Mohon tunggu...
ISJET @iskandarjet
ISJET @iskandarjet Mohon Tunggu... Administrasi - Storyteller

Follow @iskandarjet on all social media platform. Learn how to write at www.iskandarjet.com. #katajet. #ayonulis. Anak Betawi. Alumni @PMGontor, @uinjkt dan @StateIVLP. Penjelajah kota-kota dunia: Makkah, Madinah, Tokyo, Hong Kong, Kuala Lumpur, Langkawi, Putrajaya, Washington DC, Alexandria (VA), New York City, Milwaukee, Salt Lake City, San Francisco, Phuket, Singapore, Rio de Janeiro, Sao Paulo, Dubai, Bangkok.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama featured

Berkat WhatsApp, Jam Kerja Bertambah, Pendapatan Berkurang

29 Oktober 2015   18:49 Diperbarui: 23 Mei 2019   14:29 35167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Waktu istirahat tersita. Waktu bersama keluarga terpotong. Waktu untuk bersenang-senang raib entah ke mana.

Belum lagi kalau sudah berurusan dengan email dan lampiran di dalamnya. Kita semakin masygul di depan layar, tidak memperdulikan kondisi sosial di rumah atau di luar kantor.

Ironisnya, tidak ada perusahaan yang menganggap rutinitas kerja-pakai-jempol sebagai bagian dari pekerjaan (setidaknya berdasarkan obrolan saya dengan banyak teman di banyak kantor). Perusahaan tidak memperhitungkan gejet sebagai bagian dari kerja. Apalagi mengkalkulasi jam kerja di ponsel ke dalam sistem penggajian boro-boro ke dalam sistem penilaian karyawan.

Walhasil, tidak ada ceritanya karyawan, misalnya, dapat tunjangan pulsa agar bisa terus produktif bekerja via ponsel dengan memanfaatkan aplikasi WA dan sejenisnya. Sementara pendapatannya berkurang untuk beli kuota internet biar bisa online terus.

Jam kerja pun masih diberlakukan sebagai biasa, kalau telat potong gaji dan berpengaruh ke penilaian karyawan. Padahal, tidak sedikit yang memanfaatkan waktu macet di jalan untuk tetap bekerja untuk perusahaan.

Persepsi perusahaan memang belum menempatkan gejet dan perkembangan aplikasi sosial di dalamnya sebagai ‘sesuatu’. Bahkan masih ada perusahaan yang melarang karyawannya Facebook-an atau sama sekali menutup akses media sosial lewat jaringan internet kantor, dengan alasan media sosial hanya menghabiskan jam kerja, menghabiskan kuota internet dan menghambat produktifitas karyawan.

Padahal karyawan adalah manusia internet yang hidupnya selalu terhubung ke internet. Memang belum semua karyawan seperti itu. Tapi dalam waktu dekat, percaya deh, tidak ada lagi generasi yang tidak terhubung ke internet.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun