Mohon tunggu...
Ismuziani ita
Ismuziani ita Mohon Tunggu... Perawat - Mental Health Nurse

Selalu bersyukur pada Allah.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tunas Cinta Sang Bunda

10 Juli 2020   22:07 Diperbarui: 10 Juli 2020   21:55 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : Dokumen Pribadi

Dan bunda juga sering menjadi pengurus organisasi, hal ini pun diturunkan padaku. Sekarang aku ketua osis di Sekolah tempat aku menuntut ilmu.

Aku juga ketua Kepramukaan di Gudep sekolahku. Jabatanku di Kepramukaan sebagai Pratami, hal ini di buktikan  dengan tanda tiga garis warna merah, di dada kiri seragam pramuka ku.

Sementara di dada kanan seragam pramuka, tertempel bed nama ku, Pocut Cindya Vonna. Aku tersenyum sendiri di depan cermin, dan aku melihat pantulan bayangan bunda berdiri di belakang ku, merangkul aku dengan kasih nya. Aku menghadiahkan ciuman di kedua pipi bunda dan memeluk bunda.

" ini bukan kali pertama Cindy berkemahkan?" tanya bunda
" kenapa jadi cengeng begini?" lanjut bunda.

" Cindy takut bunda, kata pembina pendamping kami, kemungkina kali ini ada jurit malam" aku mengadu pada bunda. Aku memang takut gelap, apa lagi di suruh jalan sendiri dalam kegelapan malam.

Bunda menatap wajah ku, menatap mataku yang di hiasi bulu mata yang lentik. Dan Bunda menguatkan aku dengan memberikan nasehat padaku.

" Apa yang cindy takutkan, cindy tidak sendiri, ada Allah yang menjaga kita dimanapun kita berada"

" Kalau bunda boleh mengikuti kata hati bunda, bunda gak akan izinkan Cindy ikut berkemah, karena bunda tidak mau sendirian di rumah" suara bunda menenangkan ku.

" Ayok kita berangkat bunda" ajak ku kemudian, berharap bunda tidak mem perpanjang isi nasehatnya, karena kebiasaan bunda, jika sudah berbicara, durasinya bisa mengalahkan para ustaz di pengajian, bundaku bisa mengeluarkan terjemahan hadist dan ayat suci.

Yang ada dalam memorinya, kalau sudah memasuki tahap ini, kita tak akan bisa mengelak lagi, harus duduk diam mendengar kuliah dari bunda. Ah.. Bunda ku memang serba bisa.

***
Dibalut gamis hitam, dan jilbab lebar motif abstrak, bunda kelihatan sangat cantik, aura keibuan nya terpancar dari wajahnya yang tulus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
  21. 21
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun