ketahui. Setidaknya banyak pesan moral yang saya ambil dari film ini. Saya tidak akan membahas mengenai hal-hal yang berhubungan dengan stockmarket ataupun global world financial crisis, itu bukan bidang saya. Yang jelas, sang sutradara sendiri, Oliver Stone mengakui bahwa sangatlah sulit membuat sebuah film yang menarik dengan latar belakang stock market dan financial crisis jika tidak dibumbui dengan drama. Jika anda berharap menemukan bahasan mengenai stock market dan pengetahuan mengenai perputaran uang, anda tak akan menemukannya di sini. Soal 'bail-out' dan sebagainya memang trik bisnis yang hanya akan anda pahami jika anda memiliki pengetahuan soal pasar modal ataupun ketertarikan di dunia perbankan.

Kembali ke alur cerita, tujuh tahun kemudian, diceritakan mengenai seorang 'propietary trader' muda bernama Jake Moore yang juga sangat ambisius, berusaha keras untuk membalaskan dendam atas kematian seorang mentor kesayangannya, orang yang paling berjasa dalam karirnya, Louis Zabel. Louis adalah orang yang membawa Jake ke kancah bisnis pasar modal karena mengenali jiwa dan kemampuan Jake sampai pada terjadinya peristiwa di mana Keller Zabel Investments, salah satu bank investasi berpengaruh di Wall Street. Zabel bunuh diri dengan cara menjatuhkan dirinya di rel kereta bawah tanah saat sebuah kereta meluncur memasuki stasiun. Zabel merasa putus asa dan dipermalukan dengan kejatuhan perusahaannya. Saat ia berencana meminta 'bail out' kepada pemerintah, ia dihadang oleh Bretton James, CEO dari perusahaan Churchill Schwartz, yang merasa dendam karena peristiwa delapan tahun lalu di saat Zabel menolak untuk mengajukan usulan 'bail out' saat perusahaan mereka jatuh. Bretton bahkan menghina Zabel dengan menawar untuk membeli sahamnya dengan harga hanya 2 dollar, yang akhirnya hanya berhasil dinaikkan menjadi 3 dollar.

Peristiwa bunuh dirinya Zabel membuat Jake terpukul dan berusaha membalaskan dendamnya. Jake yang kebetulan adalah kekasih Winnie Gekko (anak perempuan Gordon) sangat tertarik dengan interview Gekko yang dilihatnya di televisi. Jake mengikuti kuliah yang diberikan oleh Gekko yang kini telah menjadi dosen dan penulis. Dalam bukunya, Gekko mengungkapkan bahwa menurut pendapatnya, spekulasi yang tidak terkontrol akan menyebabkan musibah besar dalam keuangan meskipun setiap orang sedang bersukaria dengan penggelembungan keuangan.

Usai perkuliahan, Jake menghampiri Gekko dan meminta waktunya sejenak untuk memberitahu bahwa dirinya akan menikahi putri Gekko, Winnie. Perkenalan mereka pun akhirnya terjalin menjadi suatu kerjasama 'trading' yang saling menguntungkan. Jake mendapatkan pengetahuan dan informasi mengenai dunia investasi dari Gekko, termasuk mengungkap dan membalaskan dendam atas kejatuhan KZI dan kematian Zabel, sementara Gekko meminta kepada Jake agar dapat menyatukan dirinya dengan puterinya lagi yang saat ini sangat membencinya dan menganggap dirinya adalah penyebab dari kematian kakaknya Rudy. Gekko benar-benar mempergunakan filosofi hidupnya dengan menempatkan setiap kesepakatan-kesepakatan yang dibuatnya adalah 'trade'. Satu prinsip Gekko yang membuat Jake terpana adalah : "Money's a bitch that never sleeps and you have to be careful because one morning you could wake up and it will all be gone."

Dengan bantuan informasi dan pengetahuan dari Gekko, Jake akhirnya mengetahui bahwa kejatuhan KZI adalah hasil kerja Bretton. Untuk menarik perhatian Bretton, Jake pun membuat rumor atas sebuah perusahaan milik Bretton. Perusahaan itupun rugi besar, dan tentu saja itu memancing perhatian Bretton. Ia pun kemudian mencari Jake dan setelah mengundang Jake untuk bertemu, ia pun menawarkan pekerjaan pada Jake karena tertarik dengan keberanian dan keahliannya. Jake menerima tawaran Bretton untuk mempermudah jalannya dalam membalas dendam.

Anyways, singkatnya, Jake akhirnya merasa tertipu oleh Bretton, dan dia akhirnya memutuskan untuk membeberkan rahasia Bretton melalui website Winnie yang memang beroperasi secara khusus sebagai organisasi pengkritik kebijakan politik. Berita tentang Bretton pun tersebar, dan kini gantian Bretton yang ditendang dari perusahaan. Bahkan dewan direktur perusahaan tersebut akhirnya kembali berbisnis dengan Gekko yang telah berhasil membangun bisnis barunya lagi di London setelah menipu Jake dan anaknya sendiri, Winnie, demi menyelamatkan uang simpanannya. Gekko kembali berjaya. Tetapi hubungan Jake dan Winnie memburuk, pertunangan mereka bubar setelah Winnie menyadari betapa karakter Jake tak jauh berbeda dengan ayahnya. Kegilaan dan ambisinya pada stockmarket membuat Winnie selalu ketakutan. Kalimat yang sangat bagus dan menyedihkan terdengar saat Winnie memutuskan pertunangan mereka : "We supposed to care each other and share secured feelings, if not, why should we be together?"

Tokoh Winnie adalah pengingat bagi segala ambisi akan keserakahan manusia dalam film ini. Ia tak menjadi marah dan panik saat krisis ekonomi besar terjadi di Amerika dan hanya berkata dengan santai saat Jake mengeluh dengan sedih mengenai hal tersebut : "It is unacceptable, because I'm pregnant."

Film ini berakhir dengan kebahagiaan. Detailnya tidak usah saya ceritakan ya, nanti yang belum menonton jadi kurang seru lagi deh!

Tetapi beberapa hal yang saya catat dari film ini adalah betapa uang demikian powerful di dunia ini. Tetapi uang menjadi demikian powerful karena manusia juga yang membuatnya seperti itu. Dalam salah satu ceramahnya, Gekko mengatakan : "You are part of the NINJA generation. No Income, No Jobs, no Assets."

Kalimat itu diucapkan oleh Gekko sebagai gambaran bahwa jika manusia tidak mengubah sifat rakusnya, maka kehancuran dan krisis ekonomi dunia akan membuat semua yang hadir di ruangan itu menjadi NINJA (No Income, No Jobs, no Assets.). Secara umum, Gekko ingin mengatakan bahwa manusia dengan sifat serakahnya banyak melakukan spekulasi dalam hidupnya. Ia memberi contoh sederhana, misalnya saat seseorang memiliki uang yang belum cukup untuk membeli sebuah rumah, ia akan mengambil kredit ke bank. Saat mendapatkan kredit untuk membiayai pembayaran rumah tersebut dan rumah sudah ditempati, timbul keinginan lain yaitu untuk melengkapi isi rumah tersebut. Akhirnya ia membuat hutang baru dengan memperpanjang jangka waktu pembayaran rumahnya sehingga ada uang tunai tersimpan di tangan, dan bisa memakainya untuk shopping, dan seterusnya. At the end, jika salah satu collapse, maka akan runtuhlah perekonomian di dunia karena semua orang hanya berpegang pada hutang, bukan pada kemampuan keuangan yang sebenarnya.

Hal lain lagi yang saya tangkap di sini adalah bahwa pada dasarnya setiap orang ingin mendapatkan uang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Caranya ada yang dengan berbisnis dengan cerdik, kejam, atau memilih cara yang idealis. Dalam bisnis, siapa pun bisa saja menjadi musuh, bahkan meski hubungan bisnis tersebut awalnya berjalan mulus dan baik.

Gordon Gekko: "I'll tell you what, I'll make you a deal, Bretton. You stop telling lies about me. I'll stop telling the truth about you."

Di atas segalanya, betapa pun kerasnya manusia-manusia seperti Jake dan Gekko mengejar uang, semuanya tak kan berarti apa pun tanpa tahu untuk siapa harus berbagi kebahagiaan. Jake yang merana ketika ditinggal Winnie, dan Gekko yang merindukan puterinya (meski awalnya ia ingin mendekati puterinya karena ingin mengambil kembali uang simpanannya yang ia depositkan di rekening Winnie), adalah bukti bahwa setiap manusia tetap membutuhkan cinta dan kasih sayang, dan hanya dari orang-orang tercinta semua itu bisa didapat.

"What, can't you believe in a comeback?" kalimat sederhana Gekko ini mengembalikan semua rasa. Sebuah keputusan besar telah diambil demi bersatunya keluarga dan mengembalikan cinta berada di atas segala hiruk pikuk krisis keuangan dunia.

Directed by : Oliver Stone

Written by:Allan Loeb, Stephen Schiff, Stanley Weiser, Oliver Stone

Starring:Michael Douglas, Shia LaBeouf, Josh Brolin, Carey Mulligan,

Susan Barandon, Frank Langella

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun