Lagi-lagi kamu. Ah, Kamu...! Tak sudah-sudah gemas ini. Coba menghadang deras obrolan. Dalam suasana  tipis temaram sinar mentari sore. Bergantian percik senyum kita saling berpendaran.
Tiba-tiba, "wait wait wait !" Begitu cara kamu memutus serunya obrolan. Kini kau ambil alih. Argumenmu adalah gugusan kendali. Setuju atau menyangkal argumenku. Tetapi tetap. Rinai senyum dan kibas gelombang rambutmu sampai dipantai hayalku.
Aku kagum tak karuan. Masa remaja begitu indah. Dalam taman bunga kehidupan. Dipagari bougenville aneka warna. Segala sesuatu begitu cepat. Tiba didepan mata. Semua dalam stempel privilege.
Aku diluar saja. Kau berdiri disebrang gerbang kegemilangan masa. Yang telah berlalu atau nampak di depan mata. Sudah sampai disini saja. Aku undur diri. Â Terima kasih. Tapi kau terus saja memanggil dan mengajak ke jeram deras.