Mohon tunggu...
Isnaini Khomarudin
Isnaini Khomarudin Mohon Tunggu... Full Time Blogger - editor lepas dan bloger penuh waktu

peminat bahasa daerah | penggemar kopi | pemburu buku bekas

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Cara Menumbuhkan Minat Baca pada Anak

24 Mei 2021   06:56 Diperbarui: 1 Februari 2023   19:17 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Membaca buku menawarkan kegembiraan tersendiri. (Foto: belalangcerewet.com)

SI SULUNG SENANG sekali begitu rampung membaca dua judul komik kesukaannya. Komik bertema traveling itu ditulis dengan gaya yang cair dan kocak dengan ilustrasi yang atraktif. Tak heran jika anak-anak menyukainya, tak terkecuali si sulung dan adiknya. Kapan lagi bisa pelesiran ke Labuan Bajo dan Thailand selama pandemi tanpa harus meninggalkan rumah pun tanpa mengeluarkan biaya? Membaca bukulah solusinya.

Si sulung kian bersemangat ketika tahu bahwa penulis mendapatkan royalti yang cukup besar jika buku yang ia tulis laris terjual. "Selain royalti, penulis juga bisa menyebarkan informasi bermanfaat loh but pembaca. Asyik kan?!" ujar saya meyakinkan.

"Wah, bisa jadi terkenal dong di kalangan teman-teman, Yah!" responsnya singkat, begitu spontan.

Saya mengangguk mantap sambil tersenyum. Yang penting ia dan adiknya makin cinta membaca dengan alasan apa pun yang mereka suka. Dimulai dari komik, mereka beralih ke genre lainnya seperti buku cerita karya Enid Blyton. Dengan kebiasaan ini, saya berharapa mereka akan memiliki pengalaman masa kecil yang akan mereka kenang hingga dewasa sebagai hal yang produktif. 

Baca juga: "Pengalaman Masa Kecil", Buku Lokal yang Paling Berkesan

Lalu bagaimana cara menumbuhkan minat baca pada diri anak yang sering dialamatkan kepada saya dan istri? Sebenarnya tak ada resep yang istimewa selain hal-hal biasa yang mungkin terkesan sederhana dan bisa diterapkan di semua keluarga Indonesia. Saya tuliskan beberapa butir sebagai berikut.

1 | Jelaskan manfaat membaca

Hal pertama yang perlu disuntikkan kepada anak-anak adalah manfaat yang bisa didapatkan dari aktivitas membaca. Selain menambah kosakata dan menyehatkan otak, membaca juga menawarkan hiburan unik yang tak kita dapatkan dari aktivitas lainnya. Membaca bisa mengasah empati dan melatih konsentrasi, yang sanga berguna bagi mereka. Mereka bahkan bisa meraup keuntungan menulis dengan menuliskan resensi dan dikirimkan ke media massa.

2 | Jadilah contoh terdekat

Saya sering menemukan kasus di mana orangtua mengeluh anak tak kunjung suka membaca padahal mereka sudah dibelikan banyak buku. Salah satu penyebabnya boleh jadi lantaran orangtua belum menunjukkan teladan sebagai sosok yang menyukai buku. Anak adalah peniru ulung, maka sulit diharapkan jadi pembaca jika orangtua tidak mencontohkannya.

3 | Bantu memilih buku

Anak-anak belum suka membaca bisa jadi sebab buku yang diberikan tak sesuai minatnya, atau buku mengandung teks terlalu banyak. Tak ada salahnya orangtua membantu anak memilih judul sesuai usia dan preferensi pribadi. Mulai dari buku dengan banyak gambar, baru beralih ke genre lain seiring waktu berjalan.

4 | Manfaatkan teknologi

Membaca buku lewat aplikasi di gawai, cara baru membangkitkan minat baca anak. (Foto: dok. pri) 
Membaca buku lewat aplikasi di gawai, cara baru membangkitkan minat baca anak. (Foto: dok. pri) 

Anak-anak generasi Z atau zillennial adalah digital natives, mereka akrab dengan teknologi karena 'dilahirkan' di dalamnya. Manfaatkan aplikasi pada smartphone atau  tablet untuk mengenalkan anak pada buku. Kami menggunakan aplikasi gratis seperti iPusnas, Let's Read, dan IB Library untuk mendorong anak keranjingan membaca. Membaca di gawai relatif lebih atraktif dibanding baca buku cetak, dan itu bisa jadi daya tarik tersendiri.

5 | Sesekali dampingi

Membaca buku bersama dapat membangun idan kepercayaan diri pada anak. (Foto: dok. pri) 
Membaca buku bersama dapat membangun idan kepercayaan diri pada anak. (Foto: dok. pri) 

Luangkan waktu untuk mendampingi aktivitas membaca anak agar anak merasa diperhatikan oleh orangtua. Para dokter di Cleveland Clinic menganjurkan agar orangtua membaca bersama anak sejak belia sebagai ikhtiar membangun bonding dan hubungan dua arah yang positif. Mau reading aloud atau storytelling, komunikasi yang berlangsung bisa membangun kepercayaan diri mereka.

6 | Wisata pustaka

Kami menyebutnya wisata pustaka yakni kunjungan ke toko buku atau perustakaan bersama anak-anak. Sejak mereka bisa membaca, kami terbiasa mengajak anak-anak ke Toko Buku Gramedia untuk memilih buku yang mereka sukai. Dikelilingi rak-rak buku dengan ratusan bahkan ribuan judul buku akan menciptakan sensasi kegembiraan istimewa bagi anak-anak. Apalagi jika mereka bebas memilih sesuai hobi, itu akan jadi pengalaman berharga yang membangun kecintaan pada literasi. 

Memilih buku di pameran buku menghibur dan menyenangkan hati anak-anak. (Foto: dok. pri)
Memilih buku di pameran buku menghibur dan menyenangkan hati anak-anak. (Foto: dok. pri)

Berkunjung ke pameran buku bisa jadi alternatif yang menyenangkan. Melihat banyak orang yang berebut memasukkan buku ke dalam keranjang adalah pemandangan yang sangat unik. Opsi lainnya kita bisa daftarkan anak-anak untuk memiliki kartu perpustakaan sendiri dari perustakaan daerah yang melayani peminjaman buku secara cuma-cuma.   

7 | Menulis resensi

Menulis ulasan buku atau resensi secara otomatis akan mendorong anak membaca buku tertentu sampai tuntas. Dengan menulis resensi bersama-sama, anak akan belajar anatomi buku sekaligus cara menulis yang baik. Baik anak dan orangtua bisa sama-sama belajar melakukannya. Resensi bisa dikliping untuk disimpan sebagai portofolio karya. Jika judul bukunya baru, resensi bisa dikirimkan ke media. Jika beruntung, honorariumnya akan menjadi kejutan berharga.

Baca juga: Belajar Bersama Kuncinya, Bukan Mengajari Belaka

8 | Cerdas cermat

Ya, cerdas cermat! Itulah yang kami lakukan di rumah untuk menumbuhkan minat baca pada anak-anak. Konsepnya sederhana, seperti cerdas cermat yang kita kenal tempo dulu. Kami berempat bergiliran melemparkan pertanyaan dan anak yang berhasil menjawab dengan benar akan diganjar dengan skor. Akumulasi skor bisa dikonversi untuk mendapat imbalan baik berupa makanan favorit atau buku baru yang mereka inginkan. Sejauh ini praktik cedas cermat terbukti efektif dan menyenangkan bagi anak asalkan orangtua juga mau terlibat sebagai peserta.  

9 | Buat proyek literasi

Istilahnya mungkin terlalu keren, yang jelas proyek literasi menuntut anak untuk menuliskan pengalaman membaca mereka dalam buku diary atau menceritakan kembali isi buku secara lisan di depan kami. Dengan cara ini, kegiatan membaca mendorong anak-anak untuk berlajar mengomunikasikan gagasan dan berpikir secara sistematis. Public speaking juga bisa diasah di sini. 


Proyek literasi juga bisa berupa tindakan lanjutan seperti menggambar tokoh atau melanjutka kisah dalam buku versi anak. Bagi si sulung yang suka menggambar, aktivitas ini tentu sangat menyenangkan sebab ia bisa menciptakan karakter sendiri dengan dunia yang ia susun bersama adiknya. Hasil proyek lagi-lagi bisa menjadi portofolio kemampuannya sebagaimana bisa dilihat pada akun Instagram di atas.

Itulah cara menumbuhkan minat baca yang kami terapkan pada anak-anak di rumah. Secara umum menurut saya langkah-langkah di atas cukup mudah dilakukan, tinggal menyesuaikan kebiasaan atau karakter keluarga masing-masing. Apa pun caranya, mengajak anak keranjingan buku sungguh besar manfaatnya. Bukan hanya menambah wawasan atau pengetahuan baru, tetapi juga membangun pemahaman yang lebih besar dan mendasar tentang kemanusiaan atau isu-isu yang menurut kita penting.

Bagaimana dengan sobat Kompasianer? Apakah punya kiat atau jurus khusus untuk menumbuhkan minat baca pada anak? Silakan share di kolom komentar agar bisa saling dititu. Ragam cara menumbuhkan minat anak dalam membaca justru membuat semakin menarik, untuk mempertahankan agar pengetahuan dan pengalaman tidak lepas, enggak ucul, karena abadi dalam kertas bacaan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun