Mohon tunggu...
Alfathan Rahman
Alfathan Rahman Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger, kompasiana kontributor

Full time Blogger Ismimalfathan www.ismimalfathan.wordpress.com, dan www.alfa27.com "Membangun bangsa dengan tulisan"

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Wahai Pemuda, Inilah PR Kita Menyambut Kemerdekaan Indonesia 10 Tahun Mendatang

20 Agustus 2020   08:43 Diperbarui: 20 Agustus 2020   08:36 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kita baru saja merayakan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-75 tahun. Saya menganggap bahwa kemerdekaan adalah sebuah anugerah yang tak ternilai dari Tuhan YME bagi suatu bangsa yang ingin bersatu menjalankan visi dan misi kehidupannya hingga akhir peradaban.

Indonesia terdiri dari lebih 17.000 pulau yang membentang dari Sabang sampai Merauke, juga dihuni lebih dari 260 juta penduduk dengan banyak sekali ragam budaya dan bahasa.

Tak mudah bagi kita semua untuk tetap teguh dalam indahnya ikatan Bhinneka Tunggal Ika.. Apalagi di arus globalisasi seperti yang kini tengah kita hadapi. Berkembangnya teknologi, membuat keterbukaan informasi menjadi sangat masif. Konsekuensi akan hal itu membuat arus informasi menjadi sulit untuk dikendalikan.

Akibatnya rasa nasionalisme para generasi muda di Indonesia sedikit banyak mulai terkikis. Ditambah lagi intervensi akan budaya luar yang mulai mengakar dalam kehidupan, sedikit banyak menjadi batu sandungan tersendiri dalam menjalankan sebuah komintmen nasioalisme serta kemerdekaan yang telah diperjuangkan.

Kini kita akan menghadapi sebuah dekade yang sangat rumit. Ketika semua bisa kita lihat di balik layar layar, informasi hanya dalam usapan jari, dan dunia berada dalam genggaman. Propaganda pun bagaikan konsumsi sehari-hari.

Akan tetapi, ketika masalah lebih besar akan menghampiri, beberapa waktu terakhir banyak sekali bermunculan tren-tren baru yang cukup mengherankan. 

Seperti membuat  drama entah itu percintaan, ke"uwuan" bersama pasangan, datang ke nikahan mantan, konflik dengan orang lain, keprank-keprenk, perselingkuhan yang dibagikan ke kanal YouTube, mengisi pemberitaan di sosial media dan menjadi konsumsi publik....

Jika terus menerus terjadi, bagaimana kita selaku anak muda mampu memikul tanggung jawab sebesar ini? Bagaimana cara kita meneruskan peradaban yang telah dibangun oleh orang tua kita dahulu? Apa iya visi dan misi berkebangsaan kita harus direstrukturisasi kembali mengikuti perkembangan serta trend sosial media yang tak beresensi ini?

Apa kita rela kertas teks proklamasi yang penuh dengan tulisan dan coretan dahulu harus dibayar dengan tulisan bernada hate speech, hujatan, serta cacian di kolom komentar menyikapi sebuah drama konflik? Jujur ini tamparan bagi kita semua, termasuk saya sendiri secara pribadi. Sudah saatnya kita malu dan merefleksi diri.

Saya hanya meminta kepada kita semua wahai para pemuda, "Please, bring your positive vibes for Indonesia on the next journey.." Perjalanan kita masih panjang, bahkan negara kita belum 100 tahun merdeka. 

Yuk, bersiap menghadapi satu dekade ke depan sebagai awal permulaan serta untuk mengetahui seberapa siap kita membawa Indonesia ke perjalanan selanjutnya.

Setidaknya ada beberapa PR yang perlu kita kerjakan untuk menyambut HUT RI ke-85 sepuluh tahun mendatang....

1. Pengetahuan dan keilmuan

Sepuluh tahun ke depan, dunia sangat rentan berada dalam arus konflik. Akan tetapi konflik tersebut tak lepas dari esensi globalisasi yang tentu saja terintervensi oleh teknologi dan digitalisasi. Nah sudah saatnya kita mengkonstruksi diri kita dengan pengetahuan serta keilmuan yang mencukupi.

Tak melulu soal Matematika, Fisika, atau disiplin ilmu lain. Karena sesuatu hal yang bermanfaat bisa dijadikan sebagai ilmu yang baru. Jika kita kuat secara basis kelimuan, maka akan semakin mudah dalam mengarungi badai konflik di era Globalisasi

2. Asah kembali skill digital kalian

Digital sudah merambah di segala sektor kehidupan. Sudah seharusnya kita menerima kehadiran mereka dengan suatu penyikapan yang positif. Janganlah kita terbawa arus akan dampak negatif dari digitalisasi.   

Mulailah dari hal yang sebenarnya sederhana seperti men-share informasi-informasi yang bermanfaat, tidak menyebarkan berita hoax, perbanyak menyaksikan konten-konten yang sarat akan ilmu, mulai   mencoba berjualan online, berkreatifitas di sosial media, dan masih banyak upaya lainnya.

3. Jangan lupakan sejarah

Apakah kamu termasuk orang yang malas untuk belajar mengenai sejarah? Jika iya, cobalah perlahan untuk merubah mindset ini. Karena mengingat sejarah adalah aspek yang sangat dibutuhkan oleh generasi muda kini. Kamu harus tahu bagaimana upaya para pahlawan dalam memperjuangkan kemerdekaan negara kita.

Mengikuti perkembangan zaman tentu harus, namun jadikanlah sejarah sebagai referensi untuk melangkah. Karena dengan cara itulah kita bisa memepertahankan jati diri bangsa Indonesia.

4. Gotong Royong

Untuk generasi muda, yuk kita galakkan lagi yang namanya gotong royong (*Tamparan juga buat saya pribadi). Gotong royong merupakan salah ciri khas bangsa Indonesia dan membuat kita lebih unggul dari bangsa lain.

Gotong royong bukan hanya perihal bahu membahu, atau pun kerja bakti saja. Di era globalisasi ini, banyak sekali aspek yang bisa kita jadikan sebagai fasilitas dalam bergotong royong. Manfaatkanlah luasnya internet untuk bisa menghimpun semua lapisan bangsa dalam mencapai sebuah tujuan. Entah itu profit, sukarela, saling berbagi, dan masih banyak upaya lainnya.

Kita bisa mencpitakan banyak sekali peluang untuk bisa membantu satu sama lain. Karena digitalisasi telah memberikan segala fasilitas tersebut...

5. Teguhkan keimanan kita

Seperti halnya sila pertama dalam Pancasila yakni Ketuhanan Yang Maha Esa. Jati diri bangsa kita adalah berprinsip terhadap ketuhanan dengan berbagai perbedaan dalam beragama. Akan tetapi terkadang aspek ini sering dilupakan oleh banyak sekali kawla muda. Mereka terlena oleh  kenikmatan sementara yang disuguhkan dunia.

Padahal keimanan kita adalah pondasi terpenting dalam mengarungi kehidupan, termasuk berbangsa dan bernegara. Jagan gegabah, di atas langit masih ada langit. Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa adalah penguasa dari semua yang ada di jagat raya ini.

6. Tingkatkan rasa empati dan kemanusiaan

Nah aspek inilah yang saya anggap sedikit demi sedikit mulai terkikis di setiap generasi. Entah mengapa rasa egois justru semakin menjerat hati setiap insan. Kekerasan yang berujung dengan kondisi yang tak diinginkan seakan menjadi solusi dalam menyikapi sebuah permasalahan.

Nah kepada generasi muda, cobalah untuk mulai meningkatkan rasa empati dan kemanusiaan. Jangan lah mendahulukan sisi ego dalam diri. Semarah-marahnya dirimu, sisipkanlah sedikit hati Nurani agar dapat berpikir secara logis dan rasional.

Kemudian mulailah untuk peduli dengan kondisi orang lain yang jauh lebih tidak beruntung. Karena kesejahteraan dan keadilan adalah aspek yang sudah seharusnya dinikmati oleh setiap masyarakat Indonesia tanpa terkecuali.

7. Tanamkan kejujuran

Jujur adalah hal sederhana namun sangat sulit untuk diaplikasikan. Karena dampak dari sebuah kejujuran sangatlah besar bagi masa depan sebuah bangsa. Tak perlu saya memberikan contoh karena saya yakin kalian pasti sudah mengerti.

Mulailah dari hal kecil seperti menepati janji, tidak menyontek, lisan dan tindakan yang kongruen, hingga masih banyak hal sederhana lainnya. Sekali lagi mulailah! Kalian semua pasti bisa!

==============

Bukan bermaksud untuk menceramahi. Akan tetapi sesama generasi muda, sudah kewajiban saya untuk saling mengingatkan. 10 tahun kedepan adalah masa yang cukup kompleks dan sangat menguji rasa nasionalisme serta kebangsaan dalam diri kita...

Mulailah bertanggung jawab pada diri sendiri. Karena hal itu akan sangat berdampak positif bagi kamu pribadi, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun