Indonesia adalah negara yang mempunyai berbagai keberagaman suku bangsa, agama, ras, budaya bahkan bahasa. Lebih dari 700 bahasa daerah yang dimiliki oleh Indonesia dan masih digunakan di dalam kehidupan sehari-hari, terutama anak-anak di usia sekolah dasar. Memasuki  kelas awal di SD, terdapat banyak siswa yang memiliki ketidakmampuan berbahasa Indonesia yang kuat, karena bahasa ibu masih menjadi bahasa yang utama Ketika berada di rumah dan lingkungan.
Di banyak sekolah dasar, terutama di daerah yang multi bahasa seperti Papua, Kalimantan, Sulawesi, dan Nusa Tenggara Timur para anak-anak dihadapkan dengan pemebelajaran yang sepenuhnya berbahasa Indonesia. Sedangkan, bagi sebagian dari mereka bahasa Indonesia baru benar-benar di pahami setelah bertahun-tahun duduk di bangku sekolah.
kebanyakan anak hanya mengenal bahasa ibu saja dan tidak terlalu mengetahui bahasa nasional  yaitu bahasa Indonesia, banyak anak yang masih menggunakan bahasa ibu dan dimana ketika memasuki sekolah dasar sebagian besar siswa menghadapi tantangan lingguistik dalam memahami pelajaran yang di sampaikan dalam bahasa Indonesia. Hal ini memperlihatkan bahwa Pendidikan di Indonesia ini masih ada yang memiliki ketimpangan lingguistik, yang dimana sistem pengajaran nasional belum sepenuh nya beradaptasi dengan realitas multi bahasa masyarakat Indonesia. Tetapi dalam konteks lain bahasa ibu bukan hanya alat untuk komunikasi tetapi juga memegang peranan penting sebagai identitas budaya siswa.
Bahasa Ibu adalah bahasa yang pertama kali di pelajari oleh anak dalam lingkungan keluarga (Ita,E., et.al, 2023) dimana anak menggunakan bahasa yang dikenalkan sedari  kecil atau bahasa sesuai daerah nya. Di dalam dunia Pendidikan kondisi multi bahasa ini memunculkan 2 tantangan utama, yaitu: Terjadinya ketimpangan dalam proses belajar yang mana banyak siswa SD yang mengalami kesulitan dalam memahami pembelajaran, karena bahasa yang di gunakan bukan bahasa yang pertama kali mereka kenal. Hal ini menyebabkan rendahnya literasi dasar seperti menulis dan membaca. Tantangan kedua adalah kurangnya pemahaman mengenai pendekatan multikultural dalam proses pengajaran di dalam kurikulum dan praktik pembelajaran sering kali menggunakan pengantar dengan bahasa Indonesia tanpa mempertimbangkan linguistik dan budaya lokal para siswa yang menyebabkan para siswa merasa tidak percaya diri dalam berpartisipasi aktif didalam kelas.
Selain itu di dalam penelitian UNESCO (2022) yang mempromosikan pendidikan MultiBahasa Berbasis Bahasa Ibu (MTB-MLE) dimana ditekankan bahwa jika mengajar anak pada awal-awal tahun dengan menggunakan bahasa ibu dapat membangun fondasi yang kuat untuk literasi dan mempelajari bahasa tambahan secara bertahap untuk beralih ke bahasa nasional atau internasional supaya lebih efektif. Adapun manfaat dari digunakan nya bahasa ibu ini adalah: meningkatnya kemampuan literasi dasar siswa, membangun rasa percaya diri siswa dan identitas siswa, meningkatnya dukungan dan partisifasi dari masyarakat dan terjadinya penguatan pelestarian budaya.
Bahasa ibu (Mother Tongue) adalah bahasa yang berpengaruh dalam pembelajaran oleh karena itu peran guru di harapkan agar bisa menanamkan bahasa Indonesia dalam penerapan belajar agar lebih maksimal. Selain itu, guru membimbing siswa dengan menggunakan bilingual atau sebuah kombinasi bahasa ibu dan penguatan untuk bahasa Indonesia (Harun, F,E:2021). Selain itu bisa juga menggunakan pendekatan Pendidikan Multikultural yang mana untuk meminimalisir terjadinya konflik dan agar tidak meninggalkan akar kebangsaan. Di dalam pendekatan Pendidikan Multikultural juga di tekankan mengenai keadilan linguistik yaitu kesempatan yang setara bagi semua siswa untuk belajar tanpa adanya hambatan bahas. Peran guru yang pengajar bagaikan di ujung tombak keberhasilan karena para siswa akan mencontoh tauladan dan Tindakan para guru nya.
Bahasa ibu bukanlah sekedar alat  untuk komunikasi saja, tetapi bagian dari identitas diri, cara berpikir dan menjadi pintu utama siswa untuk memahami dunia. Di negara yang beragam seperti Indonesia penggunaan bahasa ibu di tahap awal pembelajaran bukan hanya mengenai pelestarian budaya saja tetapi menjadi sebuah strategi untuk menciptakan sebuah pembelajaran yang adil dan efektif. Dalam Pendidikan Multikultural juga memudahkan guru dalam proses belajar selain itu, menumbuhkan perasaan percaya diri pada para siswa dan rasa bangga terhadap budayanya.
Sudah saat nya agar para pemangku Pendidikan Bersama-sama mengambil peran aktif untuk mengadaptasi pembelajaran Multikultural di lingkungan sekolah dasar. Beragam nya bahasa ibu bukan menjadi penghambat melainkan sebuah aset yang perlu kita jaga dan hargai dan manfaatkan untuk membangun sebuah Pendidikan yang adil dan inklusif.
Referenis:
Badan Bahasa Kemendikbudristek. (2023). Data Vitalitas Bahasa Daerah di Indonesia.