Benar saja, sesaat menjelang pukul 17.00 seluruh panitia sudah berkumpul di Aula Hotel The Legen Blangkejeren yang menjadi tempat perhelatan seleksi bergengsi itu. Acara penutupan sekaligus pengumuman dimulai. Seluruh peserta terlihat antusias sekaligus cemas menanti. Pengumuman dibacakan oleh Bapak Pejabat Fungsional Kurikulum Dinas Pendidikan Gayo Lues. Pemenang ketiga adalah Muhammad Amin, S.Pd. guru SMPN 2 Blangjerango. Pemenang kedua adalah Isnani Rakhmawati, S.Pd. dari SMPN 1 Kutapanjang, Pemenang pertama adalah Rohmad Ari Wibowo, S.Pd., M.Pd. dari SMPN 3 Terangun.Â
Begitulah bunyi pengumuman itu. Gegap gempita terdengar seketika. Pasalnya, mereka tahu juara 1 dan 2 adalah kami, suami istri. Ditambah guyonan ala pejabat fungsional kurikulum yang menyebutkan bahwa kerjasama kami yang baik tidak hanya di kamar saja melainkan juga di lomba ini. Makin ramailah peserta yang hadir.Â
Acara pada hari itu kemudian ditutup dengan penyerahan hadiah kepada para juara dan foto bersama. Selesai acara, juga menyisakan cerita lainnya. Ada yang ikut senang dengan kabahagiaan saya dan suami. Ada yang kagum. Ada yang penasaran, kok bisa suami istri meraih juara. Ada pula yang kurang lapang menerima berita itu dengan mengatakan bahwa kemenangan kami adalah settingan orang dinas.Â
Kaget dan marah tentu saja. Meskipun saya tahu di setiap kemenangan pasti ada pihak-pihak yang tidak menerima. Awalnya, memang saya marah mendengar. Tetapi saya juga tidak bisa apa-apa. Kemudian saya teringat, bahan saya dan suami sudah mempunyai bahan lengkap saat ujian/ seleksi. Kenapa harus marah? Toh bukti sudah berbicara. Peserta lainnya tidak membawa berkas penilaian yang lengkap. Dan ketika saya menulis ini, saya baru saja ingat bahwa semua hal yang terjadi di dunia ini pasti adalah settingan. Settingan dari Tuhan, Allah Sang Pemilik Semesta. Mungkin, yang menyebarkan desas desus ketidaksukaan tersebut lupa, keberadaannya di dunia ini tak lain adalah settingan dari Allah. Kalau Allah sudah berkehendak, kun fayakun, ia bisa apa?
Itulah sekelumit cerita saya mengikuti ajang pemilihan guru berprestasi tingkat kabupaten. Yang jelas, jika Ibu Bapak guru ingin mengikuti ajang serupa, jangan lupa siapkan semua berkas yang diminta. Itu saja.Â