Mohon tunggu...
ISJET @iskandarjet
ISJET @iskandarjet Mohon Tunggu... Administrasi - Storyteller

Follow @iskandarjet on all social media platform. Learn how to write at www.iskandarjet.com. #katajet. #ayonulis. Anak Betawi. Alumni @PMGontor, @uinjkt dan @StateIVLP. Penjelajah kota-kota dunia: Makkah, Madinah, Tokyo, Hong Kong, Kuala Lumpur, Langkawi, Putrajaya, Washington DC, Alexandria (VA), New York City, Milwaukee, Salt Lake City, San Francisco, Phuket, Singapore, Rio de Janeiro, Sao Paulo, Dubai, Bangkok.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Menjadi "Endorser" atau "Buzzer", Bagaimana Peluangnya?

17 Februari 2018   15:01 Diperbarui: 17 Februari 2018   19:30 1509
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dari pixabay.com

Endorse artinya mendukung atau menyokong. Dalam dunia pemasaran, kata "endorse" lazim digunakan oleh para praktisi periklanan atau pemasaran dalam konteks promosi produk yang dilakukan oleh sosok terkenal dan berpengaruh.

Kata endorse tidak dikenal atau diperbincangkan oleh para pebisnis sebelum era digital atau zaman media sosial hadir. Dulu, kita hanya mengenal iklan. Iklan yang dibintangi oleh seorang selebritis atau sosok terkenal atau berpengaruh.

Dari sisi format dan konsep, iklan mainstream seperti ini masih ada sampai sekarang. Tapi dari sisi konten atau isinya, iklan yang menampilkan orang terkenal sebenarnya sama dengan endorse. Si artis atau tokoh diminta untuk memberikan dukungan terhadap produk yang sedang diiklankan---dengan sekian banyak aksi atau cara yang dikemas secara kreatif oleh pembuat iklan.

Silakan cek di akun-akun Instagram atau media sosial lain yang dikelola oleh seleb atau orang terkenal. Anda akan lihat satu dua konten berisi endorse untuk produk tertentu. Baik produknya sedang dipakai atau sekedar dipegang. Sebenarnya itu iklan (sekalipun masih banyak akun yang menyamar antara konten berbayar dan konten tanpa bayaran). Tapi secara teknis, dia belum disebut sebagai iklan, melainkan sebuah "endorsment" atau "dukungan".

Endorsment sedang marak digarap oleh para pemasar digital dalam lingkup influencer marketing atau pemasaran dengan memanfaatkan kekuatan orang berpengaruh. Mitra para pemasar ini tidak lagi berkutat pada kata kunci artis atau tokoh atau seleb yang selama ini dikenal. Tapi meluas ke orang-orang biasa yang sukses menjadikan akun media sosialnya terkenal di kalangan banyak pengguna medsos---sehingga layak menyandang gelar seleb medsos.

Bagaimana Peluangnya?

Beberapa hari lalu, sociabuzz melakukan sebuah riset yang melibatkan praktisi periklanan dan pemasaran sebagai responden. Hasilnya dituangkan dalam sebuah laporan bertajuk "The State of Influencer Marketing 2018 in Indonesia: Kupas Tuntas Tren Pemasaran 'Endorse'".

Riset melibatkan 83 responden yang pernah atau rutin menjalankan influencer marketing dalam kurun setahun terakhir. Mereka berasal dari agensi digital (18%), produsen atau merek (70%), produk rintisan aka start-up (8%) dan produk Online Shop (4%). Mereka umumnya menjabat sebagai tenaga pemasaran digital atau komunikasi pemasaran.

Dalam survey ini, Anda bisa melihat bahwa sebagian besar endorserdiajak kerjasama untuk meningkatkan awareness (98.8%), mengedukasi target konsumen (62,7%), baru setelah itu meningkatkan penjualan dengan tingkat persentase masih di atas 50 persen (50.06%).

Lalu di mana kegiatan 'iklan terselubung' ini digelar? Kebanyakan di Instagram (98.8%), mengingat platform berbagi foto milik Facebook ini sedang naik daun dengan jumlah pengguna aktif mencapai satu miliar. Selain di IG, pemasar juga menjalankan influencer marketing di Youtube (41%) dan blog 28/9%). Penggunaan platform Twitter dan Facebook kurang populer untuk promosi oleh seleb medsos.

Lantas apakah menjadi seorang influencer itu merupakan 'profesi' yang menggiurkan? Belum tentu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun