Mohon tunggu...
Isma Mufida
Isma Mufida Mohon Tunggu... Guru - Semua ditulis hanya berdasarkan kejadian nyata. Jika nantinya takdir tak mengizinkan kita hidup bersama, izinkan aku tetap mencintaimu melalui tulisanku :)

Allah, Orangtua, Keluarga, Sahabat, dan dia ❤

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sungguh

26 Juli 2019   19:54 Diperbarui: 26 Juli 2019   20:03 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Aku menyayangimu seperti halnya anak anakmu nanti juga menyayangimu"

Tidak ada angin, tidak ada hujan, tidak ada badai topan.
Tiba tiba kau membalas pesan singkatku dengan balasan seperti itu.
Kejam. Kau membuatku semakin tersiksa oleh rindu.

Sah sah saja bagi orang yang memang memiliki hubungan mengatakan hal hal semacam itu.
Mungkin mereka juga menganggap perkataan itu hal yang biasa dan nyaris tak perlu.
Sedangkan bagiku?
Ingin pingsan saja membaca pesan darimu itu, yang langsung kau hapus karena kau malu.
Seseorang setidak peduli kamu, secara tiba tiba mengatakan hal itu padaku.
Kuharap, kau serius dengan bicaramu. 

Tidak ada kata lain, selain aku juga menyayangimu.
Aku tak mau kau jenuh, karena rasa ini sungguh.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun