Semarang (01/08) – Kasus positif COVID-19 meningkat setiap harinya dalam beberapa minggu terakhir, tetapi perekonomian masyarakat kian menurun.Â
Pemerintah mengeluarkan kebijakan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) untuk menekan angka kasus positif. Pemberlakuan PPKM menuai banyak pro-kontra dimana masyarakat harus memilih antara kesehatan atau perekonomian.
Walaupun sedang dalam masa PPKM, masyrakat yang terpaksa melakukan aktivitas di luar tetap harus mematuhi protokol kesehatan untuk mencegah penularan COVID-19.Â
Salah satu protokol kesehatan yang dikeluarkan oleh WHO (2020) dan Kementerian Kesehatan (2020) adalah mencuci tangan dengan menggunakan sabun selama 20 detik dengan langkah-langkah yang tepat. Hal ini dikarenakan, kontak dengan tangan merupakan salah satu media penyebaran virus COVID-19 yang sangat cepat dan cukup masif.
Terinspirasi dari hal tersebut, mahasiswa UNDIP melakukan pendampingan pembuatan sabun cuci tangan yang relatif mudah dan murah kepada ibu-ibu RT 04/RW 09, Kelurahan Tawangsari, Kota Semarang. Pamflet dan video tutorial juga dibagikan untuk mempermudah ibu-ibu dalam membuat sabun cuci tangan.
Pembuatan sabun cuci tangan ini hanya mengeluarkan biaya sekitar Rp 16.000,00 (enam belas ribu rupiah) saja untuk 1 liternya. Hal ini dapat dijadikan peluang bisnis oleh ibu-ibu rumah tangga untuk menambah pemasukan, dikarenakan masa pandemi ini, banyak orang kesulitan untuk mendapatkan uang sekaligus menerapkan protokol kesehatan, yaitu mencuci tangan.
Â