Mohon tunggu...
Rauhiyatul Jannah
Rauhiyatul Jannah Mohon Tunggu... wiraswasta -

Penulis lepas, Ibu rumah tangga, Pebisnis sejati Hidup untuk terus belajar

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Cetak 800 Undangan dalam Dua Hari

21 Mei 2014   04:31 Diperbarui: 4 April 2017   16:45 3990
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14005964031477964021

Kehebohan dengan printer Canon ini adalah cerita yang sangat berkesan buatku. Pengalaman dan keseruannya, sekaligus keberhasilanku, menuntaskan tugas pertama sebagai bagian dari panitia pernikahan, membuatku selalu teringat printer yang satu ini.Jenis tipe yang kami pilih adalah Canon Pixma Ip 2770

Semua berawal dari kebaikan hati abah. Sepupuku, sebutlah namanya Melati, akan segera menikah. Namun yang menjadi kendala adalah, orang tuanya hanya menyewa di bangsalan kecil, tidak punya uang dan tidak direstui. Komplit sudah.

Kami memang terbilang dekat dengan sepupu yang satu ini, karena saat kecil, Melati menyusu pada ibu. Jadi kami adalah saudara satu susuan. Dan karena problem yang dihadapi oleh Melati, maka abah berinisiatif untuk mengambil alih tanggung jawab, menikahkan Melati dan kekasih hatinya, dalam waktu dua minggu saja.

Kenapa cepat sekali, ini dikarenakan sejoli yang sudah dimabuk cinta ini, kadung lari berdua. Jadi untuk menghindari fitnah segeralah diadakan pernikahan.

Dimulailah kerepotan kami. Nenek dan abah menjadi sumber dana utama. :) Kami sekeluargapun berfikir keras bagaimana menghemat, sesedikit mungkin pengeluaran untuk pesta pernikahan mereka.

Mama kebagian tugas untuk hidangan, adik perempuan saya bagian kontrol makanan, adik laki-laki seksi sibuk dan saya sendiri kebagian mengurusi publikasi. Alias cetak undangan. Saya diserahi uang sebesar 300 ribu

Dengan dana seminimal mungkin, maka kami pun segera putar otak. Saya tetap berkonsentrasi untuk cetak undangan. Setelah wara-wiri ke percetakan menanyakan harga undangan, tidak ada yang murah. Harga minimal adalah 800 rupiah. Bayangkan jika dikali dengan 800 undangan. Saya harus menambah biaya cukup banyak.

Setelah berbincang lama dengan suami, saya memutuskan untuk mencetak sendiri undangan. Saya kebagian mendesain undangannya. Waktupun terus berjalan. Desain undangan telah selesai saya buat, setelah beberapa kali revisi dari keluarga. Masalahnya sekarang dimana mencetaknya.

Suami bilang, di kantor beliau hanya bisa mencetak hitam putih. Lagipula tidak enak jika harus memakai fasilitas kantor untuk urusan pribadi. Benar juga dipikir-pikir. Tiba-tiba saya teringat adik yang punya printer lama. Kami pun berinisiatif meminjam printer adik. Setelah di cari-cari driver nya di internet dan di install, akhirnya printer pun terkoneksi. Namun ternyata untung masih belum dapat diraih. Catridge nya rusak parah. Tinta meleber kemana-mana. Namanya juga printer tua.

Saya panik tentu saja. Undangan harus selesai seminggu sebelum acara. Itu artinya tiga hari lagi.  Sementara belum ada selembarpun undangan yang tercetak. Akhirnya suami memberi ide. Beli printer saja katanya. Saya pun berhitung. Jika saya membeli printer dengan harga berkisar 700 ribu, dan menghabiskan bahan untuk undangan sekitar 200 ribu, maka saya masih punya keuntungan ya? Saya jadi punya printer sendiri setelahnya dan tugas mencetak undangan pun bisa saya selesaikan.Selama ini, jika saya membutuhkan hardcopy file, saya harus merepotkan suami untuk mencetak di kantor.

Akhirnya saya putuskan untuk membeli printer. Pilihan kami jatuh pada Canon Pixma IP 2770. Tipe ini paling murah. Kami mendapatkannya kala itu dengan harga di kisaran 500 ribu. Senangnya hatiku. Kami pun segera mengoperasikan printer ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun