Mohon tunggu...
Ismawan Amir
Ismawan Amir Mohon Tunggu... Konsultan - Brand and Digital Marketing Strategist

Co - Founder Desa Institute - Entrepreneur - Berbagi - Bermanfaat - Berkarya- Berdaya- Perindu Surga

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Soekarno dan Diplomasi Segulung Tembakau

25 April 2018   14:56 Diperbarui: 25 April 2018   15:04 1229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto : Merdeka.com

Siapa sangka bahwa Presiden RI pertama, Soekarno menggunakan rokok sebagai alat negosiasi. Saya pun tidak percaya hingga menemukan foto-foto keakraban Soekarno dengan para pemimpin dunia yang sama-sama mengisap tembakau yang sudah digulung itu.  Suatu waktu dalam sebuah konfrensi,Soekarno membantu Perdana Menteri India, Jawaharlal Nehru menyalakan rokok yang ia isap.

Soekarno memang tidak pernah lepas dari rokok. Tokoh kharismatik itu setiap berkunjung  ke luar negeri menemui pemimpin dunia, ia selalu membawa barang tersebut. Rokok jadi bagian penting bagi Soekarno dalam hidupnya. Utamanya untuk bergaul dengan para pemimpin bangsa lain.

Bagi sebagian orang, rokok yang Soekarno bawa itu hanya untuk menghangatkan badan jika di luar negeri. Tetapi lebih dar itu, Soekarno sangat paham betul gulungan tembakau itu sangat ampuh dalam setiap diplomasi antar negara. Itu pulalah yang sering Soekarno sajika dalam masa perang kemerdekaan. Berdiskusi dengan sesama tokoh bangsa. Soekarno kerap kali terlihat menikmati tembakau gulung.

Soekarno memanfaatkan rokok sebagai sumber daya alam Indonesia sebagai alat pancing mendatangkan investor. Diplomasi dengan berbagai negara bisa lebih cair dengan menikmati rokok yang merupakan produksi terbaik Indonesia. Dengan bangga Soekarno bisa panjang lebar menceritakaan Indonesia yang kaya dengan sumber daya alam dari sabang sampai Merauke. Kekayaan alam itulah yang membuat VOC bisa tinggal menjajah dan merampok kekayaan alam Indonesia kurang lebih 300 tahun.

sumber foto : Merdeka.com
sumber foto : Merdeka.com
Mungkin kita pun tak percaya, Soekarno sering diminta membawa rokok terbaik asal Indonesia untuk diberikan pada pemimpin dunia. Tercatat mereka yang pernah memesan yakni Jawaharlal Nehru dari India, Fidel Castro dari Kuba, bahkan John F Kennedy dari Amerika Serikat memesan secara khusus kepada Soekarno untuk dibawakan rokok Indonesia.

Sudah bisa dibayangkan, Soekarno memanfaatkan rokok sebagai alat untuk menjalin kebersamaan dengan sesama tokoh politik dunia. Berbagai macam rokok yang muncul setelah masa Soekarno. Indonesia menjadi negara yang menghasilkan pemasukan dari rokok cukup besar. Tahun 2007 Indonesia mendapatkan pemasukan dari cukai rokok sebesar 149,9 Trilyun. Sebuah angka yang sangat fantastis.

Beberapa rokok yang muncul setelah era Soekarno sudah dikelola oleh perusahaan profesional. Kita mengenal Djarum, Shampoerna, Gudang Garam dan Bentoel. Belakangan Bentoel diakuisisi oleh BAT (British American Tobacco). Sebuah perusahaan yang mengeluarkan merek Dunhill Ultra sebagai merek kretek internasional nomor satu di Indonesia.

Riset yang telah dilakukan oleh BAT yang menyebutkan bahwa Reduced Smell Technology bisa secara signifikan mengurangi aroma tidak sedap dan asap rokok (less smell is more.).  Sehingga aroma tidak sedap rokok yang biasa melekat pada badan bisa hilang.

Soekarno bisa saja tidak merasakan olahan tembakau saat ini. Tetapi para pelanjut bangsa masih terus membudayakan gaya Soekarno dalam diplomasi. Tetapi bisa lebih elegan seiring dengan perkembangan zaman. Rasa percaya diri pemimpin bisa tumbuh jika merokok dengan olahan hasil inovasi yang bisa mengurasi asap dan bau. Less smell is more mungkin jadi gaya hidup baru.

Presiden Soekarno dan pemimpin Uni Soviet Nikita Kruschev pernah bertemu satu meja dan merokok sama-sama. Pada masa itu Uni Soviet memberikan banyak bantuan pada Indonesia. Diplomasi tembakau Soekarno berhasil dan dikenang hingga saat ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun