Mohon tunggu...
ISJET @iskandarjet
ISJET @iskandarjet Mohon Tunggu... Administrasi - Storyteller

Follow @iskandarjet on all social media platform. Learn how to write at www.iskandarjet.com. #katajet. #ayonulis. Anak Betawi. Alumni @PMGontor, @uinjkt dan @StateIVLP. Penjelajah kota-kota dunia: Makkah, Madinah, Tokyo, Hong Kong, Kuala Lumpur, Langkawi, Putrajaya, Washington DC, Alexandria (VA), New York City, Milwaukee, Salt Lake City, San Francisco, Phuket, Singapore, Rio de Janeiro, Sao Paulo, Dubai, Bangkok.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

‘Tawaf’ di Maracana, Dapet Oleh-oleh dari Panitia (#tantanganditerima)

18 Juli 2014   17:09 Diperbarui: 11 Agustus 2015   20:40 436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_315871" align="aligncenter" width="600" caption="Sisi terdekat stadion Maracana: Besar dan kokoh. (iskandarjet)"][/caption] Maracana adalah pusat dari Piala Dunia 2014. Bukan hanya karena di stadion ini dilangsungkan final yang mempertemukan Jerman vs Argentina. Tapi lebih karena stadion ini punya punya sejarah panjang sepak bola Brasil sekaligus memori mendalam Piala Dunia.

Dalam konteks budaya sepak bola, stadion ini jelas mengalahkan kemasyhuran tiga ikon wisata kota Rio lainnya, Copacabana, Sugar Loaf dan Cristo Redentor.

Saya tidak berkesempatan masuk apalagi nonton pertandingan Piala Dunia di stadion bersejarah ini. Tahu sendirilah, harga tiketnya bisa mencapai sepuluh ribu Dollar AS! Saat bertemu lagi dengan Harry, warga Ohio yang mencari tiket final beberapa jam sebelum pertandingan Jerman vs Argentina digelar, Harry mengaku tidak jadi nonton karena, “Tiketnya mahal banget. Kemarin ada yang jual 5.000 Dollar tidak saya beli,” tandasnya.

Dan di kalangan wartawan yang meliput Piala Dunia sekalipun, tidak semuanya bisa masuk ke sana. Hanya wartawan yang sudah memiliki akreditasi dari FIFA yang bisa mendapatkan akses meliput Piala Dunia langsung dari stadion. Kalau tidak punya, cukup berpuas meliput dari luar stadion. Dan sebenarnya liputan Piala Dunia di pantai, bar dan tempat keramaian lainnya di Brasil tidak kalah serunya dengan liputan dari dalam stadion (bahkan bisa lebih menarik dan menggelitik).

Akhirnya, karena belum pernah melihat dari dekat stadion Maracana, saya berangkat ke sana dengan taksi untuk memenuhi tantangan dari Syaifuddun Sayuti lewat akun Twitternya di @syai_fuddin. Di hari terakhir di Rio, saya mengelilingi stadion ini.

Meskipun diameter pedestrian yang mengelilingi stadion sangat luas dan saya sedang berpuasa, tapi satu putaran tidak membuat lelah (tapi lumayan bikin kaki pegel).

Maracana hari Kamis (15/7) kemarin sedang berantakan. Tukang-tukang terlihat membereskan sisa barang yang berserakan pascapagelaran Piala Dunia sebulan penuh. Tapi ornamen dan hiasan Piala Dunia masih terpasang rapi di sekililing stadion. Termasuk tulisan besar Final Piala Dunia.

 

[caption id="attachment_315873" align="aligncenter" width="600" caption="Seorang turis sedang berpose seolah-olah memegang tropi Piala Dunia ukuran besar di belakangnya--yang terpasang megah di sisi stadion dekat stasiun metro Maracana. (iskandarjet)"]

1405652719253191116
1405652719253191116
[/caption]

Saya bertemu dengan banyak warga setempat yang sedang berolah raga. Juga dengan banyak turis yang sedang berkeliling seperti saya sambil berfoto-foto ria. Sampai kapan pun, stadion ini akan jadi magnet para turis. Apalagi akses ke sana cukup mudah, jalan di sekitarnya sangat lebar. Dan dekat dengan dua stasiun metro, stasiun Maracana dan Xavier.

Saat berkeliling, saya penasaran apakah toko souvenir Coca-Cola masih buka. Akhirnya saya bertanya ke penjaga keamanan setempat yang mengarahkan ke sebuah ruangan.

Ruangan semi-permanen itu saya tebak salah satu markasnya panitia, karena di depan sana berdiri seorang wanita cantik dengan lanyard panitia di dadanya. Tapi saya tetap memutuskan masuk. Bergaya sok kenal gitu.

Saat berada ke dalam, saya baru menjelaskan maksud dan tujuan nyelonong ke ruang tersebyt. Begitu dibilang tidak ada, saya buru-buru minta sisa lanyard yang sedang dikumpulkan oleh salah seorang panitia. Sisanya banyak banget. Dan si panitia yang saya temui tidak mau kalah cerdik, dia minta lanyard dari Media Center Rio yang saya pakai. Akhirnya terjadilah barter yang menurut saya jauh lebih keren lanyard panitia berwarna biru ini.

 

[caption id="attachment_315874" align="aligncenter" width="300" caption="Mencium Tropi Piala Dunia di Depan Maracana. (iskandarjet)"]

1405652902118764600
1405652902118764600
[/caption]


Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun