Dari urusan yang kecil-kecil di atas, perlu juga dipastikan genteng-genteng tidak bocor dan barang-barang berharga terselamatkan saat banjir datang.
Sedia payung juga berarti operasi pemantauan terhadap pohon-pohon besar dan tiang-tiang billboard sudah digelar. Untuk memastikan tidak ada yang rubuh lalu menelan korban. Juga mengecat ulang marka jalan agar pengendara lebih waspada saat mendung memalamkan jalanan.
Saya lihat pemerintah Jakarta (juga aparat di daerah lainnya) sudah beraksi menormalkan aliran sungai, untuk selanjutnya membuat rekayasa aliran sungai saat debitnya melonjak agar banjir kiriman dari luar kota tidak melumpuhkan aktifitas pemerintah, bisnis dan pelaju (commuter) di kota-kota besar. Itu juga saya sebut sebagai sedia payung sebelum hujan.
Akhirul kalam, yang namanya musibah tidak pernah bisa dicegah, tapi manusia punya banyak waktu untuk menyambutnya. Dan sebagai bangsa yang tinggal di iklim tropis, kita patut bersyukur tidak mengalami cuaca yang ekstrem. Sepanas apapun kemarau, kita masih bisa beraktifitas di dalam dan luar ruang. Sederas apapun hujan, kegiatan yang dirancang tetap terlaksana dengan baik.
Dan sebagai wujud syukur, tidak berlebihan kalau kita menyediakan lebih banyak payung buat orang-orang sekitar. Menyediakan seribu payung untuk warga. Yang siap digunakan saat mereka membutuhkan. Dana-dana kemanusiaan sudah harus diparkir agar cepat terdistribusikan ketika bencana datang.
Semoga Allah melindungi kita semua di sepanjang musim hujan ini.