Mohon tunggu...
Isnaini Khomarudin
Isnaini Khomarudin Mohon Tunggu... Full Time Blogger - editor lepas dan bloger penuh waktu

peminat bahasa daerah | penggemar kopi | pemburu buku bekas

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Jangankan Lansia, Umur 42 Pun Sudah Sulit Diterima Bekerja

11 Mei 2024   11:44 Diperbarui: 14 Mei 2024   16:00 458
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Belum lansia tapi sulit berburu lowongan kerja (Dokpri)

Lowongan kerja untuk lansia? Ah yang benar? Iklan itu muncul dalam salah satu berita di KOMPAS.com yang diunggah pada tanggal 21 April 2024. Adalah perusahaan Boga Group yang tengah membuka kesempatan agar para lansia bisa tetap produktif bekerja. Posisi yang ditawarkan adalah server alias pelayan yang bertugas menerima pesanan lalu menyajikan hidangan dengan penuh senyuman.

Menurut Kusnadi Raharja, yang merupakan Presiden Direktur Boga Group, adalah ironi jika masih ada industri yang enggan merekrut lansia padahal tak sedikit lansia yang kompeten dan punya pengalaman mumpuni. 

Kusnadi membandingkan fenomena di Indonesia dengan data di dua negara, yakni Singapura dan Hongkong. Di Negeri Singa ada 31,5 persen lansia yang masih aktif bekerja sedangkan di Hongkong tercatat lebih dari 153 lansia yang masih aktif menghasilkan karya.

Dengan job desc yang terbilang mudah dan kompensasi serta katering buat karyawan, kabar ini tentu saja menggembirakan. Setidaknya menginspirasi perusahaan lain untuk melakukan hal serupa agar para lansia aktif bisa terserap di dunia kerja sesuai kompetensi dan pengalaman mereka.

Fakta yang tak mudah

Saya mendukung gerakan Boga Group setidaknya berdasarkan pengalaman saya pribadi.


Saat ini saya berusia 42 tahun dan beberapa kali mengirimkan lamaran pekerjaan secara online.

Posisi yang saya incar ada yang berskema full-time dengan sistem kerja di kantor dan ada pula yang sistemnya freelance alias remote work.

Dari lima lamaran yang saya kirimkan di beberapa aplikasi berbeda, ternyata hanya satu yang menunjukkan tanda-tanda kegembiraan. Ada pendar harapan dari tiap tahap meskipun agak lambat prosesnya.

Nah, lamaran lainnya berakhir mengenaskan--yang saya duga sebab usia yang tak lagi muda.

Di suatu posisi, misalnya, saya mendapat email dari aplikasi, "Sayangnya, lamaran Anda  harus terhenti di sini," atau "Lamaran Anda tampaknya tak akan diproses lebih lanjut," atau kalimat semacamnya yang intinya bernada penolakan.

Memang pekerjaan copywriter atau content writer terbilang sengit persaingannya. Namun, saya yakin punya skill mumpuni dengan jam terbang yang cukup panjang.

Sayangnya, usia saya tak bisa bersaing dengan anak-anak muda yang boleh jadi dianggap lebih luwes dan dinamis.

Pilih muda yang lebih leluasa

Seandainya employer menemukan dua lamaran dengan kualifikasi serupa, sangat mungkin pilihan akan dijatuhkan pada kandidat yang usianya lebih muda.

Apalagi kalau belum menikah, karyawan akan lebih leluasa misalnya saat lembur dan mungkin tak akan banyak alasan izin karena keluarga.

Pengalaman saya hanya secuil fragmen yang mau tak mau harus dibilang pahit. Ketiga job menulis dan hadiah lomba blog tak lagi bisa diandalkan (karena semakin sepi), saya mesti melirik opsi untuk bekerja lagi demi dapur bisa berkepul kembali.

Memang ada ikhtiar membuka usaha atau menjalankan dagang secara mandiri, dalam hal ini usaha kuliner. Namun, merintis usaha tentunya tak langsung menghasilkan dalam jumlah besar.

Sementara kebutuhan tak bisa ditahan, terus berkejaran dengan naiknya harga-harga barang.

Semoga lowongan untuk lansia (juga usia pertengahan) semakin banyak tersedia, setidaknya lewat tulisan di Kompasiana dan iklan Boga Group yang dikabarkan KOMPAS.com. Agar kaum mendang-mending bisa bekerja kembali dalam ranah yang mereka kuasai demi keluarga yang dicintai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun