Mohon tunggu...
Ismuziani ita
Ismuziani ita Mohon Tunggu... Perawat - Mental Health Nurse

Selalu bersyukur pada Allah.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jangan Sebut Aku Pelakor, Part 2

24 September 2020   17:08 Diperbarui: 24 September 2020   17:11 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku yang terus dikejar Halusinasi pada indra dengarku, terkadang aku tak mampu mengontrol halusinasi ku. Aku tidak bisa berpikir secara realita sahalusinasi muncul, aku mengikuti perintah bisikan bisikan di telingaku begitu saja tanpa berpikir baik buruknya tindakan ku.

Aku ceritakan semuanya pada Psikolog, aku ingin terbebas dari halusinasi yang terus berbisik menggangguku. Halusinasi itu sering muncul saat aku sangat rindu pada suamiku, dan dia tak berapa di samping ku. Halusinasi juga muncul saat aku sendirian tanpa teman, atau saat aku sedang sangat fokus pada kerjaanku di kantor. Aku pernah diperintahkan oleh suara suara bisikan itu, untuk bunuh diri. Saat itu aku sedang berdua dengan suamiku dalam mobil, pulang dari suatu tempat, tiba-tiba saja bisikan itu muncul mengatakan loncat saja dari mobil, untuk melihat sikap suami terhadap aku. Aku secara reflek membuka pintu mobil dan bersiap-siap untuk meloncat. Pada saat itu suamiku berhasil menarik aku ke dalam pelukannya, dan memarahi aku. Aku spontan menjawab

"Kan abang senang kalau saya meninggal, biar abang bisa bebas hidup berdua dengan Desi saja " Kataku saat itu.

Psikolog tempat aku konsultasi menyimak semua keluh kesahku, kemudian memberikan therapi untuk ku dengan berbagai saran, terakhir Wanita anggun yang berprofesi sebagai Psikolog didepanku, meminta izin padaku, untuk menghubungi suamiku. Aku mengizinkannya dan memberikan nomor HP suami ku pada Psikolog.

Aku diizinkan pulang oleh Psikolog Klinis tempat aku menceritakan semua masalah yang sedang aku hadapi. Aku sedikit lebih tenang dari sebelumnya, aku mengambil posisi istirahat di tempat tidur yang nyaman.

Saat aku terjaga dari tidur, aku merasa ada yang membelai lembut rambutku, aku membuka mata perlahan, melihat semyuman terukir manis di bibir suamiku. Aku melirik jam di dinding kamar, jarum jam menunjukkan pukul 17:00 WIB, aku tertidur sekitar dua jam.

"Maafkan abang ya dek" Kata Hendra padaku

"Abang sudah bicara kan semua dengan Kak Desi, Kak Desi udah meng ikhlaskan abang poligami, kita tidak perlu sembunyi-sembunyi lagi" Lanjutnya kemudian padaku

"Alhamdulillah" Jawab ku bersyukur pada Allah.

Aku memeluk suamiku, segala resahku hilang, dan aku berharap semoga semua Halusinasi yang pernah menggangguku juga menghilang. Hendra menjelaskan padaku bahwa Buk Rita Susanti Psikolog telah menghubungi nya dan menjelaskan kondisiku pada Hendra.

Hendra berjanji akan berlaku adil untuk Desi istri pertama nya dan untuk aku sebagai istri keduanya. Tidak semua istri kedua itu pelakor, aku menjadi istri kedua Hendra karena kami saling mencintai, kami menikah karena takut kepada Allah jika menjalani hubungan cinta terlarang.

Selesai...

Banda Aceh, 24 September 2020
( Seperti dikisahkan oleh seorang sahabat kepada Penulis)

Penulis,
Ismuziani, A.Md.Kep

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun