Mohon tunggu...
Indra Sastrawat
Indra Sastrawat Mohon Tunggu... Wija to Luwu

Alumni Fakultas Ekonomi & Bisnis - UNHAS. Accountant - Financial Planner - Writer - Blogger

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Spirit Garuda Hadang Singa Afrika

18 November 2012   06:29 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:08 1858
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_224259" align="aligncenter" width="637" caption="Spanduk Macz Man, suporter Makassar di laga Indonesia kontra Kamerun 17 November 2012. (Republika co.id)"][/caption] Sebuah sepakan ketiang jauh kiper Kamerun Youthejehu Rostand  yang dilesakkan Andik nyaris menjadi gol, penonton dibuat histreria. Itu merupakan peluang terbaik timnas semalam kala menjamu Singa Afrika Kamerun. Hasil akhir imbang 0-0, Indonesia bisa mengimbangi salah satu kekuatan Afrika yang pernah di takuti. Memang timnas Kamerun hadir di GBK tanpa Eto'o dan Song tapi kualitas bermain mereka jauh melebihi kita, pemain Kamerun mampu mengalirkan bola dengan nyamannya, mereka benar-benar menikmati permainan. Di babak pertama timnas kedodoran menghadapi Singa Afrika yang lapar. Masuk babak kedua, Garuda mulai mengepakkan sayapnya, dua sayap garuda Andik dan Okto yang di babak pertama bermain buruk, mulai menemukan permainannya puncaknya ketika Andik nyaris membuat gol. Tony Cussel yang di DNAnya hanya 50% Indonesia bermain taktis, mengatur tempo permainan membuat Singa-Singa gigih bersembunyi di garis pertahanan. Sayangnya serbuan garuda belum mampu membuat sebiji gol, padahal peluang di babak kedua cukup banyak. Secara kualitas, stamina, visi bermain jelas Kamerun diatas Indonesia, tapi soal spirit dan daya juang timnas Indonesia lebih baik. Lihat saja bagaimana kaki-kaki kecil Taufik berani beradu dengan pemain Kamerun, atau JVB yang tambun berjibaku melawan berat badannya memburu bola tanpa lelah dan penuh determinasi. [caption id="attachment_224261" align="aligncenter" width="598" caption="Serangan Singa Afrika ke jantung pertahanan Indonesia. (Republika.co.id)"]

13532193372027628541
13532193372027628541
[/caption] Melawan The Indomitable Lions, Indonesia lebih banyak tertekan, indikasi beda kelas memang sudah terlihat di tabel rangking FIFA. Kamerun  nangkring diposisi ke 62 sedangkan Indonesia berada di kasta 165. Sebenarnya kedua timnas sedang bermasalah, timnas Indonesia bermasalah karena sekelompok bandit sedang mengacau, sedangkan Kamerun semenjak meraih emas di Olimpiade Sidney 2000 prestasi mereka menukik tajam, puncaknya beberapa saat yang lalu Kamerun gagal lolos ke putaran final Piala Afrika 2013. Menyedihkan mereka kalah dari Tanjung Verde negeri antah berantah yang sepakbolanya tidak dikenal. Namun pembeda malam itu adalah stadion GBK mulai riuh oleh supporter. Barisan spanduk dari kelompok suporter Indonesia terpampang melingkari GBK, ada Spartacks dari Padang, Kediristi dari Kediri, Panser Biru dari Semarang, Bonek Surabaya, Pasoepati dari Solo, Slemania dll. Tapi yang paling membanggakan saya adalah spanduk besar The Macz Man Zona Jakarta kelompok suporter kreatif dari kota saya, Makassar. Setidaknya spanduk itu bisa mewakili perasaan hati orang Bugis Makassar akan timnasnya. Perasaan hati sekaligus menebus rasa malu karena sebagian tokoh-tokoh dibalik pengacu itu adalah putra Bugis sama dengan saya, Nurdin Halid, La Nyala Mattaliti dan Andi Mallarangeng memilih berdiri dibarisan kelompok tertentu dan melupakan kepentingan yang lebih besar, bangsa Indonesia. [caption id="attachment_224262" align="aligncenter" width="598" caption="Para pendukung Timnas yang setia di GBK (Republika.co.id)"]
13532197191243981843
13532197191243981843
[/caption] Modal seri semalam berpengaruh besar pada poin timnas di tabel klasifika FIFA, tapi apalah arti rangking yang semakin bagus jika gagal total di Malaysia. Seminggu lagi timnas beradu dengan negeri Seribu Gajah, Laos tepatnya 25 November 2012. Partai perdana menentukan langkah timnas berikutnya apalagi dua lawan serumpun sudah menunggu yaitu Singapura dan Malaysia. Satu-satunya kekurangan timnas adalah lini depan yang kurang tajam, menempatkan seorang finisher macam Bambang atau JVB seorang diri dan membiarkan Irfan berkeliaran sampai ke garis pertahanan kurang tepat. Nil harus berani berekspirimen dibarisan depan, seperti kala Dino Zoff yang lebih memilih Marco Delvecchio di final Euro 2000, Delvecchio bisa mencuri satu gol walau hasil akhirnya Italia kalah dari Prancis. Nil perlu mempertimbangkan memasang striker yang bisa membuka ruang dan silih berganti bertukar posisi dengan Irfan, rasanya anak muda M. Rahmat layak di coba. Ketika menang besar 5-0 melawan Brunie, Irfan diduetkan dengan M. rahmat. Dan semoga spirit semalam bisa memacu garuda untuk terbang tinggi di Piala AFF 2012, mampu menggepakkan sayapnya dan mencengkram lawan-lawannya dan merengkuh tropi untuk kali pertama. Teruslah berjuang Garuda ku, kami selalu mendukung mu. Garuda didadaku, Garuda kebanggaan bangsa ku. Salam

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun